Sabtu, 23 November 2024
spot_img

PKS dan Golkar Paling Banyak Muncul di Media

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai yang paling efektif dalam menggerakkan politisinya untuk berkomentar di media massa. Sementara Golkar menjadi partai yang mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari para politikusnya.

Predikat itu muncul berdasarkan hasil kajian riset data media monitoring Institut Riset Indonesia (INSIS), sesuai data yang didapat selama Oktober hingga Desember 2019.

"Ada 50 kursi anggota parlemen dari PKS. 38 di antaranya aktif dikutip namanya sebagai narasumber berita di media massa. Artinya, 76 persen anggota parlemen dari PKS ini sudah dikenal oleh para jurnalis," ujar peneliti INSIS Wildan Hakim dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Ahad (2/2).

Menurut Wildan, efektivitas politisi PKS dalam berkomentar di media massa ini dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah kursi di DPR dengan jumlah legislator yang muncul dalam publikasi di media massa.

Semenatara itu, di belakang PKS, ada Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dari 85 anggota DPR yang dimiliki Partai Golkar, sebanyak 52 orang (61,17 persen) di antaranya sudah muncul di media massa. Sedangkan PKB, dari 58 anggota DPR, 35 orang (60,34 persen) di antaranya ada di media massa.

Baca Juga:  Glenn Fredly Merasa Tersentuh oleh Tausiah Quraish Shihab

Faktanya, efektivitas komunikasi politisi Partai Golkar terlihat jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan politisi dari PDI Perjuangan. Dari 128 anggotanya, hanya 66 orang politisi PDI Perjuangan yang muncul dalam pemberitaan yang dijadikan unit analisis dalam riset ini.

"Namun, Partai Golkar terpotret sebagai partai yang mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya," ucap akademisi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Al Azhar Jakarta itu.

Partai Golkar menyumbang 21,34 persen dari total publikasi yang diproduksi anggota DPR. Dari total 5.778 publikasi yang dipantau oleh INSIS, terdapat 1.231 berita yang menjadikan politisi Partai Golkar sebagai narasumbernya.

Wildan juga mengatakan, terdapat perbedaan antara PKS dengan Partai Golkar dari sisi efektivitas berkomunikasi politik. Dalam pengamatan INSIS, kata dia, PKS mampu menggerakkan anggota yang dimiliki di DPR. Sedangkan Partai Golkar mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya.

Untuk kategori ini, Wildan melanjutkan, PDI Perjuangan menyusul di belakang Partai Golkar dengan menyumbang 1.099 publikasi atau 19.02 persen. Adapun Partai Gerindra menyumbang 956 publikasi atau 16.54 persen.

Baca Juga:  Menlu: Cina Harus Beri Tindakan

Sementara itu, peneliti senior INSIS Dian Permata menyebut, moncernya PKS dan Golkar di media, karena kedua partai itu mampu memanfaatkan setiap isu atau tema yang hangat menjadi bahan perdebatan di ruang parlemen kepada kadernya di DPR.

"PKS mampu mengkapitalisasi anggota DPR-nya dengan mendistribusikan setiap isu. Sedangkan Golkar mampu mengkapitaliasi setiap isu. Perbedaan pada unit analisa aktor (anggota DPR-red). Jika kita Analisa lebih mendalam maka Partai Golkar di DPR seperti terkonsentrasi di sejumlah elit untuk urusan citra dan publikasi isu," ucap Dian.

Diketahui, riset INSIS tersebut menggunakan teknik media monitoring. Ada enam media massa yang dijadikan basis data riset. Empat media cetak serta dua media siber. Data yang dicuplik adalah pemberitaan yang memuat nama dan tema anggota DPR, dengan waktu pengerjaan antara 1 Oktober hingga 30 Desember 2019.

Penelitian dan analisis selanjutnya difokuskan pada lima aspek, yakni frekuensi artikel, tema artikel, narasumber, tanggal publikasi, dan media massa.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai yang paling efektif dalam menggerakkan politisinya untuk berkomentar di media massa. Sementara Golkar menjadi partai yang mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari para politikusnya.

Predikat itu muncul berdasarkan hasil kajian riset data media monitoring Institut Riset Indonesia (INSIS), sesuai data yang didapat selama Oktober hingga Desember 2019.

- Advertisement -

"Ada 50 kursi anggota parlemen dari PKS. 38 di antaranya aktif dikutip namanya sebagai narasumber berita di media massa. Artinya, 76 persen anggota parlemen dari PKS ini sudah dikenal oleh para jurnalis," ujar peneliti INSIS Wildan Hakim dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Ahad (2/2).

Menurut Wildan, efektivitas politisi PKS dalam berkomentar di media massa ini dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah kursi di DPR dengan jumlah legislator yang muncul dalam publikasi di media massa.

- Advertisement -

Semenatara itu, di belakang PKS, ada Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dari 85 anggota DPR yang dimiliki Partai Golkar, sebanyak 52 orang (61,17 persen) di antaranya sudah muncul di media massa. Sedangkan PKB, dari 58 anggota DPR, 35 orang (60,34 persen) di antaranya ada di media massa.

Baca Juga:  Dua Politisi Difabel di Parlemen Jepang

Faktanya, efektivitas komunikasi politisi Partai Golkar terlihat jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan politisi dari PDI Perjuangan. Dari 128 anggotanya, hanya 66 orang politisi PDI Perjuangan yang muncul dalam pemberitaan yang dijadikan unit analisis dalam riset ini.

"Namun, Partai Golkar terpotret sebagai partai yang mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya," ucap akademisi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Al Azhar Jakarta itu.

Partai Golkar menyumbang 21,34 persen dari total publikasi yang diproduksi anggota DPR. Dari total 5.778 publikasi yang dipantau oleh INSIS, terdapat 1.231 berita yang menjadikan politisi Partai Golkar sebagai narasumbernya.

Wildan juga mengatakan, terdapat perbedaan antara PKS dengan Partai Golkar dari sisi efektivitas berkomunikasi politik. Dalam pengamatan INSIS, kata dia, PKS mampu menggerakkan anggota yang dimiliki di DPR. Sedangkan Partai Golkar mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya.

Untuk kategori ini, Wildan melanjutkan, PDI Perjuangan menyusul di belakang Partai Golkar dengan menyumbang 1.099 publikasi atau 19.02 persen. Adapun Partai Gerindra menyumbang 956 publikasi atau 16.54 persen.

Baca Juga:  Tissa Biani Blak-Blakan soal Pacari Dul Jaelani

Sementara itu, peneliti senior INSIS Dian Permata menyebut, moncernya PKS dan Golkar di media, karena kedua partai itu mampu memanfaatkan setiap isu atau tema yang hangat menjadi bahan perdebatan di ruang parlemen kepada kadernya di DPR.

"PKS mampu mengkapitalisasi anggota DPR-nya dengan mendistribusikan setiap isu. Sedangkan Golkar mampu mengkapitaliasi setiap isu. Perbedaan pada unit analisa aktor (anggota DPR-red). Jika kita Analisa lebih mendalam maka Partai Golkar di DPR seperti terkonsentrasi di sejumlah elit untuk urusan citra dan publikasi isu," ucap Dian.

Diketahui, riset INSIS tersebut menggunakan teknik media monitoring. Ada enam media massa yang dijadikan basis data riset. Empat media cetak serta dua media siber. Data yang dicuplik adalah pemberitaan yang memuat nama dan tema anggota DPR, dengan waktu pengerjaan antara 1 Oktober hingga 30 Desember 2019.

Penelitian dan analisis selanjutnya difokuskan pada lima aspek, yakni frekuensi artikel, tema artikel, narasumber, tanggal publikasi, dan media massa.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari