SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) — Sudah berminggu-minggu warga di pusat Kabupaten Kepulauan Meranti kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Dalam beberapa hari terakhir, keluhan makin deras karena stok gas subsidi makin langka di pasaran.
Sulastri (38), warga Jalan Alah Air, mengaku sudah berkeliling ke tiga tempat tapi tak satu pun pangkalan menjual tabung gas.
“Biasanya bisa beli dua tabung, sekarang satu pun tak dapat,” keluhnya kepada Riaupos.co, Senin (3/11/2025).
Sebagian warga bahkan terpaksa kembali ke cara lama — memasak menggunakan kayu bakar. Menurut mereka, situasi kali ini yang terparah sejak pertengahan tahun.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kepulauan Meranti, Marwan, membenarkan kelangkaan tersebut. Ia menjelaskan, penyebab utama adalah berhentinya operasional salah satu agen resmi, PT Mutiara Riski, karena kapal pengangkut mereka masih dalam perbaikan.
“Sejak Agustus 2025 kapal angkut PT Mutiara Riski belum selesai diperbaiki, jadi pasokan dari mereka terhenti total,” ujar Marwan.
Padahal, dari empat agen resmi di Meranti—yakni PT Pertamina, PT Sinergi Sehati, PT Meranti Sopia Jaya, dan PT Mutiara Riski—setiap bulan biasanya menyalurkan sekitar 130 ribu tabung LPG. Namun karena satu agen lumpuh, suplai anjlok drastis, bahkan hanya tersisa sekitar 57 ribu tabung pada September 2025.
Akibatnya, banyak warung makan menutup lebih awal dan pedagang kecil harus berebut stok di pangkalan tersisa. Disperindag Meranti kini sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk menambah pasokan melalui agen aktif lainnya.
“Kita sudah minta tambahan distribusi sementara. Pertamina menyetujui, dan pasokan tambahan segera tiba beberapa hari ke depan,” jelas Marwan.
Ia menegaskan, pemerintah berupaya agar stok kembali normal secara bertahap.
“Kami imbau masyarakat tidak panik dan membeli sesuai kebutuhan agar distribusi bisa merata,” pesannya.
Sementara itu, pelaku usaha kecil seperti penjual gorengan dan nasi uduk mengaku terpukul. Harga gas di luar pangkalan melonjak hingga Rp25 ribu per tabung, bahkan beberapa kedai terpaksa tutup sementara.
“Kalau gas tak ada, ya kami tak bisa jualan,” kata Rahmat, pedagang gorengan di Jalan Alah Air.
Marwan memastikan, tambahan pasokan dari Pertamina akan segera disalurkan ke seluruh pangkalan di Kecamatan Tebing Tinggi dan sekitarnya. “Begitu kapal perbaikan selesai, stok kembali normal. Kami tak ingin warga panik setiap kali ingin masak,” pungkasnya.(wir)



