Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Mendaki Gunung

Pikiran semak di saat pandemi covid-19 mulai membuat Rara tak dapat menahan keinginannya untuk mendaki gunung. Kendati begitu, dirinya tak dapat berbuat banyak. Sebab dirinya baru saja jatuh dari tangga sehingga membuat kakinya terkilir.

Bahkan, Rara pun harus kusuk seluruh badan. Wanita yang akan berusia seperempat abad itu pun harus cuti dari kerjanya selama tiga hari untuk memulihkan otot-ototnya. Tak hanya itu, ia pun konsumsi obat nyeri dari dokter.

Meski telah memasuki dua pekan, namun kakinya belum kunjung sembuh. Ia tetap harus berhati-hati saat beraktivitas. Salah sedikit, dengan mudah kakinya terkilir.

Menikmati rasa bosannya, ia pun berkumpul dengan dua temannya. Malam hari saat makan mi tiau goreng disanding dengan teh manis hangat membuat suasana pecah. Dari yang mulanya suasana dingin menjadi panas, karena jalannya pencernaan.

Baca Juga:  28 Ton Beras Disebar di 14 Kecamatan

Seketika dirinya nyeletuk, "Mendaki yok!".

Dua temannya Reza dan Tika kaget.

"Alamaak…! Luruskan dulu kaki tu. Baru juga jatuh," jawab Reza dengan gamblang.

Reza tahu, Rara hobi jalan-jalan. Namun, berjalan saja belum sempurna alias kaki masih tengkak, sudah kepikiran untuk mendaki gununga.

"Sembuhkan dulu kaki itu. Barulah main terserah kemana," tambah Tika menasehati.

Rara pun tak dapat berkata banyak. Hanya mengiyakan sambil meneguk teh hangat.

"Iya, bawel," timpalnya sambil merengut.(sof)

Pikiran semak di saat pandemi covid-19 mulai membuat Rara tak dapat menahan keinginannya untuk mendaki gunung. Kendati begitu, dirinya tak dapat berbuat banyak. Sebab dirinya baru saja jatuh dari tangga sehingga membuat kakinya terkilir.

Bahkan, Rara pun harus kusuk seluruh badan. Wanita yang akan berusia seperempat abad itu pun harus cuti dari kerjanya selama tiga hari untuk memulihkan otot-ototnya. Tak hanya itu, ia pun konsumsi obat nyeri dari dokter.

- Advertisement -

Meski telah memasuki dua pekan, namun kakinya belum kunjung sembuh. Ia tetap harus berhati-hati saat beraktivitas. Salah sedikit, dengan mudah kakinya terkilir.

Menikmati rasa bosannya, ia pun berkumpul dengan dua temannya. Malam hari saat makan mi tiau goreng disanding dengan teh manis hangat membuat suasana pecah. Dari yang mulanya suasana dingin menjadi panas, karena jalannya pencernaan.

- Advertisement -
Baca Juga:  Paradigma Baru Badan Litbang KLHK dan Inivasi Hadapi Dinamika Global

Seketika dirinya nyeletuk, "Mendaki yok!".

Dua temannya Reza dan Tika kaget.

"Alamaak…! Luruskan dulu kaki tu. Baru juga jatuh," jawab Reza dengan gamblang.

Reza tahu, Rara hobi jalan-jalan. Namun, berjalan saja belum sempurna alias kaki masih tengkak, sudah kepikiran untuk mendaki gununga.

"Sembuhkan dulu kaki itu. Barulah main terserah kemana," tambah Tika menasehati.

Rara pun tak dapat berkata banyak. Hanya mengiyakan sambil meneguk teh hangat.

"Iya, bawel," timpalnya sambil merengut.(sof)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari