BOGOR (RIAUPOS.CO) — Warga bersama TNI dan Polri membangun jembatan darurat untuk perlintasan sementara ke tiga kampung yang terisolasi, akibat dua jembatan ambrol di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
“Alhamdulillah hari ini kami sudah buat jembatan alternatif penyeberangan untuk penyaluran logistik, karena jembatan terputus. Akibatnya tiga kampung yang dihuni 900 kepala keluarga (KK) terisolasi,” kata Kepala Desa Sukamaju Dahyudin kepada Radar Bogor, Kamis (2/1).
Ia menambahkan, berkat kerja sama TNI, Polri, PMI dan masyarakat sudah dibuatkan jembatan alternatif untuk mengirim logistik. “Kalau listrik masih padam,” ucapnya.
Selain itu, tambah kades, warga juga membutuhkan air, dan beras. Banyak warga tidak bisa melewati jalan utama, untuk itu alat komunikasi juga dibutuhkan.
“Harapan saya secepatnyalah ada jembatan permanen yang bisa dilewati. Untuk pengungsian kami sediakan di sekolah. Ada empat posko di sini,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang warga Ciasahan, Ewiansyah mengaku jembatan dibangun 15 tahun yang lalu dan sebelumnya sempat ada banjir, tetapi masih kuat. Kemarin air naik karena tiang penyangga ambrol.
“Di sini ada dua sungai. Sungai Cikole naik jam 3 pagi dan untuk Sungai Cidurian jam 7 mulai naik. Jambatan ambrol sekitar jam 8 pagi, makanya semua aktivitas warga lumpuh dan sekarang hanya mengandalkan jembatan darurat,” tandasnya.(nal)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal
BOGOR (RIAUPOS.CO) — Warga bersama TNI dan Polri membangun jembatan darurat untuk perlintasan sementara ke tiga kampung yang terisolasi, akibat dua jembatan ambrol di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
“Alhamdulillah hari ini kami sudah buat jembatan alternatif penyeberangan untuk penyaluran logistik, karena jembatan terputus. Akibatnya tiga kampung yang dihuni 900 kepala keluarga (KK) terisolasi,” kata Kepala Desa Sukamaju Dahyudin kepada Radar Bogor, Kamis (2/1).
- Advertisement -
Ia menambahkan, berkat kerja sama TNI, Polri, PMI dan masyarakat sudah dibuatkan jembatan alternatif untuk mengirim logistik. “Kalau listrik masih padam,” ucapnya.
Selain itu, tambah kades, warga juga membutuhkan air, dan beras. Banyak warga tidak bisa melewati jalan utama, untuk itu alat komunikasi juga dibutuhkan.
- Advertisement -
“Harapan saya secepatnyalah ada jembatan permanen yang bisa dilewati. Untuk pengungsian kami sediakan di sekolah. Ada empat posko di sini,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang warga Ciasahan, Ewiansyah mengaku jembatan dibangun 15 tahun yang lalu dan sebelumnya sempat ada banjir, tetapi masih kuat. Kemarin air naik karena tiang penyangga ambrol.
“Di sini ada dua sungai. Sungai Cikole naik jam 3 pagi dan untuk Sungai Cidurian jam 7 mulai naik. Jambatan ambrol sekitar jam 8 pagi, makanya semua aktivitas warga lumpuh dan sekarang hanya mengandalkan jembatan darurat,” tandasnya.(nal)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal