Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Puluhan Ton Ikan Nila di Maninjau Mati Mendadak

LUBUK BASUNG (RIAUPOS.CO) — Diduga akibat curah hujan yang tinggi sejak Selasa (28/1) malam, menjadi penyebab sekitar 10 ton ikan nila mati di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto mengatakan, 10 ton ikan itu berasal dari 15 keramba jaring apung yang berada di Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya.

"15 keramba jaring apung itu milik lima orang petani di Galapuang," katanya di Lubuk Basung, Kamis (30/1).

Pada Rabu (29/1) pagi, lanjut dia, ikan-ikan itu mulai mengalami pusing dan mengapung ke permukaan danau akibat kekurangan oksigen di perairan danau vulkanik itu.

Baca Juga:  Susi Menangis Tinggalkan KKP

Beberapa jam setelah itu ikan sudah mati dengan jumlah sekitar 10 ton. "Petani diimbau untuk mengumpulkan bangkai ikan dan dikuburkan agar air danau tidak tercemar," katanya.

Akibat kejadian ini, petani mengalami kerugian sekitar Rp260 juta, karena harga ikan Rp26 ribu per kilogram.

Agar tidak mengalami kerugian cukup banyak, Ermanto mengimbau petani keramba jaring apung untuk segera memanen ikan.

Selain itu, mengurangi pemberian pakan, memberikan pakan terapung, menghentikan penebaran bibit ikan dan lainnya.

"Kami setiap tahun menyampaikan imbauan agar tidak menebar ikan dari Agustus sampai Februari karena curah hujan cukup tinggi pada bulan itu," katanya.

Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

LUBUK BASUNG (RIAUPOS.CO) — Diduga akibat curah hujan yang tinggi sejak Selasa (28/1) malam, menjadi penyebab sekitar 10 ton ikan nila mati di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto mengatakan, 10 ton ikan itu berasal dari 15 keramba jaring apung yang berada di Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya.

- Advertisement -

"15 keramba jaring apung itu milik lima orang petani di Galapuang," katanya di Lubuk Basung, Kamis (30/1).

Pada Rabu (29/1) pagi, lanjut dia, ikan-ikan itu mulai mengalami pusing dan mengapung ke permukaan danau akibat kekurangan oksigen di perairan danau vulkanik itu.

- Advertisement -
Baca Juga:  Siang Ini, Kivlan Zen Diserahkan ke Kejaksaan

Beberapa jam setelah itu ikan sudah mati dengan jumlah sekitar 10 ton. "Petani diimbau untuk mengumpulkan bangkai ikan dan dikuburkan agar air danau tidak tercemar," katanya.

Akibat kejadian ini, petani mengalami kerugian sekitar Rp260 juta, karena harga ikan Rp26 ribu per kilogram.

Agar tidak mengalami kerugian cukup banyak, Ermanto mengimbau petani keramba jaring apung untuk segera memanen ikan.

Selain itu, mengurangi pemberian pakan, memberikan pakan terapung, menghentikan penebaran bibit ikan dan lainnya.

"Kami setiap tahun menyampaikan imbauan agar tidak menebar ikan dari Agustus sampai Februari karena curah hujan cukup tinggi pada bulan itu," katanya.

Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari