Minggu, 10 November 2024

4 Film Indonesia Lolos dalam BIFF 2021

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Di tengah bioskop tanah air yang mati suri, dunia perfilman tanah air datang dengan kabar gembira. Ada 4 film karya anak negeri berhasil lulus seleksi dalam Busan International Film Festival (BIFF) yang akan digelar di Busan, Korea Selatan, pada 6-15 Oktober 2021.

Keempat film tersebut adalah Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, Penyalin Cahaya, Yuni, dan Laut Memanggilku.

- Advertisement -

Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas dan film Yuni terseleksi masuk dalam program A Window on Asian Cinema di BIFF. Sementara film pendek Laut Memanggilku besutan Tumpal Tampubolon, terseleksi masuk ke dalam kompetisi film pendek program Wide Angle dalam Busan International Film Festival.

Dan yang terakhir, film Penyalin Cahaya karya Wregas Bhanuteja juga diumumkan lulus seleksi masuk ke Busan International Film Festival untuk program New Currents. Dalam program ini, baru ada tiga film Indonesia yang berhasil lulus. Sebelumnya ada dua film yang behasil lulus yaitu film Babi Buta Yang Ingin Terbang pada 2008 dan The Mirror Never Lies pada 2011.

Baca Juga:  Kecelakaan Maut Telan Korban Jiwa

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah sebuah film yang adaptasi dari novel karya Eka Kurniawan dan disutradarai oleh Edwin. Film ini berhasil meraih Golden Leopard dalam Locarno International Film Festival pada Agustus 2021 lalu.

- Advertisement -

Filmnya kembali terseleksi dalam Busan International Film Festival 2021, Meiske Taurisia selaku produser Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas mengaku sangat senang dan bangga. Ia pun mengaku punya kenangan menarik dengan festival film kenamaan di kawasan Asia itu.

"Busan akan selalu menempati tempat yang spesial karena film pertama kami, Babi Buta Yang Ingin Terbang, 2008, sutradara Edwin dan saya sebagai produser berkompetisi dalam program New Currents.

Baca Juga:  Komisi X DPR Tolak Penerimaan Guru Skema PPPK 

 Sebuah program kompetisi untuk film pertama dan kedua yang didedikasikan untuk new discovery sutradara-sutradara muda Asia," tutur Meiske Taurisia dalam keterangan tertulis diterima JPG, Rabu (15/9).

Ifa Isfansyah, produser dari film Yuni mengungkapkan, hal senada. Ia mengaku senang sekali filmnya lulus seleksi dalam Busan International Film Festival tahun ini. Dia bahkan menyatakan memang sangat mengharapkan film filmnya bisa masuk ke dalam Busan.(jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Di tengah bioskop tanah air yang mati suri, dunia perfilman tanah air datang dengan kabar gembira. Ada 4 film karya anak negeri berhasil lulus seleksi dalam Busan International Film Festival (BIFF) yang akan digelar di Busan, Korea Selatan, pada 6-15 Oktober 2021.

Keempat film tersebut adalah Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, Penyalin Cahaya, Yuni, dan Laut Memanggilku.

- Advertisement -

Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas dan film Yuni terseleksi masuk dalam program A Window on Asian Cinema di BIFF. Sementara film pendek Laut Memanggilku besutan Tumpal Tampubolon, terseleksi masuk ke dalam kompetisi film pendek program Wide Angle dalam Busan International Film Festival.

Dan yang terakhir, film Penyalin Cahaya karya Wregas Bhanuteja juga diumumkan lulus seleksi masuk ke Busan International Film Festival untuk program New Currents. Dalam program ini, baru ada tiga film Indonesia yang berhasil lulus. Sebelumnya ada dua film yang behasil lulus yaitu film Babi Buta Yang Ingin Terbang pada 2008 dan The Mirror Never Lies pada 2011.

- Advertisement -
Baca Juga:  50 Kepala Daerah Dikonfirmasi Hadir

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah sebuah film yang adaptasi dari novel karya Eka Kurniawan dan disutradarai oleh Edwin. Film ini berhasil meraih Golden Leopard dalam Locarno International Film Festival pada Agustus 2021 lalu.

Filmnya kembali terseleksi dalam Busan International Film Festival 2021, Meiske Taurisia selaku produser Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas mengaku sangat senang dan bangga. Ia pun mengaku punya kenangan menarik dengan festival film kenamaan di kawasan Asia itu.

"Busan akan selalu menempati tempat yang spesial karena film pertama kami, Babi Buta Yang Ingin Terbang, 2008, sutradara Edwin dan saya sebagai produser berkompetisi dalam program New Currents.

Baca Juga:  Mahfud MD: Setahu Saya Tak Ada Lagi Pembatasan WNA ke Papua

 Sebuah program kompetisi untuk film pertama dan kedua yang didedikasikan untuk new discovery sutradara-sutradara muda Asia," tutur Meiske Taurisia dalam keterangan tertulis diterima JPG, Rabu (15/9).

Ifa Isfansyah, produser dari film Yuni mengungkapkan, hal senada. Ia mengaku senang sekali filmnya lulus seleksi dalam Busan International Film Festival tahun ini. Dia bahkan menyatakan memang sangat mengharapkan film filmnya bisa masuk ke dalam Busan.(jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari