Kamis, 19 September 2024

Presiden Tetapkan Panitia Nasional Presidensi G-20

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Indonesia akan menjadi Presidensi G-20 yang diselenggarakan pada tahun 2022. Forum G-20 merupakan The Only Global Premier Economic Forum yang menjadi representasi perekonomian dunia karena negara-negara yang tergabung di dalamnya menguasai 85 persen dari PDB dunia. 

Seperti diketahui bersama bahwa pada Konferensi Tingkat Tinggi G-20 ke-15 di Riyadh, Arab Saudi pada 22 November 2020, Indonesia telah ditetapkan sebagai Presidensi G-20 Tahun 2022. Untuk mengoptimalkan posisi Indonesia sebagai penyelenggara Presidensi G-20 Indonesia Tahun 2022 tersebut, perlu dibentuk suatu panitia nasional yang akan melakukan serangkaian kegiatan berupa berbagai pertemuan dan Konferensi Tingkat Tinggi. 

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G-20 Indonesia yang telah ditetapkan pada 27 Mei 2021. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dipercaya untuk memimpin Sherpa Track G-20.

Sherpa Track G-20 akan membahas isu-isu ekonomi nonkeuangan, yaitu seluruh isu yang menyangkut energi, pembangunan, pariwisata, ekonomi digital, pendidikan, tenaga kerja, pertanian, perdagangan, investasi, industri, kesehatan, anti korupsi, lingkungan, dan perubahan iklim.

- Advertisement -

Menko Airlangga mengatakan, di bawah kepemimpinan Indonesia tahun depan, G-20 akan mengangkat tema besar Recover Together, Recover Stronger. "Tema ini menunjukkan harapan dan kesiapan Indonesia untuk turut serta dalam kemitraan global sebagai upaya mengatasi dampak pandemi dan meningkatkan kembali global confidence,"ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Riau Pos, Ahad (30/5).

Baca Juga:  Terima THR, Begini Respon Guru PPPK 

Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa untuk pemulihan yang lebih kuat, diperlukan kerja  sama yang erat antar negara-negara G-20. Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 akan difokuskan untuk mendorong produktivitas, meningkatkan stabilitas dan ketahanan ekonomi, serta memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

- Advertisement -

Sebagai Ketua Bidang Sherpa Track, Menko Perekonomian dibantu oleh Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri Luar Negeri dalam mengoordinasikan beberapa tugas pokok dalam pelaksanaan KTT G-20 mendatang. Tugas pokok tersebut antara lain mengoordinasikan pelaksanaan tugas penanggung jawab bidang, dalam hal ini sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) yang menjadi focal point kelompok kerja G-20, antara lain Kementerian ESDM, Kementerian PPN/ Bappenas, Kemenparekraf, Kemenkominfo, Kemendikbud-Ristek, Kemenaker, Kementan, Kemendag, Kemeninves, Kemenperin, Kemenkes, Kementerian LHK, dan KPK.

Kemudian mengkoordinasikan pelaksanaan tugas koordinator harian, yang terdiri dari Co-Sherpa G-20 Indonesia yaitu Staf Ahli Menko Perekonomian Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan SDA Dr Raden Edi Prio Pambudi, dan Staf Khusus Menlu Bidang Penguatan Program-Program Prioritas Dr Dian Triansyah Djani. 

Baca Juga:  Sub Holding Gas Pertamina Laksanakan Sosialisasi ROW di Desa Harapan Baru

Mengoordinasikan penyelenggaraan rangkaian persiapan dan pelaksanaan Presidensi G-20 Indonesia dan menetapkan rencana induk penyelenggaraan KTT G-20 tahun 2022 dan seluruh pertemuan jalur Sherpa, baik tingkat working groups maupun tingkat menteri, dan engagement groups. Kemudian menetapkan rencana kerja dan anggaran setiap bidang, menyampaikan laporan kepada Presiden RI.

Pandemi Covid-19 menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh forum ini, dan juga ekspektasi bahwa Indonesia akan memimpin langkah strategis untuk mengatasi dampak pandemi. Menko Airlangga menjelaskan lima nilai strategis bagi Indonesia dalam memegang Presidensi G20, yaitu Sinergi antara Indonesia dan dunia internasional dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi global dan nasional dari pandemi Covid-19.

Dijelaskannya, Indonesia akan memiliki suara dalam menentukan arah ekonomi global pasca krisis, termasuk di dalamnya stabilitas sistem keuangan internasional, kemudian Presidensi G-20 akan dimanfaatkan pemerintah untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural dan keuangan Indonesia di tengah pandemi, seperti UU Cipta Kerja, transisi energi termasuk peningkatan kandungan biodiesel, dan pendirian SWF Indonesia. Indonesia akan memanfaatkan dukungan internasional terhadap prioritas pemerintah.(ifr)

Laporan EKA GUSMADI PUTRA (Pekanbaru)
 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Indonesia akan menjadi Presidensi G-20 yang diselenggarakan pada tahun 2022. Forum G-20 merupakan The Only Global Premier Economic Forum yang menjadi representasi perekonomian dunia karena negara-negara yang tergabung di dalamnya menguasai 85 persen dari PDB dunia. 

Seperti diketahui bersama bahwa pada Konferensi Tingkat Tinggi G-20 ke-15 di Riyadh, Arab Saudi pada 22 November 2020, Indonesia telah ditetapkan sebagai Presidensi G-20 Tahun 2022. Untuk mengoptimalkan posisi Indonesia sebagai penyelenggara Presidensi G-20 Indonesia Tahun 2022 tersebut, perlu dibentuk suatu panitia nasional yang akan melakukan serangkaian kegiatan berupa berbagai pertemuan dan Konferensi Tingkat Tinggi. 

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G-20 Indonesia yang telah ditetapkan pada 27 Mei 2021. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dipercaya untuk memimpin Sherpa Track G-20.

Sherpa Track G-20 akan membahas isu-isu ekonomi nonkeuangan, yaitu seluruh isu yang menyangkut energi, pembangunan, pariwisata, ekonomi digital, pendidikan, tenaga kerja, pertanian, perdagangan, investasi, industri, kesehatan, anti korupsi, lingkungan, dan perubahan iklim.

Menko Airlangga mengatakan, di bawah kepemimpinan Indonesia tahun depan, G-20 akan mengangkat tema besar Recover Together, Recover Stronger. "Tema ini menunjukkan harapan dan kesiapan Indonesia untuk turut serta dalam kemitraan global sebagai upaya mengatasi dampak pandemi dan meningkatkan kembali global confidence,"ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Riau Pos, Ahad (30/5).

Baca Juga:  Whiz Hotel Targetkan Naik Bintang Tiga

Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa untuk pemulihan yang lebih kuat, diperlukan kerja  sama yang erat antar negara-negara G-20. Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 akan difokuskan untuk mendorong produktivitas, meningkatkan stabilitas dan ketahanan ekonomi, serta memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Sebagai Ketua Bidang Sherpa Track, Menko Perekonomian dibantu oleh Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri Luar Negeri dalam mengoordinasikan beberapa tugas pokok dalam pelaksanaan KTT G-20 mendatang. Tugas pokok tersebut antara lain mengoordinasikan pelaksanaan tugas penanggung jawab bidang, dalam hal ini sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) yang menjadi focal point kelompok kerja G-20, antara lain Kementerian ESDM, Kementerian PPN/ Bappenas, Kemenparekraf, Kemenkominfo, Kemendikbud-Ristek, Kemenaker, Kementan, Kemendag, Kemeninves, Kemenperin, Kemenkes, Kementerian LHK, dan KPK.

Kemudian mengkoordinasikan pelaksanaan tugas koordinator harian, yang terdiri dari Co-Sherpa G-20 Indonesia yaitu Staf Ahli Menko Perekonomian Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan SDA Dr Raden Edi Prio Pambudi, dan Staf Khusus Menlu Bidang Penguatan Program-Program Prioritas Dr Dian Triansyah Djani. 

Baca Juga:  Telkomsel To the Poin Festival Wujud Apresiasi Pelanggan Sambut 2021

Mengoordinasikan penyelenggaraan rangkaian persiapan dan pelaksanaan Presidensi G-20 Indonesia dan menetapkan rencana induk penyelenggaraan KTT G-20 tahun 2022 dan seluruh pertemuan jalur Sherpa, baik tingkat working groups maupun tingkat menteri, dan engagement groups. Kemudian menetapkan rencana kerja dan anggaran setiap bidang, menyampaikan laporan kepada Presiden RI.

Pandemi Covid-19 menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh forum ini, dan juga ekspektasi bahwa Indonesia akan memimpin langkah strategis untuk mengatasi dampak pandemi. Menko Airlangga menjelaskan lima nilai strategis bagi Indonesia dalam memegang Presidensi G20, yaitu Sinergi antara Indonesia dan dunia internasional dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi global dan nasional dari pandemi Covid-19.

Dijelaskannya, Indonesia akan memiliki suara dalam menentukan arah ekonomi global pasca krisis, termasuk di dalamnya stabilitas sistem keuangan internasional, kemudian Presidensi G-20 akan dimanfaatkan pemerintah untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural dan keuangan Indonesia di tengah pandemi, seperti UU Cipta Kerja, transisi energi termasuk peningkatan kandungan biodiesel, dan pendirian SWF Indonesia. Indonesia akan memanfaatkan dukungan internasional terhadap prioritas pemerintah.(ifr)

Laporan EKA GUSMADI PUTRA (Pekanbaru)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari