JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN tahun 2021, kursi Direktur Utama PLN yang sebelumnya diduduki Zulkifli Zaini digantikan oleh Darmawan Prasodjo. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham utama mengharapkan pergantian Dirut tersebut dapat mengakselerasi transformasi PLN khususnya dalam misi melakukan transisi energi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan bahwa sosok Zulkifli Zaini, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PLN sejak Desember 2019, dinilai layak untuk memimpin PLN. "Beliau memahami komitmen yang diemban," ujar Erick, Senin (6/12).
Dalam kurun waktu dua tahun, PLN telah memperbaiki kinerja keuangan dan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp345,4 trilliun dan mencapai laba bersih Rp5,99 Triliun pada tahun 2020. Laba ini naik 39,3 persen dibandingkan pada tahun 2019. PLN juga berhasil menurunkan jumlah rasio utang menjadi senilai Rp452,4 triliun.
Erick menambahkan, dalam kepemimpinan Zulkifli, usaha transformatif juga dilakukan secara paralel sebagai salah satu garda dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional selama pandemi COVID-19. Kontribusi PLN melalui Diskon Listrik dengan target penerima 31,4 juta rumah tangga di tahun 2020 dan 32,6 juta rumah tangga di tahun 2021, telah membantu menjaga kestabilan ekonomi dan sosial di masyarakat. "Saya yakin rekam jejak terbaik yang ditorehkan menjadi legacy dan pondasi untuk pemimpin berikutnya," tambah Erick.
Erick pun berpesan kepada Darmawan Prasodjo selaku Direktur Utama PLN yang baru, untuk melanjutkan upaya transformasi yang telah dilakukan dapat terus ditingkatkan. "Transisi energi yang dilakukan PLN perlu dilakukan terobosan sehingga tidak membebani negara dan masyarakat," beber Erick.
Tantangan transformasi PLN ke depan tidak hanya terbatas pada perbaikan finansial PLN tetapi juga bagaimana menghadapi tantangan jaman dimana energi yang lebih hijau, digitalisasi, servis kepada masyarakat serta penerapan "Ecolifestyle" menjadi kebutuhan utama demi menciptakan lingkungan yang berkesinambungan untuk generasi masa kini dan generasi masa depan.
"PLN perlu mempersiapkan diri untuk melakukan akselerasi bisnis dalam menghadapi trend baru seperti ekosistem kendaraan listrik dan berkolaborasi terkait electrifying lifestyle dengan pihak-pihak lain," tegas Erick.
Sementara itu, Zulkifli Zaini menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan seluruh pihak selama menjabat sebagai Direktur Utama PLN. "PLN, BUMN dengan aset 1600 triliun rupiah. Dukungan dari Menteri dan Wamen BUMN, Dewan Komisaris, dan stakeholder lain yang luar biasa untuk mengatasi tantangan dalam menerangi negeri dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," ujar Zulkifli.
Meski telah ditunjuk sebagai orang nomor satu di PLN, Darmawan belum mau berkomentar. Jawa Pos telah mencoba menghubungi Darmawan, namun hingga berita ini ditulis ia tak memberikan jawaban.
Terpisah, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro memandang, penunjukan Darmawan memang merupakan hak prerogative pemerintah. Meski begitu, jika melihat figur Darmawan, memang tak mengagetkan jika ia yang dipilih memimpin PLN.
"Dilihat dari pendidikan memang lengkap. Secara politik pun ia adalah kader PDIP dan bagian dari pemerintahan yang saat ini berkuasa. Jadi tidak mengherankan kalau beliau di posisi itu," ujarnya kepada Jawa Pos (JPG), Senin (6/12).
Seperti diketahui, sosok Darmawan merupakan seorang Ekonom Energi yang menghabiskan lebih dari 15 tahun di Amerika Serikat (AS). Ia menempuh studi dan berkarir sebagai konsultan-peneliti di Texas A&M University dan Duke University.
Tahun 2012 Darmawan kembali ke Indonesia dan memulai karir di beberapa perusahaan antara lain sebagai Direktur di Indonesia Center for Green Economy dan Kepala Jurusan di Prodi Green Economy di Surya University tahun 2012-2013.
Dengan latar belakang mumpuni di bidang green economy, sosoknya memang selaras dengan langkah PLN yang akan menggenjot transisi energi ke arah yang lebih ramah lingkungan.(agf/dee/jpg)