Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Abrasi Gerogoti Pulau Bengkalis

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) — Abrasi masih terus menggerogoti di sepanjang pantai di Kecamatan Bantan. Bahkan abrasi per tahunnya mencapai 10 meter. Hal ini terjadi di bibir pantai Tanjung Senekip, Desa Telukpambang.

Pantai Wisata baru diresmikan Pemkab Bengkalis ini kondisinya sudah mengkhawatirkan. Apalagi beberapa pohon mangrove sebagai penyangga bibir pantai sudah tumbang akibat abrasi.  Sejak 2019 hingga awal tahun 2020 ini sudah tiga gazebo terjun ke laut akibat hempasan gelombang.

“Parah pantai kami dah. Sebelum diresmikan sesai atau tebing masih utuh. Sekarang sudah 10 meter terjun ke laut,” kata Ismail yang juga pemuda penjaga Pantai Wisata Senekip.

Keadaan diperparah dengan bertumbangan  pepohonan akibat kikisan gelombang pasang naik. “Tengoklah sendiri banyak pohon kayu tetonggeng (tumbang, red),” kata pemuda yang akrab dipanggil Sulung ini lagi.

Baca Juga:  Kreatif  di Tengah Pandemi Covid-19

Diceritakannya jika pasang naik besar air bahkan sudah mendekati gazebo yang dibangun Pemkab Bengkalis tahun 2019 lalu. “Sekarang kalau air pasang besar langsung naik ke atas darat. Semalam air sudah mendekati gazebo permanen yang dibangun pemerintah,” ucapnya.

Dengan kondisi tersebut tentu harus dibangun bronjong, turap atau pemecah gelombang. “Dapat diatur batu disepanjang bibir pantai ini yakin tak ade tanah runtuh lagi. Tapi kalau dibiarkan sudahnya tinggal name pantai ini,” jelasnya lagi.

Hal serupa disampaikan Solihin, menurut dia abrasi sudah parah. “Sudah tiga gazebo terjun ke laut. Kalau dibiarkan yakin beberapa gazebo akan hilang. Ini harus segera diambil kebijakan membangun turap sementara. Jelang ade kegiatan dari pemkab,” jelas peria yang akrab disapa Lihin.

Baca Juga:  Wamen Desa PDTT Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Pinggir

Pantauan Riau Pos  kondisi abrasi di Pantai Senekip berbeda dengan awal 2019 lalu. Sebelumnya sepanjang bibir pantai dipenuhi tanah sesai. Namun kemarin sudah terlihat tunggul kayu.

Batang mangrove (jenis bebetak) tumbuh rapat dan berjejer di sepanjang pantai sekarang sudah jarang. Terlihat pohon bebetak tersebut tersungkur akibat hempasan gelombang.

Menyikapi hal ini Ketua DPRD Bengkalis H Khairul Umam Lc MSy menegaskan, Pemkab Bengkalis harus mengambil langkah cepat. Paling tidak melakukan peninjauan langsung ke lapangan dan memasukkan dalam program pembanguan prioritas di tahun 2021 mendatang. “Kalau sudah 10 meter per tahun abrasinya. Tentu sangat mengkhawatirkan. Jadi Pemkab segera ambil langkah, agar abrasi tak semakin parah,” harap Khairul Umam.(zed)

Laporan Erwan Sani, Bantan

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) — Abrasi masih terus menggerogoti di sepanjang pantai di Kecamatan Bantan. Bahkan abrasi per tahunnya mencapai 10 meter. Hal ini terjadi di bibir pantai Tanjung Senekip, Desa Telukpambang.

Pantai Wisata baru diresmikan Pemkab Bengkalis ini kondisinya sudah mengkhawatirkan. Apalagi beberapa pohon mangrove sebagai penyangga bibir pantai sudah tumbang akibat abrasi.  Sejak 2019 hingga awal tahun 2020 ini sudah tiga gazebo terjun ke laut akibat hempasan gelombang.

- Advertisement -

“Parah pantai kami dah. Sebelum diresmikan sesai atau tebing masih utuh. Sekarang sudah 10 meter terjun ke laut,” kata Ismail yang juga pemuda penjaga Pantai Wisata Senekip.

Keadaan diperparah dengan bertumbangan  pepohonan akibat kikisan gelombang pasang naik. “Tengoklah sendiri banyak pohon kayu tetonggeng (tumbang, red),” kata pemuda yang akrab dipanggil Sulung ini lagi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Berjualan Online Jadi Pilihan UMKM Offline di Tengah Pandemi Corona

Diceritakannya jika pasang naik besar air bahkan sudah mendekati gazebo yang dibangun Pemkab Bengkalis tahun 2019 lalu. “Sekarang kalau air pasang besar langsung naik ke atas darat. Semalam air sudah mendekati gazebo permanen yang dibangun pemerintah,” ucapnya.

Dengan kondisi tersebut tentu harus dibangun bronjong, turap atau pemecah gelombang. “Dapat diatur batu disepanjang bibir pantai ini yakin tak ade tanah runtuh lagi. Tapi kalau dibiarkan sudahnya tinggal name pantai ini,” jelasnya lagi.

Hal serupa disampaikan Solihin, menurut dia abrasi sudah parah. “Sudah tiga gazebo terjun ke laut. Kalau dibiarkan yakin beberapa gazebo akan hilang. Ini harus segera diambil kebijakan membangun turap sementara. Jelang ade kegiatan dari pemkab,” jelas peria yang akrab disapa Lihin.

Baca Juga:  Angka Kematian Ibu dan Anak Menurun

Pantauan Riau Pos  kondisi abrasi di Pantai Senekip berbeda dengan awal 2019 lalu. Sebelumnya sepanjang bibir pantai dipenuhi tanah sesai. Namun kemarin sudah terlihat tunggul kayu.

Batang mangrove (jenis bebetak) tumbuh rapat dan berjejer di sepanjang pantai sekarang sudah jarang. Terlihat pohon bebetak tersebut tersungkur akibat hempasan gelombang.

Menyikapi hal ini Ketua DPRD Bengkalis H Khairul Umam Lc MSy menegaskan, Pemkab Bengkalis harus mengambil langkah cepat. Paling tidak melakukan peninjauan langsung ke lapangan dan memasukkan dalam program pembanguan prioritas di tahun 2021 mendatang. “Kalau sudah 10 meter per tahun abrasinya. Tentu sangat mengkhawatirkan. Jadi Pemkab segera ambil langkah, agar abrasi tak semakin parah,” harap Khairul Umam.(zed)

Laporan Erwan Sani, Bantan

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari