Kamis, 19 September 2024

Boris: Ini Awal Masa Keemasan Inggris

LONDON (RIAUPOS.CO) – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson melalui ujian pertamanya kemarin, Kamis (25/7). Pria 55 tahun itu menjalani sidang pertama sebagai kepala negara. Ujian tersebut adalah rencana konkret mengenai Brexit.

Johnson, tampaknya, tahu bahwa publik menanti rancangan detail tentang proses perceraian Inggris dari Uni Eropa. Tanpa perlu ditanya, pria berambut pirang itu langsung membeberkan jawabannya. ''Ini adalah awal masa keemasan Inggris,'' ujarnya sebagaimana dilansir BBC.

Kabinet terbaru Inggris, lanjut Johnson, dibentuk khusus untuk mengatasi isu Brexit. Yang menjadi andalannya adalah Michael Gove. Sahabat sekaligus rival lamanya tersebut diberi jabatan sebagai kanselir wilayah Lancaster.

Secara formalitas, jabatan milik Gove sangat remeh. Tugasnya hanya mengawasi aset milik Duke of Lancaster. Namun, peran mantan menteri lingkungan hidup Inggris itu sebenarnya jauh lebih penting.

- Advertisement -
Baca Juga:  Motif Penyerangan Masih Gelap

''Saya tugaskan dia untuk menyiapkan skema penanggulangan no-deal Brexit (tanpa kesepakatan, Red). Itu adalah prioritas dia,'' jelas Johnson kepada The Guardian.

Johnson tidak mau terlalu bergantung kepada Uni Eropa. Dia menuturkan bahwa Brexit dengan kesepakatan tentu lebih baik. Namun, dia tetap memegang prinsip bahwa Inggris tidak boleh

- Advertisement -

Dia sudah melarang pencalonan komisioner Eropa setelah periode Oktober. Dia telah meminta Menteri Luar Negeri Dominic Raab dan Menteri Perdagangan Internasional Liz Truss untuk mulai menghubungi negara-negara lain. Kalau bisa, Inggris punya koleksi perjanjian dagang dengan banyak negara sebelum November 2019.

Hanya, skema backstop yang diusung Theresa May harus dibuang. Menurut Johnson, warisan pendahulunya itu tidak bisa lagi diungkit. Sudah tiga kali skema tersebut diusulkan, tetapi gagal.

Baca Juga:  Produsen Minyak Goreng Dipusingkan Kebijakan HET

Oposisi tidak diam begitu saja. Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn menyambut hari kerja pertama Johnson dengan kritik. Dia menyatakan bahwa semua program dari Partai Konservatif terlalu muluk. Corbyn juga khawatir melihat persahabatan Johnson dengan Presiden AS Donald Trump. Dia takut Johnson menjual lembaga NHS untuk mendapatkan perjanjian dagang dengan AS. (bil/c14/dos)

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina
  

LONDON (RIAUPOS.CO) – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson melalui ujian pertamanya kemarin, Kamis (25/7). Pria 55 tahun itu menjalani sidang pertama sebagai kepala negara. Ujian tersebut adalah rencana konkret mengenai Brexit.

Johnson, tampaknya, tahu bahwa publik menanti rancangan detail tentang proses perceraian Inggris dari Uni Eropa. Tanpa perlu ditanya, pria berambut pirang itu langsung membeberkan jawabannya. ''Ini adalah awal masa keemasan Inggris,'' ujarnya sebagaimana dilansir BBC.

Kabinet terbaru Inggris, lanjut Johnson, dibentuk khusus untuk mengatasi isu Brexit. Yang menjadi andalannya adalah Michael Gove. Sahabat sekaligus rival lamanya tersebut diberi jabatan sebagai kanselir wilayah Lancaster.

Secara formalitas, jabatan milik Gove sangat remeh. Tugasnya hanya mengawasi aset milik Duke of Lancaster. Namun, peran mantan menteri lingkungan hidup Inggris itu sebenarnya jauh lebih penting.

Baca Juga:  Iran Akan Tangkap Trump Setelah Tak Jadi Presiden

''Saya tugaskan dia untuk menyiapkan skema penanggulangan no-deal Brexit (tanpa kesepakatan, Red). Itu adalah prioritas dia,'' jelas Johnson kepada The Guardian.

Johnson tidak mau terlalu bergantung kepada Uni Eropa. Dia menuturkan bahwa Brexit dengan kesepakatan tentu lebih baik. Namun, dia tetap memegang prinsip bahwa Inggris tidak boleh

Dia sudah melarang pencalonan komisioner Eropa setelah periode Oktober. Dia telah meminta Menteri Luar Negeri Dominic Raab dan Menteri Perdagangan Internasional Liz Truss untuk mulai menghubungi negara-negara lain. Kalau bisa, Inggris punya koleksi perjanjian dagang dengan banyak negara sebelum November 2019.

Hanya, skema backstop yang diusung Theresa May harus dibuang. Menurut Johnson, warisan pendahulunya itu tidak bisa lagi diungkit. Sudah tiga kali skema tersebut diusulkan, tetapi gagal.

Baca Juga:  Pandeglang dan Lebak Darurat Bencana

Oposisi tidak diam begitu saja. Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn menyambut hari kerja pertama Johnson dengan kritik. Dia menyatakan bahwa semua program dari Partai Konservatif terlalu muluk. Corbyn juga khawatir melihat persahabatan Johnson dengan Presiden AS Donald Trump. Dia takut Johnson menjual lembaga NHS untuk mendapatkan perjanjian dagang dengan AS. (bil/c14/dos)

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina
  

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari