Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Vaksin Nusantara Masih Tahap Penelitian

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Kesehatan merespons pemakaian Vaksin Nusantara oleh beberapa pejabat. Masyarakat diminta memahami bahwa vaksin itu masih masuk tahap penelitian. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Sabtu (28/8) menyampaikan, Vaksin Nusantara dapat diakses masyarakat.

Namun, penyuntikan vaksin itu merupakan pelayanan berbasis penelitian secara terbatas. Masyarakat harus memahami risiko dari penyuntikan vaksin yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu. "Masyarakat yang menginginkan Vaksin Nusantara atas keinginan pribadi nanti diberi penjelasan terkait manfaat hingga efek sampingnya oleh peneliti," kata Nadia. Jika pasien setuju, Vaksin Nusantara baru bisa diberikan.

Sejauh ini, pengembangan Vaksin Nusantara baru memasuki tahap penelitian. Penelitian tersebut berdasar nota kesepahaman atau MoU antara Kementerian Kese­hatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan TNI Angkatan Darat pada April lalu. Bunyi perjanjian itu adalah penelitian berbasis pelayanan menggunakan sel dendritik untuk meningkatkan imunitas terhadap virus SARS-CoV-2.

Dia menegaskan bahwa Vaksin Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran autologous atau bersifat individual. "Sel dendritik bersifat autologous. Artinya, materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri," jelas dia. Dengan demikian, produk vaksin itu tidak bisa digunakan untuk orang lain. "Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri," tambah Nadia.

Baca Juga:  IBT Pelita Indonesia Gelar Yudisium Daring

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meninjau kegiatan Vaksinasi Kolaborasi Kebangsaan yang digelar di Taman Cappelen, Kebun Raya Bogor, Sabtu (28/8). Kegiatan itu diperuntukkan para pelajar berusia 12–18 tahun dan menyasar sekitar 1.250 peserta. Kegiatan vaksinasi serupa dilaksanakan secara serentak di sejumlah wilayah lain dengan total peserta mencapai 16.279 orang.

Presiden meminta kegiatan vaksinasi terus dilaksanakan. Tujuannya, tercipta kekebalan komunal di masyarakat. "Kalau ada kekurangan vaksin, segera sampaikan ke gubernur atau langsung ke menteri. Sehingga semuanya bisa segera rampung, cepat selesai vaksinasinya," ujar Jokowi.

Terpisah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan pelaksanaan PPKM ke Sulawesi. "Penerapan PPKM di Sulawesi mulai membuahkan hasil. Selama Agustus ini, kasus aktif mulai turun rata-rata -8,77 persen," katanya.

Di antara enam provinsi di wilayah Sulawesi, lima provinsi turun cukup signifikan. Hanya Sulawesi Tengah yang masih naik angkanya. Namun, pada pekan ke-3 dan 4 Agustus ini mulai melandai dan trennya menurun. Rata-rata kasus aktif 9.032 pada pekan ke-4, turun dari pekan sebelumnya dengan rata-rata 10.054 kasus.

Baca Juga:  Wakil Presiden Senang Muktamar NU Berakhir Menyenangkan

Airlangga selaku ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) juga meninjau Kampung Tangguh, Kelurahan Talise Valangguni, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Lokasi tersebut merupakan desa percontohan dalam menerapkan prokes. Dia melihat pula fasilitas isolasi terpusat (isoter) di gedung BPSDM Provinsi Sulteng dan mengecek langsung pelaksanaan vaksinasi di halaman kantor gubernur yang diselenggarakan Dinkes Provinsi Sulteng.

"Dengan kunjungan ini, kami menargetkan pada PPKM ke depan Sulawesi Tengah dapat turun ke level 3. Upaya yang harus dilakukan tinggal sedikit lagi karena angka mobilitas sudah turun dan kasus aktif turun ke tingkat 2. Hanya, tingkat BOR di Sulawesi Tengah masih tinggi. Tinggal menambah jumlah konversi tempat tidur dan memanfaatkan isoter," ujar Airlangga.(lyn/dee/c19/fal/jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Kesehatan merespons pemakaian Vaksin Nusantara oleh beberapa pejabat. Masyarakat diminta memahami bahwa vaksin itu masih masuk tahap penelitian. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Sabtu (28/8) menyampaikan, Vaksin Nusantara dapat diakses masyarakat.

Namun, penyuntikan vaksin itu merupakan pelayanan berbasis penelitian secara terbatas. Masyarakat harus memahami risiko dari penyuntikan vaksin yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu. "Masyarakat yang menginginkan Vaksin Nusantara atas keinginan pribadi nanti diberi penjelasan terkait manfaat hingga efek sampingnya oleh peneliti," kata Nadia. Jika pasien setuju, Vaksin Nusantara baru bisa diberikan.

- Advertisement -

Sejauh ini, pengembangan Vaksin Nusantara baru memasuki tahap penelitian. Penelitian tersebut berdasar nota kesepahaman atau MoU antara Kementerian Kese­hatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan TNI Angkatan Darat pada April lalu. Bunyi perjanjian itu adalah penelitian berbasis pelayanan menggunakan sel dendritik untuk meningkatkan imunitas terhadap virus SARS-CoV-2.

Dia menegaskan bahwa Vaksin Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran autologous atau bersifat individual. "Sel dendritik bersifat autologous. Artinya, materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri," jelas dia. Dengan demikian, produk vaksin itu tidak bisa digunakan untuk orang lain. "Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri," tambah Nadia.

- Advertisement -
Baca Juga:  Kereb, User WhatsApp Bisa Lakukan Hal Ini Saat Video Call

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meninjau kegiatan Vaksinasi Kolaborasi Kebangsaan yang digelar di Taman Cappelen, Kebun Raya Bogor, Sabtu (28/8). Kegiatan itu diperuntukkan para pelajar berusia 12–18 tahun dan menyasar sekitar 1.250 peserta. Kegiatan vaksinasi serupa dilaksanakan secara serentak di sejumlah wilayah lain dengan total peserta mencapai 16.279 orang.

Presiden meminta kegiatan vaksinasi terus dilaksanakan. Tujuannya, tercipta kekebalan komunal di masyarakat. "Kalau ada kekurangan vaksin, segera sampaikan ke gubernur atau langsung ke menteri. Sehingga semuanya bisa segera rampung, cepat selesai vaksinasinya," ujar Jokowi.

Terpisah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan pelaksanaan PPKM ke Sulawesi. "Penerapan PPKM di Sulawesi mulai membuahkan hasil. Selama Agustus ini, kasus aktif mulai turun rata-rata -8,77 persen," katanya.

Di antara enam provinsi di wilayah Sulawesi, lima provinsi turun cukup signifikan. Hanya Sulawesi Tengah yang masih naik angkanya. Namun, pada pekan ke-3 dan 4 Agustus ini mulai melandai dan trennya menurun. Rata-rata kasus aktif 9.032 pada pekan ke-4, turun dari pekan sebelumnya dengan rata-rata 10.054 kasus.

Baca Juga:  Gugus Tugas Beberkan Peta Persebaran Covid-19

Airlangga selaku ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) juga meninjau Kampung Tangguh, Kelurahan Talise Valangguni, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Lokasi tersebut merupakan desa percontohan dalam menerapkan prokes. Dia melihat pula fasilitas isolasi terpusat (isoter) di gedung BPSDM Provinsi Sulteng dan mengecek langsung pelaksanaan vaksinasi di halaman kantor gubernur yang diselenggarakan Dinkes Provinsi Sulteng.

"Dengan kunjungan ini, kami menargetkan pada PPKM ke depan Sulawesi Tengah dapat turun ke level 3. Upaya yang harus dilakukan tinggal sedikit lagi karena angka mobilitas sudah turun dan kasus aktif turun ke tingkat 2. Hanya, tingkat BOR di Sulawesi Tengah masih tinggi. Tinggal menambah jumlah konversi tempat tidur dan memanfaatkan isoter," ujar Airlangga.(lyn/dee/c19/fal/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari