Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tak Tersentuh Program Bantuan Pemerintah

Andini (16), gadis malang yang sempat viral di media sosial (medsos) pada awal 2019 lalu, kini masih terabaikan oleh pemerintah.

Laporan M AMIN AMRAN, Pangkalankerinci

Pasalnya, remaja berhijab yang telah dua tahun menjadi yatim piatu dan sempat diundang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti ini, tidak tersentuh program bantuan dari pemerintah. Khususnya program keluarga harapan (PKH) di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Demikian hal ini disampaikan Ketua umum Rumah Relawan Dhuafa (RRD) Pelalawan, Dedi Azwandi kepada Riau Pos, Ahad (14/3) di Pangkalankerinci.

Dikatakannya, sejak ditinggal ayah dan ibunya yang sudah meninggal dunia, hingga saat ini, Andini hanya mendapat bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pihak swasta. Seperti Badan amil zakat nasional (Baznas) Pelalawan serta RRD.

“Kalau dari program pemerintah khususnya Kabupaten Pelalawan, Andini yang tinggal di Dusun Telayap,  Desa Pangkalan Tampoi,  Kecamatan Kerumutan itu, tidak pernah mendapat bantuan sejak 2019 lalu hingga saat ini. Alhasil, gadis berkulit hitam manis tersebut, hingga saat ini hanya berharap bantuan dari pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama dua orang adiknya yakni Purwanti (3,8 tahun) dan Duratul Jannah (2,4 tahun),” terangnya.

Diungkapkan Dedi, pihaknya (RRD, red) telah mendatangi kantor Dinas Sosial (Dinsos) Pelalawan untuk mempertanyakan kendala agar Andini mendapat program bantuan pemerintah.

Hanya saja, instansi yang mengurus masalah sosial ini, masih belum menerima data identitas remaja yang sudah duduk di bangku kelas XI Madrasyah Aliyah di Pelalawan.

“Dinsos Pelalawan masih belum bisa memproses Andini untuk mendapatkan bantuan dari program pemerintah. Pasalnya, hingga saat ini pihak pemerintah desa dan pekerja sosial masyarakat (PSM) Desa Pangkalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan masih belum menyerahkan hasil musyawarah desa (musdes) kepada Dinsos. Di mana hasil Musdes ini merupakan salah satu syarat agar Andini dapat menerima program bantuan dari pemerintah, setelah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” paparnya.

Baca Juga:  PNS Pensiun Besar-besaran hingga 2025

Bahkan, sambung penggiat sosial ini, pihaknya juga sudah mendatangi Pemerintah Desa Pangkalan Tampoi serta ketua PSM desa setempat untuk mengetahui penyebab lambatnya data Andini diserahkan kepada Dinsos Pelalawan.

Hanya saja, baik kepala desa dan juga Ketua PSM Desa Pangkalan Tampoi ini, tidak memberikan penjelasan dan terkesan tidak memiliki itikad baik untuk membantu perekonomian tiga anak malang yang telah berstatus yatim dan piatu ini.

“Sudah lebih dua tahun kita pertanyakan masalah bantuan program pemerintah untuk Andini ini kepada pemerintah desa, khususnya Ketua PSM Pangkalan Tampoi, Aris Suwanto selaku perpanjangan tangan Kementerian Sosial. Namun, hingga saat ini hasil musdes tersebut tak juga kunjung diserahkan kepada Pemkab Pelalawan melalui Dinsos,’’ tegasnya.

‘’Untuk itu, kami minta agar pihak desa dan juga PSM Pangkalan Tampoi dapat segera memasukkan data hasil musdes kepada Dinsos. Sehingga gadis malang tersebut yang masuk dalam keluarga tidak mampu ini, bisa mendapat bantuan dari program pemerintah untuk meningkatkan kehidupan ekonominya,” tutur Dedi Azwandi.

Menanggapi hal tersebut,  Ketua PSM Pangkalan Tampoi kecamatan Kerumutan, Aris Suwanto menjelaskan, dirinya baru mengetahui data Andini dari pemerintah Desa Pangkalan Tampoi.

Pasalnya, selama ini data tersebut berada pada ketua PSM sebelumnya yakni Sulaiman yang tidak menjabat lagi sejak pertengahan 2020 lalu. Namun demikian, pihaknya memastikan akan segera menyampaikan usulan kepada Pemerintah Desa Pangkalan Tampoi agar data Andini dapat dimasukkan dalam musdes.

“In sya Allah, dalam beberapa hari ke depan, kami akan segera memasukkan pengusulan data Andini dalam Musdes kepada Pemerintah Desa Pangkalan Tampoi. Pasalnya, kami sudah mendapat form dari Dinsos Pelalawan yang akan segera menginput data Andini agar bisa masuk dalam DTKS. Sehingga mendapat realisasi bantuan program pemerintah pada tahun 2021 ini,”  ujarnya.

Baca Juga:  Istri Gubri Demo Memasak

Sebelumnya, kisah Andini yang berdomisili di Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan, sempat viral di media sosial (medsos) pada Kamis (10/1/2019) lalu. Pasalnya, remaja berhijab yang saat itu berusia 14 tahun, terpaksa harus memutuskan untuk berhenti sekolah.

Gadis remaja kelas VII SMP di Kecamatan Kerumutan ini meninggalkan bangku sekolah karena harus mengurus dua orang adiknya yakni Purwanti baru berusia 1,8 tahun dan Duratul Jannah yang masih berumur 4 bulan, setelah ibu dan ayahnya meninggal dunia.

Tanpa belaian kasih sayang serta nafkah dari kedua orangtuanya, ketiga bersaudara ini harus melakoni kerasnya kehidupan di dunia ini. Sebagai anak tertua, Andini harus berjuang keras untuk menghidupi kedua adiknya. Dia pun bertekad untuk berusaha sekuat tenaga untuk merawat, menjaga dan membesarkan kedua balita tersebut.

Ketegaran Andini dalam mengasuh kedua adiknya yang masih balita ini, mendapat perhatian dari Susi Pudjiastuti yang saat ini menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia. Sehingga mantan Menteri ini pun mengundang Andini untuk bertemu langsung di kediamannya di Jakarta.

Hanya saja, meski berbagai bantuan hingga jaminan biaya pendidikan mengalir dari sejumlah pihak swasta, namun hingga saat ini ketiga anak yatim piatu tersebut belum menerima program bantuan pemerintah, khususnya PKH, untuk meningkatkan taraf hidupnya yang masuk dalam kategori keluar tidak mampu.

Hal tersebut disebabkan tidak adannya hasil musdes yang dikirim Pemerintah Desa Pangkalan Tampoi kepada Dinsos Pelawan, sebagai syarat utama untuk dimasukkan dalam DTKS.***

 

Andini (16), gadis malang yang sempat viral di media sosial (medsos) pada awal 2019 lalu, kini masih terabaikan oleh pemerintah.

Laporan M AMIN AMRAN, Pangkalankerinci

- Advertisement -

Pasalnya, remaja berhijab yang telah dua tahun menjadi yatim piatu dan sempat diundang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti ini, tidak tersentuh program bantuan dari pemerintah. Khususnya program keluarga harapan (PKH) di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Demikian hal ini disampaikan Ketua umum Rumah Relawan Dhuafa (RRD) Pelalawan, Dedi Azwandi kepada Riau Pos, Ahad (14/3) di Pangkalankerinci.

- Advertisement -

Dikatakannya, sejak ditinggal ayah dan ibunya yang sudah meninggal dunia, hingga saat ini, Andini hanya mendapat bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pihak swasta. Seperti Badan amil zakat nasional (Baznas) Pelalawan serta RRD.

“Kalau dari program pemerintah khususnya Kabupaten Pelalawan, Andini yang tinggal di Dusun Telayap,  Desa Pangkalan Tampoi,  Kecamatan Kerumutan itu, tidak pernah mendapat bantuan sejak 2019 lalu hingga saat ini. Alhasil, gadis berkulit hitam manis tersebut, hingga saat ini hanya berharap bantuan dari pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama dua orang adiknya yakni Purwanti (3,8 tahun) dan Duratul Jannah (2,4 tahun),” terangnya.

Diungkapkan Dedi, pihaknya (RRD, red) telah mendatangi kantor Dinas Sosial (Dinsos) Pelalawan untuk mempertanyakan kendala agar Andini mendapat program bantuan pemerintah.

Hanya saja, instansi yang mengurus masalah sosial ini, masih belum menerima data identitas remaja yang sudah duduk di bangku kelas XI Madrasyah Aliyah di Pelalawan.

“Dinsos Pelalawan masih belum bisa memproses Andini untuk mendapatkan bantuan dari program pemerintah. Pasalnya, hingga saat ini pihak pemerintah desa dan pekerja sosial masyarakat (PSM) Desa Pangkalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan masih belum menyerahkan hasil musyawarah desa (musdes) kepada Dinsos. Di mana hasil Musdes ini merupakan salah satu syarat agar Andini dapat menerima program bantuan dari pemerintah, setelah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” paparnya.

Baca Juga:  KPK Imbau Menteri Kabinet Indonesia Maju Segera Laporkan LHKPN

Bahkan, sambung penggiat sosial ini, pihaknya juga sudah mendatangi Pemerintah Desa Pangkalan Tampoi serta ketua PSM desa setempat untuk mengetahui penyebab lambatnya data Andini diserahkan kepada Dinsos Pelalawan.

Hanya saja, baik kepala desa dan juga Ketua PSM Desa Pangkalan Tampoi ini, tidak memberikan penjelasan dan terkesan tidak memiliki itikad baik untuk membantu perekonomian tiga anak malang yang telah berstatus yatim dan piatu ini.

“Sudah lebih dua tahun kita pertanyakan masalah bantuan program pemerintah untuk Andini ini kepada pemerintah desa, khususnya Ketua PSM Pangkalan Tampoi, Aris Suwanto selaku perpanjangan tangan Kementerian Sosial. Namun, hingga saat ini hasil musdes tersebut tak juga kunjung diserahkan kepada Pemkab Pelalawan melalui Dinsos,’’ tegasnya.

‘’Untuk itu, kami minta agar pihak desa dan juga PSM Pangkalan Tampoi dapat segera memasukkan data hasil musdes kepada Dinsos. Sehingga gadis malang tersebut yang masuk dalam keluarga tidak mampu ini, bisa mendapat bantuan dari program pemerintah untuk meningkatkan kehidupan ekonominya,” tutur Dedi Azwandi.

Menanggapi hal tersebut,  Ketua PSM Pangkalan Tampoi kecamatan Kerumutan, Aris Suwanto menjelaskan, dirinya baru mengetahui data Andini dari pemerintah Desa Pangkalan Tampoi.

Pasalnya, selama ini data tersebut berada pada ketua PSM sebelumnya yakni Sulaiman yang tidak menjabat lagi sejak pertengahan 2020 lalu. Namun demikian, pihaknya memastikan akan segera menyampaikan usulan kepada Pemerintah Desa Pangkalan Tampoi agar data Andini dapat dimasukkan dalam musdes.

“In sya Allah, dalam beberapa hari ke depan, kami akan segera memasukkan pengusulan data Andini dalam Musdes kepada Pemerintah Desa Pangkalan Tampoi. Pasalnya, kami sudah mendapat form dari Dinsos Pelalawan yang akan segera menginput data Andini agar bisa masuk dalam DTKS. Sehingga mendapat realisasi bantuan program pemerintah pada tahun 2021 ini,”  ujarnya.

Baca Juga:  Dari Siapkan Check Point Hingga 3T

Sebelumnya, kisah Andini yang berdomisili di Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan, sempat viral di media sosial (medsos) pada Kamis (10/1/2019) lalu. Pasalnya, remaja berhijab yang saat itu berusia 14 tahun, terpaksa harus memutuskan untuk berhenti sekolah.

Gadis remaja kelas VII SMP di Kecamatan Kerumutan ini meninggalkan bangku sekolah karena harus mengurus dua orang adiknya yakni Purwanti baru berusia 1,8 tahun dan Duratul Jannah yang masih berumur 4 bulan, setelah ibu dan ayahnya meninggal dunia.

Tanpa belaian kasih sayang serta nafkah dari kedua orangtuanya, ketiga bersaudara ini harus melakoni kerasnya kehidupan di dunia ini. Sebagai anak tertua, Andini harus berjuang keras untuk menghidupi kedua adiknya. Dia pun bertekad untuk berusaha sekuat tenaga untuk merawat, menjaga dan membesarkan kedua balita tersebut.

Ketegaran Andini dalam mengasuh kedua adiknya yang masih balita ini, mendapat perhatian dari Susi Pudjiastuti yang saat ini menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia. Sehingga mantan Menteri ini pun mengundang Andini untuk bertemu langsung di kediamannya di Jakarta.

Hanya saja, meski berbagai bantuan hingga jaminan biaya pendidikan mengalir dari sejumlah pihak swasta, namun hingga saat ini ketiga anak yatim piatu tersebut belum menerima program bantuan pemerintah, khususnya PKH, untuk meningkatkan taraf hidupnya yang masuk dalam kategori keluar tidak mampu.

Hal tersebut disebabkan tidak adannya hasil musdes yang dikirim Pemerintah Desa Pangkalan Tampoi kepada Dinsos Pelawan, sebagai syarat utama untuk dimasukkan dalam DTKS.***

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari