KAMPAR (RIAUPOS.CO) — Keluarga Riska Ramadila (17) tidak mau menyerah atas kondosi sakit tumor ganas yang diderita anak kemanakan mereka. Keluarga menegaskan tidak mau kaki Riska diamputasi seperti yang direncakan tim dokter RSUD Arifin Achmad. Tumor ganas yang diderita Riska sebelumnya juga sudah pernah diagnosa harus diamputasi oleh dokter yang pernah menangani Riska sebelumnya.
''Kalau untuk diamputasi, Kami dari pihak keluarga tidak menyetujuinya. Saat ini Kami ada mendengar kabar kalau di Jakarta ada teknologi canggih pengobatan kanker tanpa amputasi. Semua diusahakanlah agar Riska tidak diamputasi,'' sebut Nurhayati, perwakilan keluarga Riska.
Pihak keluarga tidak sampai hati melihat Riska apabila sampai diamputasi. Karna bila diamputasi, Riska kemungkinan besar, akan kehilangan kakinya. Gadis berkulit cerah dan berparas cantik itu sangat disayangkan jika harus kehilangan kaki di usia masih sangat muda. Bahkan Riska masih tergolong remaja, masih duduk di Kelas 3 SMA, yang masih punya cita-cita panjang.
Sudah jelas kehilangan sebelah kaki, menurut keluarganya, akan menjadi pukulan berat bagi Riska. Amputasi akan menyebabkan geraknya terbas, padahal masa depannya masih panjang. Maka memurut Nurhayati, yang merupakan tante Riska, pihak keluarga akan memanfaatkan segala kesempatan kaki ponaannya itu bisa sembuh tanpa amputasi.
''Infonya kalau tidak salah Batan, dan memang butuh biaya yang sangat banyak. Tapi akan usaha, mudah-mudahan ada yang mengulurkan tangan membantu pengobatan Riska,'' sebut Nurhayati.
Tante Riska yang biasa disapa Yati ini juga mengaku mendapat informasi, ada yang menyebutkan biaya pengobatan lewat Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) mencapai Rp450 juta. Itu belum termasuk ongkos berangkat Riska, pendampingnya, hingga biaya tinggal disana selama Riska masih dalam masa perawatan. (end)
KAMPAR (RIAUPOS.CO) — Keluarga Riska Ramadila (17) tidak mau menyerah atas kondosi sakit tumor ganas yang diderita anak kemanakan mereka. Keluarga menegaskan tidak mau kaki Riska diamputasi seperti yang direncakan tim dokter RSUD Arifin Achmad. Tumor ganas yang diderita Riska sebelumnya juga sudah pernah diagnosa harus diamputasi oleh dokter yang pernah menangani Riska sebelumnya.
- Advertisement -
''Kalau untuk diamputasi, Kami dari pihak keluarga tidak menyetujuinya. Saat ini Kami ada mendengar kabar kalau di Jakarta ada teknologi canggih pengobatan kanker tanpa amputasi. Semua diusahakanlah agar Riska tidak diamputasi,'' sebut Nurhayati, perwakilan keluarga Riska.
Pihak keluarga tidak sampai hati melihat Riska apabila sampai diamputasi. Karna bila diamputasi, Riska kemungkinan besar, akan kehilangan kakinya. Gadis berkulit cerah dan berparas cantik itu sangat disayangkan jika harus kehilangan kaki di usia masih sangat muda. Bahkan Riska masih tergolong remaja, masih duduk di Kelas 3 SMA, yang masih punya cita-cita panjang.
- Advertisement -
Sudah jelas kehilangan sebelah kaki, menurut keluarganya, akan menjadi pukulan berat bagi Riska. Amputasi akan menyebabkan geraknya terbas, padahal masa depannya masih panjang. Maka memurut Nurhayati, yang merupakan tante Riska, pihak keluarga akan memanfaatkan segala kesempatan kaki ponaannya itu bisa sembuh tanpa amputasi.
''Infonya kalau tidak salah Batan, dan memang butuh biaya yang sangat banyak. Tapi akan usaha, mudah-mudahan ada yang mengulurkan tangan membantu pengobatan Riska,'' sebut Nurhayati.
Tante Riska yang biasa disapa Yati ini juga mengaku mendapat informasi, ada yang menyebutkan biaya pengobatan lewat Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) mencapai Rp450 juta. Itu belum termasuk ongkos berangkat Riska, pendampingnya, hingga biaya tinggal disana selama Riska masih dalam masa perawatan. (end)