SORONG (RIAUPOS.CO) – Upaya keras Pemerintah menangani pandemi Covid-19, baik di sektor hulu maupun hilir, telah memperlihatkan dampak yang signifikan dengan melandainya Kasus Konfirmasi Harian dan Kasus Aktif Covid-19.
Dengan dukungan aktif dari seluruh komponen masyarakat, konfirmasi kasus harian secara nasional yang pada bulan Juli 2021 memuncak hingga 56.757 kasus harian telah terkonfirmasi menurun per 30 Agustus 2021 menjadi 5.436 kasus harian.
Isolasi Terpusat (Isoter) Terapung yang diinisiasi oleh Pemerintah dan telah beroperasi sejak 21 Agustus 2021, merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah menangani Covid-19 di sektor hilir. Isoter Terapung sebanyak 5 kapal yang disiapkan Pemerintah bagi pasien Covid-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan tersebut, dialokasikan di Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Jayapura, dan Pelabuhan Sorong.
“Pemerintah telah menyiapkan fasilitas ini. Saya berharap masyarakat dapat maksimal memanfaatkannya. Di Isoter Terapung KM Sirimau ini penanganannya sudah baik dan Saya berharap semua kota bisa mengikuti best practice yang ada di Kota Sorong,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika meninjau langsung KM Sirimau sebagai lokasi Isoter Terapung di Pelabuhan Sorong, Jumat (3/9/2021). Pelabuhan Sorong sendiri akan dikembangkan lebih lanjut dan menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dengan ditangani oleh 2 dokter serta 8 perawat dan dukungan penuh dari TNI dan Polri, pada KM Sirimau disiapkan sebanyak 160 tempat tidur untuk pasien Covid-19. Sejak semakin membaiknya kondisi penanganan Covid-19 di Kota Sorong, tercatat 5 orang pasien Covid-19 yang masih dirawat di KM Sirimau pada awal September ini. Dua speedboat juga disiapkan untuk mobilisasi tenaga kesehatan dan pasien serta pengangkutan logistik.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyapa para pasien yang sedang melakukan isolasi dan memastikan bahwa pelayanan yang didapatkan oleh pasien tersebut maksimal dan sesuai standar. Selain itu, Menko Airlangga juga memberikan bantuan berupa sembako dan masker kepada para tenaga kesehatan, tenaga keamanan dan tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Sorong.
Isoter yang dioperasikan di atas laut ini menggunakan kapal yang tidak sedang beroperasi. Selain memanfaatkan fasilitas keberadaan kapal, udara yang mengandung klorin dalam isoter terapung bisa menstilmulus dan mempercepat kesembuhan. Adanya tempat isolasi dengan konsep ini menarik antusiasme masyarakat untuk mau di isolasi secara terpusat sehingga menyebabkan semakin banyak pasien Covid-19 yang terpantau dan mendapat pelayanan kesehatan maksimal dari masyarakat.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Provinsi Papua Barat ini, Menko Airlangga juga meninjau sentra vaksinasi yang ditargetkan bagi 1.000 orang warga Kota Sorong. Vaksinasi merupakan penanganan Covid-19 di hulu. Khusus untuk Provinsi Papua Barat, 203 ribu warga telah divaksin dosis pertama atau mencapai 25,67 persen. Diwilayah barat Pulau Papua ini, Kabupaten Manokwari menjadi yang tertinggi pencapaiannya hingga 45,86 persen.
“Secara nasional, lebih dari 100 juta dosis telah disuntikkan. Di bulan Agustus dan September ini datang 70 juta dosis vaksin. Saya berharap vaksinasi bisa dipercepat, khususnya di Provinsi Papua Barat. Apalagi didukung oleh TNI, Polri, dan Bidan. Vaksinasi bisa dipercepat penyuntikannya termasuk untuk Ibu hamil dan anak-anak usia 12-17 tahun,” kata Menko Airlangga.
Dalam peninjauan ini, Suci Rahmadhani dan Olivia Maria Gracia Yabarmase yang merupakan siswi kelas 8 dari SMP 9 Sorong berkesempatan untuk berfoto bersama dengan Menko Airlangga setelah mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama. Menko Airlangga yang didampingi oleh Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan Wali Kota Sorong Lambert Jitmau juga berdialog singkat sekaligus menyemangati kedua siswi sebagai penerus bangsa masa depan.
“Di Provinsi Papua Barat sudah ada Isoter Terapung, ada juga sentra vaksin untuk masyarakat dan anak-anak. Saya lihat antusiasnya. Jika antusiasme ini terus dijaga, saya optimis Provinsi Papua Barat secara keseluruhan dapat membaik dan konsisten menjadi kelompok wilayah zona hijau atau zonasi risiko rendah Covid-19,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Perindustrian, Juru Bicara Satgas Covid-19, Anggota DPR RI, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, serta Deputi Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM.
Editor: Eka G Putra