LIMAPULUH KOTA (RIAUPOS.CO) — MACET panjang hingga puluhan kilometer terjadi di jalur Riau-Sumbar, Rabu(1/1). Tepatnya di kilometer 161 Jorong Simpang Tigo, Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Ini terjadi karena amblasnya jalan di daerah tersebut. Meski alat berat disiagakan dan jalan amblas diperbaiki dengan menimbun kerikil, namun macet panjang hingga puluhan kilometer tetap terjadi.
Jalan amblas memang tak bisa dilewati dua arah, sehingga diberlakukan sistem buka tutup bagi kendaraan yang akan melintas. Kondisi tersendatnya lalu lintas ini, terpantau kian parah saat satu hari menjelang pergantian tahun.
Tepatnya Selasa(31/12) sore hingga malam. Kemudian juga terpantau kemacetan hingga puluhan kilometer, Rabu(1/1) sore.
"Kemarin saya sampai tengah malam, sekitar pukul 00.15 WIB baru bisa bergerak dari Koto Alam menuju Kota Payakumbuh," ucap Etika, salah seorang sopir truck colt diesel yang setiap pekan menjajakan beras dan sayur ke Riau itu kepada Padang Ekspres (RPG), Rabu(1/1) pagi.
Kendaraan roda empat milik pribadi, kata pria yang biasa disapa Tika ini, sangat ramai. Jumlah kendaraan dari siang hingga sore dan malam pergantian tahun baru terlihat banyak yang melintas. Sehingga arus lalu lintas tersendat di jalan rusak Koto Alam.
"Pekan lalu, juga sudah amblas jalannya, tapi tidak separah ini. Mungkin banyak kendaraan dari Riau atau sebaliknya. Sepertinya berhubungan dengan malam pergantian tahun. Bisa saja dari Sumbar ingin nikmati pergantian tahun di Pekanbaru atau yang dari Pekanbaru ingin menikmati awal tahun di Sumbar," ujarnya menambahkan.
Warga Jorong Simpang Tigo, Nagari Koto Alam, Hasan Basri membenarkan kemacetan dan antrean kendaraan di Koto Alam terpantau hingga dini hari. "Hingga pukul 03.00 WIB, Rabu dini hari, kami masih melihat antrean panjang kendaraan," ucap warga yang rumahnya persis berada di belakang kantor Wali Nagari Koto Alam di sisi lereng jalan Riau-Sumbar itu.
Sebelumnya, kata Hasan Basri, juga ada truk terperosok di jalan yang amblas. Sehingga sempat menyebabkan kendaraan lain tak bisa lewat. "Terpaksa harus ditarik menggunakan alat berat yang memang disiagakan di kawasan ini," ucap Hasan menambahkan.
Malam, kata warga ini, juga terjadi longsor akibat hujan di kawasan Cigak Banyak, beruntung dengan cepat bisa ditangani dan dibersihkan. Sehingga kendaraan bisa melewatinya. "Itu beberapa informasi kondisi jalan di sepanjang Koto Alam yang terjadi sejak kemarin malam," ujar Hasan Basri.
Kondisi itu dibenarkan, Kepala Preaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota, Joni Amir melalui Manajer Pusdalops PB yang juga Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Rahmadinol.
"Antrean panjang bisa terurai sekitar pukul 01.30 WIB, Rabu(1/1) dini hari," ucap Rahmadinol.
Kemudian macet dengan antrean kendaraan cukup panjang 8 hingga 10 km terjadi lagi sejak siang, Rabu(1/1). Tentunya terjadi dari dua arah. Sebab diberlakukan sistem buka tutup arus lalu lintas dari kedua arah. "Hingga sore ini (kemarin, red) antrean kendaraan sudah sampai Manggilang dari arah Riau menunu Sumbar," ucap Rahmadinol menggambarkan situasi lalu lintas, kemarin.
Kondisi jalan yang terus ditimbun menggunakan kerikil, hanya bisa mengatasi masalah sementara. Sebab kendaraan berat dan pinggir hingga setengah badan jalan, rawan amblas jika menahan beban kendaraan yang terlalu berat. Sehingga hanya sebagin jalan arah lereng tebing yang aman dilewati, itupun jika terjadi hujan lebat, dikhawatirkan akan bertambah parah.
Saat ini kondisinya memang macet parah, hal itu diposting Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Limapuluh Kota, Rahmadinol dalam akun facebook, Arnol Piliang. Kemacetan diperparah lagi oleh perilaku pengendara yang tak sabar dan berebut saling mendahului. Sehingga jalur dari kedua arah tersendat dalam macet parah.
"Kedua jalur terisi akibat pengendara berusaha menerobos jalur kanan, alhasil kendaraan dari arah berlawanan tidak bisa lewat. Tentu akan sangat susah mengurai kemacetan jika sudah seperti ini," tambah Rahmadinol,kemarin.
Kondisi ini, memicu keprihatinan mendalam dari para pengguna jalan Sumbar-Riau. Ini disampaikan Hendra (38), warga Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru.
"Menurut kami, jalan yang retak dan amblas di Koto Alam itu, memang harus diperbaiki total. Kalau pun tidak diperbaiki total dalam waktu dekat, harus dibatasi kendaraan yang lewat. Untuk truk dan kendaraan bertonase besar, sebaiknya diarahkan ke Kiliran Jao. Sebab, jika tidak dibatasi, kami yakin macet ini akan terus terjadi," kata Hendra yang gagal menikmati detik-detik pergantian tahun baru di Bukittinggi.
Sependapat dengan para pengguna jalan, Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi juga mendorong Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) III selaku pengelola jalan Riau-Sumbar, agar melakukan perbaikan total di ruas jalan Sumbar-Riau yang amblas dan retak di Koto Alam. Menurut Irfendi Arbi, perbaikan darurat yang dilakukan BPJN II sejak Ahad (22/12), memang membuat jalan Sumbar-Riau di Koto Alam, bisa dilewati dengan sistem buka-tutup. Namun, dalam waktu tertentu, seperti akhir pekan dan libur tahun baru yang padat kendaraan, jalan dengan sistem buka-tutup ini berisiko tinggi bagi pengemudi, terutama bila turun hujan dan malam hari.
"Inilah yang kami khawatirkan. Jika terjadi antrean di saat hujan turun, sangat berisiko bagi masyarakat kita baik yang dari Sumbar atau Riau. Makanya, memang perlu perbaikan total," kata Irfendi Arbi.
Hal senada disampaikan Joni Amir, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota. "Mengingat saat ini, Sumbar masih musim hujan. Bahkan, hujan masih berpotensi terjadi hingga Februari mendatang, sebagaimana perkiraan BMKG. Maka, kami memang usulkan, agar jalan Riau-Sumbar yang retak dan amblas di Koto Alam, ditutup sementara agar beberapa hari, sampai dilakukan perbaikan total. Sebab yang kami khawatirkan itu, bila terjadi kemacetaan saat hujan turun, itu risikonyo sangat besar. Apalagi, banyak titik rawan longsor di Koto Alam," kata Joni.
Sementara itu, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Sri Wibowo yang dikonfirmasi JPG malam, mengakui jika jalan Riau-Sumbar di Koto Alam kembali mengalami longsor pada Selasa malam (31/12) atau saat malam pergantian tahun baru. Sehingga membuat kendaraan yang datang dari arah Sumbar ataupun Riau, terjebak antrean. Dan antrean itu juga kembali terjadi pada Rabu sore (1/1) hingga malam harinya.
"Kami belum bisa membatasi kendaraan lewat karena kami menunggu dulu hasil penelitian atau kajian dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN). Kalau sudah ada hasil penelitian tentang kondisi jalan dan kapasitas kendaran yang bisa lewat, baru kami juga bisa bersikap," kata AKBP Sri Wibowo.(fdl/frv/ted)
Laporan: JPG