(RIAUPOS.CO) – SELAMA pandemi Covid-19 melanda Kota Bertuah, banyak masyarakat yang mulai mengisi waktu luang dengan menanam tanaman. Bahkan, media tanam yang paling banyak dipilih orang pada umumnya adalah pot bunga dengan karakter lucu dan mengemaskan, Sabtu (20/11).
Peluang inilah yang coba diambil oleh Syarifah Anum. Dengan hobi menanam yang ia gemari dan kepeduliannya terhadap limbah botol bekas yang banyak berserakan di sekitar tempat tinggalnya. Syarifa mencoba memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai guna dan lebih kreatif dengan sejumlah model dan karakter lucu.
Ditangan Warga Jalan Datuk Setiamaharaja Perumahan Permata Ratu Blok J No 6 RT 02 RW 11, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya ini, satu persatu botol air mineral dikumpulkannya dan dibersihkan dari sisa kotoran yang melekat.
Ia bahkan mengaku, saat mengumpulkan botol bekas tersebut belum ada ide apapun yang muncul untuk mengolah limbah ini, sehingga ia mencoba mencari inspirasi dengan mencari tau melalui sejumlah sosial media.
"Awalnya memang nggak kepikiran bakal buat produk pot bunga ini. Karena saya hanya mau mengumpulkan sampah yang banyak berserakan di lingkungan sekitar rumah untuk dimanfaatkan kembali. Pas coba liat di media sosial ada bentuk yang bagus dan saya coba buat sendiri di rumah, " katanya.
Apalagi lanjut Syarifah, tak banyak yang mengetahui bahaya limbah plastik, salah satunya terdapat pada botol bekas, karena kerap menjadi limbah yang mengganggu kelestarian alam. Sebab botol plastik dapat terurai tergantung pada jenis plastik yang digunakan dan proses terurainya bisa berlangsung antara 450 sampai 1.000 tahun.
"Daur ulang ini juga salah satu upaya saya pribadi dalam mengurangi limbah sampah di lingkungan sekitar khususnya yang kerap menyebabkan genangan,” ucapnya.
Bahkan menurut Syarifah, tak ada kendala berarti yang ia rasakan saat membuat berbagai produk unik dan lucu ini. Sehingga ia kerap membagikan ilmu yang ia dapatkan secara otodidak kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya untuk meningkatkan perekonomian keluarga mereka khususnya dimasa pandemi covid-19 seperti saat ini.
"Alhamdulillah produk ini sudah bisa diterima oleh masyarakat sekitar. Tadinya saya cuma buat untuk mempercantik tanaman saya saja. Tapi ternyata minat masyarakat cukup tinggi dan akhirnya saya coba jual melalui online dan offline, " imbuhnya.
Dia berharap dengan adanya hasil kreasi ini banyak masyarakat yang terbantu dan bisa memanfaatkan bahan limbah agar bisa mengurangi persoalan sampah yang ada di Kota Pekanbaru.
"Karena sampah kerap menyebabkan banjir serta kerusakan terhadap lingkungan," tegasnya.(ali)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru