Berbekal semangat kemanunggalan bersama masyarakat, TNI terus mempersembahkan pengabdian bagi negeri. Lewat pembangunan fisik dan nonfisik yang tak berhenti, kendati berjibaku di tengah deraan pandemi Covid-19.
Laporan: ZULFADHLI (Bagansiapiapi)
TANGAN-TANGAN prajurit yang terampil memainkan senjata itu, tak kalah cekatan saat mengaduk semen, membuat pondasi, memplester, hingga memasang rangka atap. Sampai akhirnya terwujudlah satu unit rumah layak huni (RLH) dalam tempo relatif singkat, kurang dari satu bulan.
Di bawah temaram senja, disapu cahaya matahari yang lemah menuju malam, Jumat (9/7) Riau Pos sampai ke lokasi yang merupakan sasaran fisik ke-10 dari program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-111 Kodim 0321/Rohil.
Rumah didominasi warna cokelat pupus paduan putih, di Dusun Suka Mulya Jaya, Kepenghuluan Bagan Sinembah Jaya, Kecamatan Bagan Sinembah Raya tersebut sudah bisa ditempati sepekan sebelum program TMMD ditutup pada 14 Juli 2021. Pemilik rumah Dede Anggraini (25) dan suaminya Karnadi menjadi orang yang paling berbahagia saat itu. Betapa tidak, rumahnya menjadi sasaran pembangunan dari program TMMD tanpa pernah disangka. Apalagi melihat kondisi bangunan yang bagus, berdinding permanen dan berlantai keramik. Sangat kontras, bila dibandingkan dengan rumah aslinya.
"Alhamdulillah, kami senang sekali mendapatkan bantuan ini. Terima kasih bapak-bapak TNI, terima kasih TMMD yang sudah membangun rumah kami sehingga layak ditempati, jauh lebih bagus dibandingkan sebelumnya," tutur Dede terharu.
Rumahnya dulu, bisa dikatakan berupa dinding dan atap yang dibangun di atas gundukan tanah. Gundukan itu ditutupi dengan alas sebagai lantai dan mereka menetap sejak 2012.
"Jadi kalau hujan, air masuk karena ada bagian atap atau dinding yang bocor," kata Dede mengenang hunian lamanya.
Tidak memiliki kerja tetap membuat keluarga ini hidup seadanya. Karnadi merupakan buruh dodos sawit, dengan penghasilan yang tak menentu. Untuk makan sehari-hari saja mereka terbatas, apalagi untuk membangun rumah yang layak.
Maka ketika tim melakukan survei ke lapangan menentukan siapa penerima paling tepat di wilayah tersebut pilihan pertama jatuh pada rumah Dede. Selain orang tua Debi Ermala (8) dan Andira (4) itu yang menerima program serupa, yakni Siti Halimah Hasibuan. "Rumah mereka yang paling buruk dibandingkan warga lainnya di sini," tutur Dan Satgas Dan SSK TMMD Lettu Inf Sudarwanto menyebutkan alasan.
Cepatnya pembangunan rumah itu tidak terlepas dari semangat kemanunggalan yang terjalin dengan baik antara personel TNI dan warga sekitar. "Personel dengan dibantu warga ada sekitar 15 orang. Ini kondisinya sudah 95 persen, besok tinggal pengecatan. Masih ada beberapa hari lagi, menjelang tuntas," tutur Sudarwanto.
Proses seleksi yang dilakukan sama: tahapan survei ke lapangan. Kemudian mengamati langsung kondisi rumah, orang yang tinggal, serta pekerjaannya dalam mencukupi keperluan hidup. Saat didatangi, terlihat rumah baru Siti Halimah Hasibuan (61) bahkan telah diterangi listrik. Guru ngaji ini sebelumnya menempati sepetak rumah reyot, minim perbaikan, dia tinggal sebatang kara sejak suaminya wafat pada 2004 silam.
Untuk bertahan hidup, Halimah memanfaatkan hasil dari kebun. Ia berasal dari daerah Kisaran, Sumut yang pada awal 90-an memilih pindah ke daerah yang kini masuk sebagai salah satu wilayah Bagan Sinembah Raya tersebut.
"Bersama suami dulu membeli lahan ini, sebelum dibangun yang sekarang ya rumah reyot. Rasanya tak terhingga, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Menangis saya, ini rezeki yang tak disangka-sangka," ujar Halimah menyikapi pembangunan rumah dari sasaran TMMD tersebut.
Menurutnya bangunan rumah itu bagus, nyaman dan terlebih akan membuat anak-anak yang belajar ngaji akan menjadi betah. Saat ini adalah 20-an anak-anak di sekitar tempat tinggalnya yang belajar iqro dan Alquran.
"Saya tak bisa membalasnya. Terima kasih sebesarnya kepada bapak TNI, semua yang sudah membangun ini. Semoga segala budi baiknya dibalas Allah dengan pahala berlipat ganda," tutur Halimah.
Menjangkau Pembangunan di Ujung Negeri
Pada TMMD ke-111 Kodim 0321/Rohil, terdapat dua wilayah kecamatan yang menjadi sasaran yaitu Bagan Sinembah Raya dan Kecamatan Pekaitan. Pekaitan kendati merupakan kecamatan yang cukup lama dibentuk, berselang satu tahun sejak pembentukan Kabupaten Rohil lewat Perda Kabupaten Rohil Nomor 2 Tahun 2010, namun kondisi infrastruktur jalan ataupun jembatan masih terbatas.
Sementara Bagan Sinembah Raya merupakan kecamatan baru, sebagai pemekaran dari Bagan Sinembah yang bersamaan pembentukannya dengan Kecamatan Balai Jaya, berdasarkan Perda Rohil Nomor 9 Tahun 2014. Jarak tempuh dari Bagansiapiapi, Ibukota Rohil ke lokasi sasaran pembangunan RLH di Basira cukup jauh. Hampir lima jam. Hal itu dipengaruhi oleh faktor jalan lintas sumatera yang dilalui, cukup ramai dilintasi kendaraan-kendaraan besar berupa truk CPO, minyak maupun bus antar propinsi. Di tengah kondisi jalan lintas seperti itu mempengaruhi laju kendaran lain pada umumnya.
Sedangkan untuk mencapai ke lokasi rumah Siti Halimah, tidak bisa mengunakan mobil. Saat mendatangi langsung rumah tersebut, Riau Pos dibonceng Dan SKK TMMD Lettu Inf Sudarwanto, menaiki sebuah motor trail berwarna merah.