PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Nashwa Ghania Munfiah, balita yang berusia 3 tahun ini akhirnya dibawa ke rumah sakit karena mengalami nyeri hebat pada kepalanya. Ia divonis menderita penyakit radang selaput otak sejak Januari 2021 lalu, penyakit tersebut sering dikenal dengan meningitis.
Meningitis merupakan infeksi langka yang menyerang sumsum tulang belakang pada kepala. Oleh karena itu, Tim Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Riau mengunjungi Nashwa di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, serta memberikan bantuan untuk meringankan biaya pengobatan Nashwa sebesar Rp4 juta.
Salah satu tim Pendayagunaan IZI Riau Mirna menyampaikan, seluruh bantuan ini berasal dari para donatur dan orang-orang baik yang sudah memberikan infak terbaiknya.
“Semoga ini sedikit banyaknya dapat membantu proses pengobatan adik Nashwa. Mudah-mudahan Nashwa cepat sembuh, dan semoga para donatur yang telah membantu diberikan rezeki yang lebih lagi, juga kami dari IZI akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu adik Nashwa,” ujarnya, Senin (29/3).
Ibunda Nashwa, Yurike mengucapkan terimakasih kepada para donatur IZI Riau. “Saya doakan semoga selalu diberikan kelancaran rezeki. Saya yakin anak saya kuat, jadi saya harus lebih kuat dari anak saya agar dia segera sembuh, saya rindu senyumannya,” katanya, Senin (29/3).
Penyakit langka tersebut menyebabkan Nashwa kehilangan penglihatannya. Yurike mengatakan, ia berasal dari Indragiri Hulu tepatnya di Air Molek. Sebelumnya Nashwa dirawat di RS Umum Pematang Reba. Setelah mengetahui Nashwa divonis meningitis, ia membawa anaknya ke Pekanbaru untuk berobat.
Yurike bercerita, Nashwa sempat menjalani pengobatan kurang lebih selama satu minggu di RS Hermina. Ia harus membayar total semua biaya pengobatan sebesar Rp68 juta. “Saya tidak punya BPJS, jadi biayanya mahal,” ucapnya.
Karena keterbatasan ekonomi dan jauh dari sanak saudara, mengharuskan Yurike untuk membuat kartu layanan BPJS agar dapat meringankan biaya pengobatan anaknya tersebut.
“Alhamdulillah, setelah saya urus BPJS, akhirnya saya pindah ke RSUD Arifin Achmad ini, dan Sebelumnya utang saya di RS Hermina sudah lunas, saya pinjam uang saudara saya, dan saya angsur untuk melunasinya,” tukasnya.
Selama menjalani proses pengobatan di RSUD Arifin Achmad, Nashwa tetap harus membutuhkan pengobatan, perawatan, dan pengawasan yang ketat dari dokter. Maka dari itu Nashwa ditempatkan di ruangan HCU (High Care Unit) di lantai lima, dan satu ruangan dengan pengidap meningitis lainnya.
“Semenjak sakit ini, Nashwa tidak bisa melihat dan berbicara, nafasnya sering sesak dan Sebagian anggota badannya seperti tangan dan badan udah sulit untuk digerakkan,” tuturnya.
Obat-obatan dan asupan makanan yang diberikan kepada Nashwa harus melalui selang, terlihat jelas kesakitan yang dirasakan olehnya, hanya ada tangisan yang terdengar ketika Nashwa mencoba bertahan dari sakit yang dialaminya.(anf)