Pedagang Menjerit, Telur Ayam Alami Penurunan Harga

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Akibat pemberlakuan PPKM beberapa waktu lalu membuat harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Bertuah mengalami penurunan harga, Ahad (19/9).

Di Pasar Agus Salim, tampak para pedagang lebih banyak duduk di lapak dagangannya, akibat sepinya pembeli yang disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat Kota Bertuah.

- Advertisement -

Bahkan, sejumlah komoditi di pasar tradisional juga mengalami penurunan yang signifikan seperti harga telur ayam yang kini turun dari harga sebelumnya Rp45. 000 per papan, kini turun menjadi Rp40.000 hingga Rp38. 000 per papan.

Menurut pedagang telur, Laila, sejak penerapan PPKM beberapa pekan lalu mulai berdampak pada harga bahan kebutuhan pokok di pasaran. Meskipun kini stok telur ayam yang ia jual cukup banyak. Namun akibat daya beli masyarakat yang turun juga menjadi alasan harga telur di Kota Bertuah mengalami penurunan.

- Advertisement -

Pasalnya sejumlah tempat usaha makan juga dipaksa tutup guna membantu pemerintah dalam menangani Covid-19. Akibatnya, jumlah pembelian telur ayam juga ikut menurun karena pedagang makanan yang gulung tikar.

"Semenjak PPKM itulah kami sudah menjerit. Langganan sudah banyak yang tidak bisa jualan lagi. Kalau pun jualan mereka dibatasi," kata dia.

Dirinya berharap perekonomian di Kota Bertuah dapat kembali seperti dulu dan Covid-19 dapat segera berakhir.

"Kalau masih dibatasi seperti ini, daya beli masyarakat pun turun. Jauh penurunannya yang kami rasakan hingga 50 persen. Kami hanya berharap pemerintah daerah dapat memberikan kebijaksanaan terhadap rakyat kecil yang menafkahi dirinya dengan berjualan. Kalau bisa jangan lah dirazia setiap malam. Makin sepi omset jualan kami," ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Fitri, salah seorang pembeli telur ayam. Menurutnya semenjak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia dan Kota Pekanbaru membuat masyarakat kecil kian menjerit.

Pasalnya, akibat pandemi masyarakat banyak yang kehilangan pekerjaan, sedangkan bantuan dari pemerintah setempat juga tidak kunjung turun secara merata. Sehingga ia pun memutar otak dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Jangankan untuk beli telur sepapan, bisa beli beberapa butir saja sudah syukur. Saya berharap pemerintah dapat segera mengembalikan perekonomian seperti sedia kala. Dan kembali membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat yang terkena dampak pandemi ini," tuturnya.(ayi)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Akibat pemberlakuan PPKM beberapa waktu lalu membuat harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Bertuah mengalami penurunan harga, Ahad (19/9).

Di Pasar Agus Salim, tampak para pedagang lebih banyak duduk di lapak dagangannya, akibat sepinya pembeli yang disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat Kota Bertuah.

Bahkan, sejumlah komoditi di pasar tradisional juga mengalami penurunan yang signifikan seperti harga telur ayam yang kini turun dari harga sebelumnya Rp45. 000 per papan, kini turun menjadi Rp40.000 hingga Rp38. 000 per papan.

Menurut pedagang telur, Laila, sejak penerapan PPKM beberapa pekan lalu mulai berdampak pada harga bahan kebutuhan pokok di pasaran. Meskipun kini stok telur ayam yang ia jual cukup banyak. Namun akibat daya beli masyarakat yang turun juga menjadi alasan harga telur di Kota Bertuah mengalami penurunan.

Pasalnya sejumlah tempat usaha makan juga dipaksa tutup guna membantu pemerintah dalam menangani Covid-19. Akibatnya, jumlah pembelian telur ayam juga ikut menurun karena pedagang makanan yang gulung tikar.

"Semenjak PPKM itulah kami sudah menjerit. Langganan sudah banyak yang tidak bisa jualan lagi. Kalau pun jualan mereka dibatasi," kata dia.

Dirinya berharap perekonomian di Kota Bertuah dapat kembali seperti dulu dan Covid-19 dapat segera berakhir.

"Kalau masih dibatasi seperti ini, daya beli masyarakat pun turun. Jauh penurunannya yang kami rasakan hingga 50 persen. Kami hanya berharap pemerintah daerah dapat memberikan kebijaksanaan terhadap rakyat kecil yang menafkahi dirinya dengan berjualan. Kalau bisa jangan lah dirazia setiap malam. Makin sepi omset jualan kami," ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Fitri, salah seorang pembeli telur ayam. Menurutnya semenjak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia dan Kota Pekanbaru membuat masyarakat kecil kian menjerit.

Pasalnya, akibat pandemi masyarakat banyak yang kehilangan pekerjaan, sedangkan bantuan dari pemerintah setempat juga tidak kunjung turun secara merata. Sehingga ia pun memutar otak dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Jangankan untuk beli telur sepapan, bisa beli beberapa butir saja sudah syukur. Saya berharap pemerintah dapat segera mengembalikan perekonomian seperti sedia kala. Dan kembali membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat yang terkena dampak pandemi ini," tuturnya.(ayi)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya