Jumat, 26 September 2025
spot_img

Rimbang Baling Jungle Trek

Ada yang baru di Rimbang Baling. Tidak hanya wisata sungai dan desa, serta budaya masyarakatnya yang luar biasa, tapi Rimbang Baling kini sudah ada jungle trekking yang patut untuk dicoba. Penasaran?

Laporan KUNNI MASROHANTI, Kampar

Wisata lintas alam atau yang dikenal dengan jungle trek di Rimbang Baling, sudah boleh dinikmat wisatawan. Kawasan berstatus Swaka Margasatwa di bawah pengelolaan Balai Besar KSDA Riau ini, semakin mudah untuk dinikmati masyarakat luas.

Bahkan, pekan lalu, Ahad (14/7), BBKSDA Riau di bawah komando Suharyono, menggelar Rimbang Baling Jungle Trek yang diikuti sekitar 250 anak-anak muda di Riau dengan mengusung tema Millenial Love’s Nature. Wisata alam ini dimulai sempena Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2019.

Baca Juga:  Belum Puas, Trump Kembali Gugat Hasil Pilpres AS 

Lintas alam atau jungle trek ini diawali dari Desa Tanjung Belit dengan menggunakan perahu (piaw) menuju Desa Muara Bio dan kembali berakhir di Desa Tanjung Belit. Dari Muara Bio inilah lintas alam dimulai. Jalur yang ditempuh sangat beragam.  

Jalan berlumpur, naik turun bukit hingga menyeberangi sungai. Menantang. Tidak tanggung-tanggung. Jaraknya juga mendekati 10 kilometer atau dengan jarak tempuh sekitar 4 jam.  Tapi, perjalanan tidak akan membosankan. Hutan lebat, udara sejuk, air sungai yang jernih mengalir, justru membuat wisatawan semakin ketagihan. Jangan lupa mencoba!***
Editor: Eko Faizin

Ada yang baru di Rimbang Baling. Tidak hanya wisata sungai dan desa, serta budaya masyarakatnya yang luar biasa, tapi Rimbang Baling kini sudah ada jungle trekking yang patut untuk dicoba. Penasaran?

Laporan KUNNI MASROHANTI, Kampar

Wisata lintas alam atau yang dikenal dengan jungle trek di Rimbang Baling, sudah boleh dinikmat wisatawan. Kawasan berstatus Swaka Margasatwa di bawah pengelolaan Balai Besar KSDA Riau ini, semakin mudah untuk dinikmati masyarakat luas.

Bahkan, pekan lalu, Ahad (14/7), BBKSDA Riau di bawah komando Suharyono, menggelar Rimbang Baling Jungle Trek yang diikuti sekitar 250 anak-anak muda di Riau dengan mengusung tema Millenial Love’s Nature. Wisata alam ini dimulai sempena Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2019.

Baca Juga:  Gaji PPPK 2022 Dianggarkan Mulai Oktober, Pendaftaran Segera Dibuka

Lintas alam atau jungle trek ini diawali dari Desa Tanjung Belit dengan menggunakan perahu (piaw) menuju Desa Muara Bio dan kembali berakhir di Desa Tanjung Belit. Dari Muara Bio inilah lintas alam dimulai. Jalur yang ditempuh sangat beragam.  

Jalan berlumpur, naik turun bukit hingga menyeberangi sungai. Menantang. Tidak tanggung-tanggung. Jaraknya juga mendekati 10 kilometer atau dengan jarak tempuh sekitar 4 jam.  Tapi, perjalanan tidak akan membosankan. Hutan lebat, udara sejuk, air sungai yang jernih mengalir, justru membuat wisatawan semakin ketagihan. Jangan lupa mencoba!***
Editor: Eko Faizin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

Ada yang baru di Rimbang Baling. Tidak hanya wisata sungai dan desa, serta budaya masyarakatnya yang luar biasa, tapi Rimbang Baling kini sudah ada jungle trekking yang patut untuk dicoba. Penasaran?

Laporan KUNNI MASROHANTI, Kampar

Wisata lintas alam atau yang dikenal dengan jungle trek di Rimbang Baling, sudah boleh dinikmat wisatawan. Kawasan berstatus Swaka Margasatwa di bawah pengelolaan Balai Besar KSDA Riau ini, semakin mudah untuk dinikmati masyarakat luas.

Bahkan, pekan lalu, Ahad (14/7), BBKSDA Riau di bawah komando Suharyono, menggelar Rimbang Baling Jungle Trek yang diikuti sekitar 250 anak-anak muda di Riau dengan mengusung tema Millenial Love’s Nature. Wisata alam ini dimulai sempena Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2019.

Baca Juga:  Gaji PPPK 2022 Dianggarkan Mulai Oktober, Pendaftaran Segera Dibuka

Lintas alam atau jungle trek ini diawali dari Desa Tanjung Belit dengan menggunakan perahu (piaw) menuju Desa Muara Bio dan kembali berakhir di Desa Tanjung Belit. Dari Muara Bio inilah lintas alam dimulai. Jalur yang ditempuh sangat beragam.  

Jalan berlumpur, naik turun bukit hingga menyeberangi sungai. Menantang. Tidak tanggung-tanggung. Jaraknya juga mendekati 10 kilometer atau dengan jarak tempuh sekitar 4 jam.  Tapi, perjalanan tidak akan membosankan. Hutan lebat, udara sejuk, air sungai yang jernih mengalir, justru membuat wisatawan semakin ketagihan. Jangan lupa mencoba!***
Editor: Eko Faizin

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari