PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sudah lama pengendara roda dua dan warga sekitar mengeluhkan minimnya keberadan lampu penerangan jalan umum (PJU) rambu lalu lintas di Jalan Siak II tak jauh dari Jembatan Siak II. Pasalnya, lokasi di Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai tersebut sering terjadi kecelakaan.
Pantauan Riau Pos di lokasi, Kamis (26/08), terlihat ada dua jalur yang menjadi pemisah antara jalur Jembatan Siak II lama dan duplikat Jembatan Siak II. Tidak ada penerangan yang terpasang di sekitar jalan tersebut. Pada malam hari, rambu pemberitahuan dua jalur pun tak terlihat karena kurangnya cahaya.
Mailis, seorang pemilik warung yang berada di tepi Jalan Siak II menuturkan bahwa mereka sering menyaksikan kecelakaan di jalan tersebut terjadi akibat tidak adanya penerangan di jalan. Menurut Mailis, penerangan yang minim mengakibatkan banyak kendaraan yang tidak melihat adanya penyempitan jalur dari arah Jembatan Siak II lama.
’’Di sana kan satu jalur, terus tiba di sini sudah dua jalur. Jadi orang ni ngikutin jalur yang lama. Kadang mobil terobos sampai jalan ini rupanya sudah dua jalur saja," terang Mailis.
’’Karena nggak ada lampu, orang nggak tahu. Gelap sekali kalau malam di sini. Dari awal jembatan baru ini rampung, memang sudah gelap," lanjutnya.
Mailis dan keluarganya merasa peduli dan tergerak untuk membantu membersihkan pasir-pasir yang memenuhi jalan tersebut. "Kalau sekarang ini masih kecelakaan kecil aja, kayak motor. Kemarin kan jalan itu berpasir, tapi sekarang sudah kami bersihin, karena kasihan juga," ungkapnya.
Lebih lanjut, Mailis mengaku bahwa belum pernah secara langsung mengadukan keluhan kepada pihak kecamatan ataupun keluharan. ’’Belum ada coba-coba protes, saya bantu-bantu share ke Instagram aja, tag akun info di Pekanbaru, karena yang mera sakan ini cuma kami-kami orang kedai aja, RT RW kan tinggal di dalam, kalau kami kan karena kami tinggal di tepi jalan ini," terangnya. Mailis mengatakan, bahwa satu-satunya sumber pencahayaan jalan di malam hari hanya berasal dari warung-warung yang berada di tepi jalan.
Mailis berharap pencahayaan di sekitar Jalan Siak II ditambah.
’’Berharapnya pencahayaan di depan ini ditambah, masak di jembatan saja, jauh jaraknya, lampu jembatan juga redup itu," ujarnya. "Satu lagi, rambu-rambunya kalau bisa yang mantulin cahaya itu lah," harapnya.
Sementara itu, Herman, menuturkan bahwa belum ada korban jiwa dalam setiap kecelakaan yang terjadi. Namun yang paling parah, korban mengalami luka di bagian kepala dan diketahui koma akibat menabrak kendaraan dari arah berlawanan.
"Belum ada korban jiwa sampai sekarang, luka luka gitu aja, pernah yang sekalinya parah kecelakaan, karena gelap juga kan, adu kambing dia, satu arah dari sana, satu dari sini, adu kambing di tengah tu, koma dia itu, karena sudah keluar darah dari telinganya, tapi kami gak tahu lagi kabarnya," jelas Herman.
"Kadang hampir tiap malam, mobil salah jalur, kadang mau adu kambing. Rambu-rambu ini kurang mantulin cahaya, apalagi jalan gelap," ujar Herman. Ia juga mengungkapkan bahwa tidak ada rambu-rambu penyempitan jalan dari arah jalan dua jalur, sehingga kendaraan hampir saling menabrak.
"Satu lagi, rambu-rambu penyempitan jalan tidak ada, yang dari sana, kadang mobil-mobil besar sudah tahu jalannya mau penyempitan tapi dipaksa juga kayak jalan dua jalur. Jadi pas di sini kendaraan hampir beradu," tambahnya lagi.
"Saya berharap segera dikasih lampu penerangan lah. Terus rambu-rambunya juga ditambah lagi di sana. Karena bukan dari arah sini juga yang bahaya, dari arah sana juga. Kadang kasihan ada yang bawa anak kecil, terus terjatuh," ujar Herman.(lim)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Rumbai