JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kementerian Kesehatan RI melakukan klarifikasi terkait kabar tertularnya seorang Warga Negara Cina atas virus corona Wuhan atau COVID-19. Hingga saat ini Kemenkes mesih menyelidiki tempat-tempat yang dikunjungi WN Cina tersebut di Bali.
Seperti diketahui, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Kota Huainan, Provinsi Anhui melaporkan seorang warga Cina bernama Jin terinfeksi virus corona. Sebelumnya, Jin sempat berkunjung ke Bali pada akhir Januari lalu dan sempat ke Shanghai. Jin terbang ke Bali dari Wuhan menggunakan maskapai Lion Air pada 22 Januari. Seminggu setelahnya, Jin melakukan perjalanan ke Shanghai dengan Garuda Indonesia pada 28 Januari.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto mengatakan, tentang adanya warga Tiongkok bernama Jin tersebut. Kemenkes sudah mengecek siapa saja warga Cina bernama Jin yang datang ke Indonesia dari awal hingga akhir Januari. Maka Kemenkes mengecek ada berbagai nama Jin Yang datang dari tanggal 12 – 28 Januari 2020.
"Laporannya datang ke Indonesia melalui Wuhan lalu ke Bali, bahwa pada tanggal 28 kembali melalui Bali menuju Shanghai. Pertama kami konfirmasi maskapai, dari maskapai yang disebutkan kami dapatkan warga atas nama Jin yan melaksanakan penerbangan," kata Yurianto dalam konferensi pers, Kamis (13/2).
Lalu data yang ada menunjukkan hanya ada dua orang yakni satu anak-anak dan satu lainnya dewasa. Ketika dikonfirmasi kembalinya ke Shanghai, didapatkan ada 6 orang yang bernama Jin.
"Tapi mulai kami analisa, dimulai dari dua analisa pada dua orang Jin yang anak-anak dan dewasa. Kami mencoba melihat perhitungan waktu, kalau menghitung mundur tanggal 27 dan 28 Januari, artinya akan lewat dengan dia kembali serta masa inkubasi 14 hari," jelas Yurianto.
Dan pihaknya menerima spesimen pemeriksaan sebanyak 14 orang dari Bali, di mana dari 14 orang terdiri dari 2 WNI dan 12 WNA, semua hasilnya negatif. Bukan hanya itu, pada periode yang sama, tak ada fluktuasi angka kenaikan gejala atau pneumonia (sesak napas) berat. Angkanya tidak berubah.
"Sehingga pada variabel itu tidak mendukung Bali untuk menginfeksi," tukas Yurianto.
Justru, jika Jin memang di tanggal itu sudah berada di Shanghai, bisa diduga barangkali yang bersangkutan naik kendaraan umum. Yurianto menengarai justru Jin tertular di Shanghai.
"Dan sangat mungkin penularan di sana (Shanghai). Oleh karena itu, mana sih yang paling mungkin, kami sedang melacak imigrasi, sepanjang di Indonesia ke mana saja. Setelah identitas ketemu kami juga akan cari di hotel, mudah-mudahan kita bisa mendapatkan itu," kata Yurianto.
Namun terlepas dari kasus Jin, pihaknya terus melakukan proteksi yang kuat dan deteksi yang cermat di Bali. Yurianto meminta jamgan membuat sebuah episentrum (pusat wabah) baru yang membingungkan.
"Warga Cina itu kan sudah di sana, nah yang di Bali yang harus dipantau jangan jadi sebuah episentrum baru yang membingungkan. Ini bukan isu besar yang kita hadapi hari ini, mudah-mudahan bisa kita pahami," katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal