Minggu, 10 November 2024

Masih Ada Potensi Gempa 8,7 Magnitudo Mengintai Jatim

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kepala Badan Meteorolongi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan di masa mendatang gempa dengan kekuatan magnitudo 8,7 masih berpotensi terjadi di Jawa Timur. Hal itu disampaikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Gempa Nasional.

Menurut eks Rektor UGM itu, bencana berkekuatan tinggi mungkin saja menyebabkan dampak yang besar. "Itu berdasarkan kejadian yang pernah terjadi di masa lalu," ujar dia dalam siaran pers YouTube infoBMKG, Jumat (21/5).

- Advertisement -

Dwikorita menjelaskan selatan Jatim merupakan wilayah subduksi lempeng yang berpotensi terjadi gempa tektonik. Hal itu, lanjut dia, dibuktikan dari bencana serupa di Banyuwangi pada 1994, yang menyebabkan tsunami. "Meski belum tentu terjadi, tetapi itu skenario terburuk. Jadi, harus dipikirkan apa yang harus dilakukan. Kami harus tetap mengantisipasi," tutur dia.

Baca Juga:  Avanza Terjun ke Jurang Sedalam 30 M, Untung Tak Ada Korban Tewas

Kendati demkian, Dwikorita menilai pemerintah di Jatim masih kurang melakukan mitigasi bencana gempa dan tsunami. Oleh karena itu dia meminta pemda harus mewaspadai kemungkinan peristiwa tersebut di sepanjang pesisir Jawa.

"Kami mohon agar memastikan kosntruksi bangunan di wilayah pesisir selatan Jawa terutama bangunan vital seperti sekolah, kantor, mal, pastikan sesuai standar bangunan tahan gempa. Mohon rumah sakit dan bangunan penting," ujar dia.

- Advertisement -

Selain itu, Dwikorita menyebutkan pemda juga diminta membuat jalur evakuasi tsunami. Terutama di beberapa wilayah yang menjadi titik rawan belum memilikinya. Saat ini dia menilai jalur evakuasi masih kurang memadai berdasarkan aspek medan, jarak, dan perawatannya.

Dia menegaskan hal itu harus dilakukan meski BMKG belum mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami. "Harus mandiri. Karena ternyata jalur evakuasi tsunami hampir sebagian besar kabupaten di Jawa Timur belum mewaspadai," tegas Dwikorita.

Baca Juga:  Pelaporan SPT Kembali Diperpanjang hingga Akhir April 2020

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kepala Badan Meteorolongi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan di masa mendatang gempa dengan kekuatan magnitudo 8,7 masih berpotensi terjadi di Jawa Timur. Hal itu disampaikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Gempa Nasional.

Menurut eks Rektor UGM itu, bencana berkekuatan tinggi mungkin saja menyebabkan dampak yang besar. "Itu berdasarkan kejadian yang pernah terjadi di masa lalu," ujar dia dalam siaran pers YouTube infoBMKG, Jumat (21/5).

- Advertisement -

Dwikorita menjelaskan selatan Jatim merupakan wilayah subduksi lempeng yang berpotensi terjadi gempa tektonik. Hal itu, lanjut dia, dibuktikan dari bencana serupa di Banyuwangi pada 1994, yang menyebabkan tsunami. "Meski belum tentu terjadi, tetapi itu skenario terburuk. Jadi, harus dipikirkan apa yang harus dilakukan. Kami harus tetap mengantisipasi," tutur dia.

Baca Juga:  Pengibaran Bendera PBB di Bali Mengawali Dimulainya GPDRR 2022

Kendati demkian, Dwikorita menilai pemerintah di Jatim masih kurang melakukan mitigasi bencana gempa dan tsunami. Oleh karena itu dia meminta pemda harus mewaspadai kemungkinan peristiwa tersebut di sepanjang pesisir Jawa.

- Advertisement -

"Kami mohon agar memastikan kosntruksi bangunan di wilayah pesisir selatan Jawa terutama bangunan vital seperti sekolah, kantor, mal, pastikan sesuai standar bangunan tahan gempa. Mohon rumah sakit dan bangunan penting," ujar dia.

Selain itu, Dwikorita menyebutkan pemda juga diminta membuat jalur evakuasi tsunami. Terutama di beberapa wilayah yang menjadi titik rawan belum memilikinya. Saat ini dia menilai jalur evakuasi masih kurang memadai berdasarkan aspek medan, jarak, dan perawatannya.

Dia menegaskan hal itu harus dilakukan meski BMKG belum mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami. "Harus mandiri. Karena ternyata jalur evakuasi tsunami hampir sebagian besar kabupaten di Jawa Timur belum mewaspadai," tegas Dwikorita.

Baca Juga:  Seharusnya Guru Honorer Jadi PNS Tanpa Tes

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari