SIAK (RIAUPOS.CO) – Situasi Kampung Teluk Lanus semakin mencekam. Sejak tiga hari ini harimau masih terus berkeliaran. Bahkan hingga Senin (28/6) malam. Perangkat Desa, Kaur Pemerintahan Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kenang bersama empat warga, dua polisi kehutanan dari BBKSDA, dua personel TNI melakukan penjagaan, sebab saat magrib harimau sudah mulai berkeliaran dan menampakkan diri.
"Sepertinya jumlahnya tidak satu ekor, karena jejaknya sangat banyak. Kami perkirakan jumlahnya lebih dari satu," jelas Kenang.
Jumlahnya lebih dari satu diprediksinya, selain karena jejaknya yang banyak juga, harimau menghabiskan ayam satu kandang yang jumlahnya ratusan. Hari berikutnya makan anjing, dan hari berikutnya lagi makan kambing.
Tentu saja situasi ini sangat meresahkan warga. Warga yang bekerja jauh dari kampung, sejak beberapa hari lalu sudah tidak bekerja. Sementara warga yang kebunnya tidak jauh, masih beraktivitas, namun tetap berkelompok dan siang hari sudah pulang ke kediaman masing-masing. "Kami melakukan pembatasan terhadap aktivitas warga. Termasuk anak sekolah dan warga lainnya. Kami tidak ingin ada warga yang menjadi korban," sebutnya.
Sementara langkah yang mereka lakukan hingga malam hanya berjaga dan mengawasi. Peralatan yang mereka bawa, untuk warga hanya membawa senter dan ponsel. Sedangkan polisi kehutanan membawa senjata. Namun menurut polisi kehutanan, senjata yang mereka bawa tidak bisa menembus harimau itu, sementara Babinsa, membawa golok dan sangkur. "Artinya peralatan kami hanya seadanya. Sementara hal ini sangat membahayakan. Kami berjaga di sekitar kamera trap," ungkap Kenang.
Warga inginnya harimau dibunuh, tapi tentu hewan dilindungi itu tidak boleh dibunuh. Konflik harimau dengan manusia, benar-benar terjadi di sini. "Saya yakin harimau harimau itu sudah kehabisan makanan, makanya turun ke kampung. Kami mengharapkan adanya solusi, sehingga kehidupan kami di sini menjadi tenang, tidak resah seperti saat ini," ungkap Kenang.
Dikatakan Kenang, setiap rumah di Teluk Lanus ini beternak ayam, rata rata ayamnya satu kandang, selain beternak ayam, banyak juga warga yang beternak kambing dan sapi. Dengan sudah adanya ayam, kambing, dan anjing yang dimangsa, tentu warga yang sudah menjaga ternaknya berbulan bukan bahkan bertahun tidak ingin ternaknya menjadi mangsa. Dan sebaliknya berharap harimau itu dibunuh saja biar tidak berkeliaran lagi.
Pantau Harimau, Pasang 8 Unit Camera Trap
Menindak lanjuti adanya laporan kemunculan harimau sumatera di Dusun Tiga, Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Siak, Sabtu (26/6) lalu, Balai Besar KSDA Riau langsung bergerak cepat. Mereka menurunkan tim Wildlife Respon Unit ke lokasi kejadian.
"Petugas kami di lapangan saat ini telah memasang camera trap sebanyak 8 unit yang dipasang di jalur-jalur harimau sumatera yang ada di sana. Selain itu juga memasang rambu-rambu peringatan," ujar Kepala Bidang KSDA Wilayah II, Heru Sutmantoro, Senin (28/6).
Selain itu, pihak Balai Besar KSDA Riau juga mengharapkan kepada masyarakat tidak terlalu resah dengan kehadiran petugas yang saat ini tengah berada di lapangan dalam mendampingi masyarakat di sana. Menurut Heru, diduga harimau tersebut merupakan individu yang pernah muncul di barak pekerja perusahaan kelapa sawit beberapa waktu lalu. Ia memberikan solusi pencegahan agar hewan ternak bisa aman dari incaran binatang buas, di antaranya bisa dengan bunyi-bunyian, memukul tiang listrik atau sebagainya.(mng/dof)