Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Waksejen PKB Tidak sepakat Pembagian Porsi Sesuai Usulan Amien Rais

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (Wasekjen PKB) Jazilul Fawaid tidak sepakat dengan usulan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, soal syarat rekonsiliasi salah satunya adalah pembagian porsi kursi 55:45.

Jazilul menegaskan bahwa koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo–Ma’ruf Amin, tidak pernah mensyaratkan bagi-bagi kursi. Karena itu, Jazilul heran kalau ada partai di luar koalisi yang tiba-tiba datang mengatur-atur.

“PKB, Nasdem, PDIP, Golkar, atau semua partai yang tergabung itu tidak mensyaratkan bagi-bagi kursi. Ini aneh, tamu baru datang malah ngatur-ngatur,” kata Jazilul kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/7).

Dia menegaskan bahwa syarat rekonsiliasi bukan bagi-bagi kursi. Tetapi, rekonsiliasi bersama-sama membangun negara, baik di dalam maupun di luar pemerintahan.

Baca Juga:  Musda X Partai Golkar Pekanbaru Bakal Dibuka Syamsuar

“Kalau kemudian mensyaratkan ini itu, saya yakin Pak Jokowi dan partai-partai koalisi akan keberatan dengan cara itu. Karena di dalam koalisi sendiri tidak pernah itu berkoalisi dengan cara bagi-bagi kursi,” katanya.

Anggota Komisi III DPR ini menyatakan, Jokowi dan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) keberatan dengan cara rekonsiliasi dengan syarat bagi-bagi kursi.

“Mungkin Pak Amien Rais punya khayalan lain terkait kekuasaan dan Pak Jokowi pasti tidak suka dengan cara begitu. Saya yakin Pak Jokowi tidak suka dengan cara pola memandang negara seperti bagi-bagi kue  begitu,” ungkap dia.

Jazilul pun mengimbau untuk move on, dan membangun bangsa bersama-sama dengan cara negarawan, bukan politik dagang sapi. “Sudahlah, menurut saya, move on lah bahwa negara ini perlu bersama-sama dibangun, tetapi tidak dengan cara transaksional politik dagang sapi, namun dengan cara negarawan. Semuanya, baik yang dikoalisi itu juga ingin bangsa ini dibangun dengan bersama-sama,” paparnya.

Baca Juga:  Ahmad Dhani Bantah Akan Maju di Pilkada Surabaya 2020

Dia menegaskan kalau Amien merasa permintaannya tidak diakomodasi akan memilih oposisi, itu jauh lebih bagus. Oposisi juga mulia, dan bukan tidak memberikan kontribusi. “Memberikan kontribusi kepada pemerintah di luar pemerintahan itu namanya oposisi,” katanya. (boy)

Sumber : JPNN.com
Editor: Deslina

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (Wasekjen PKB) Jazilul Fawaid tidak sepakat dengan usulan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, soal syarat rekonsiliasi salah satunya adalah pembagian porsi kursi 55:45.

Jazilul menegaskan bahwa koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo–Ma’ruf Amin, tidak pernah mensyaratkan bagi-bagi kursi. Karena itu, Jazilul heran kalau ada partai di luar koalisi yang tiba-tiba datang mengatur-atur.

- Advertisement -

“PKB, Nasdem, PDIP, Golkar, atau semua partai yang tergabung itu tidak mensyaratkan bagi-bagi kursi. Ini aneh, tamu baru datang malah ngatur-ngatur,” kata Jazilul kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/7).

Dia menegaskan bahwa syarat rekonsiliasi bukan bagi-bagi kursi. Tetapi, rekonsiliasi bersama-sama membangun negara, baik di dalam maupun di luar pemerintahan.

- Advertisement -
Baca Juga:  KPU Pertegas Ma’ruf Amin Sah Jadi Cawapres

“Kalau kemudian mensyaratkan ini itu, saya yakin Pak Jokowi dan partai-partai koalisi akan keberatan dengan cara itu. Karena di dalam koalisi sendiri tidak pernah itu berkoalisi dengan cara bagi-bagi kursi,” katanya.

Anggota Komisi III DPR ini menyatakan, Jokowi dan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) keberatan dengan cara rekonsiliasi dengan syarat bagi-bagi kursi.

“Mungkin Pak Amien Rais punya khayalan lain terkait kekuasaan dan Pak Jokowi pasti tidak suka dengan cara begitu. Saya yakin Pak Jokowi tidak suka dengan cara pola memandang negara seperti bagi-bagi kue  begitu,” ungkap dia.

Jazilul pun mengimbau untuk move on, dan membangun bangsa bersama-sama dengan cara negarawan, bukan politik dagang sapi. “Sudahlah, menurut saya, move on lah bahwa negara ini perlu bersama-sama dibangun, tetapi tidak dengan cara transaksional politik dagang sapi, namun dengan cara negarawan. Semuanya, baik yang dikoalisi itu juga ingin bangsa ini dibangun dengan bersama-sama,” paparnya.

Baca Juga:  Sidang Putusan Sengketa Pilpres di MK Akan Dikawal 13.747 Aparat TNI-Polri

Dia menegaskan kalau Amien merasa permintaannya tidak diakomodasi akan memilih oposisi, itu jauh lebih bagus. Oposisi juga mulia, dan bukan tidak memberikan kontribusi. “Memberikan kontribusi kepada pemerintah di luar pemerintahan itu namanya oposisi,” katanya. (boy)

Sumber : JPNN.com
Editor: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari