PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ekonomi Riau pada triwulan II tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 4,49 persen bila dibandingkan dengan triwulan I. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat, penurunan ini terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha.
Kepala BPS Riau Misfaruddin dalam berita resmi statistik (BRS) yang dilakukan secara virtual, Rabu (5/8) menjelaskan pertumbuhan positif terjadi pada lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 17,08 persen, real estate sebesar 9,67 persen, informasi dan komunikasi sebesar 4,58 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 3,39 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 3,19 persen, dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 1,26 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 yang terkontraksi sebesar 4,49 persen diakibatkan oleh penurunan yang terjadi pada hampir seluruh komponen, kecuali komponen pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh positif sebesar 7,88 persen.
"Sementara itu, komponen PDRB yang mengalami kontraksi adalah komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 3,96 persen, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 0,17 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 5,62 persen, dan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 8,11 persen," papar Misfaruddin.
Misfaruddun menjelaskan, perekonomian Riau berdasarkan besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2020 mencapai Rp168,10 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp117,56 triliun. Kemudian, ekonomi Riau triwulan II-2020 terhadap triwulan II-2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,22 persen (y-on-y).
Dari sisi produksi, lapangan usaha jasa perusahaan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 47,28.persen. Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT)serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 5,80 persen dan 3,83 persen. "Pertumbuhan positif hanya terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa," jelas Misfaruddun.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi semester I-2020 terhadap semester I-2019 terkontraksi sebesar 0,50 persen. Penurunan ini terjadi akibat kontraksi yang terjadi pada sebagian besar komponen, kecuali komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 10,37 persen.
Kontraksi yang terjadi pada pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 2,11 persen; pembentukan modal tetap bruto sebesar 0,57 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) terkontraksi sebesar 7,73 persen, dan pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 8,00 persen. (das)