Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Beda Pemimpin dan Pemburu Kekuasaan

(RIAUPOS.CO) – Seorang pemimpin yang hebat harus memperhatikan hal-hal yang sekecil apapun, karena permasalahan yang dianggap kecil itu justru bisa memicu timbulnya masalah besar jika tidak ditanggapi dengan santun. Artinya seorang pemimpin jangan membiarkan permasalahan yang dianggapnya kecil diabaikan begitu saja.

Permasalahan besar justru terjadi ketika seorang pemimpin tidak mampu menangani permasalahan yang dinilainya sebagai permasalahan kecil. Karena itu, jika anda saat ini sedang memegang kendali kekuasaan sebagai seorang pemimpin apapun levelnya; berhati-hatilah terhadap hal yang kecil-kecil, dan waspadalah bahwa yang kecil bisa menjadi pemicu menjalarnya bara api yang sudah terlanjur membesar dan akhirnya sulit dipadamkan.

Perlu diingat bahwa permasalahan yang kecil itu tidak selamanya lemah, dan bisa menjadi variable pengganggu yang sangat dahsyat. karena sejatinya semua permasalahan jika dibiarkan akan berdampak besar terhadap pengembangan organisasi dimasa yang akan datang.

Mengapa banyak orang memburu kekuasaan ? karena dengan memiliki kekuasaan yang bersangkutan mempunyai kebebasan untuk melakukan sesuatu yang ia kehendaki.

Memiliki kekuasaan berarti memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku atau sikap orang lain sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dengan memegang kekuasaan secara otomatis yang bersangkutan mempunyai pengaruh, dan hal inilah yang diimpikan oleh setiap orang yang memburu kekuasaan yakni dirinya mempunyai pengaruh atas wewenang dari kekuasaan yang dimiliki.

Ia punya hak memerintah, hak untuk mengatur dan hak untuk mengambil keputusan. Jika ketiga hak tersebut sudah melekat pada diri seseorang, maka banyak diantara mereka memanfaatkan kekuasaan yang telah diperolehnya, dan banyak diantara mereka lupa bahwa kekuasaan itu ada batasnya, disatu sisi mereka memiliki hak yang melekat atas kekuasaannya, namun disisi lain yang bersangkutan mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan.

Namun jika yang bersangkutan tidak bekerja atas prinsip hukum keseimbangan, akhirnya dapat mengantarkan pemegang kekuasaan masuk dalam jurang panas penyalahgunaan wewenang dan penyalahgunaan kekuasaan. Ia memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya yang mengarah pada upaya memanfaatkan jabatan sebagai alat untuk mengelabuhi orang lain.

Baca Juga:  Terjebak Kaya dalam Era Platform

Mengapa mereka menyalahgunakan kekuasaan? Pertama, kemungkinan untuk mendapatkan kekuasaan memerlukan modal materi yang cukup besar, sehingga begitu kekuasaan melakat pada dirinya tentu yang bersangkutan berusaha untuk mengembalikan modal awal plus keuntungan.

Kedua, mengapa penyalahgunaan kekuasaan terus terjadi dimana-mana, karena ada anggapan aparatur pemeriksa bisa di atur dengan berbagai cara dan pendekatan. Petugas pemeriksa adalah manusia biasa, yang bisa dibujuk rayu untuk diajak kompromi terhadap temuan-temuan dari hasil pemeriksaan. Artinya, rekomendasi dari para pemeriksa bisa di perjual belikan.

Ketiga, bahwa punishment yang dirasakan dari hasil penyalahgunaan kekuasaan relative lebih ringan dibanding dengan manfaat yang dirasakannya. Mereka sudah menghitung analisa resiko dan benefitnya,.katakan yang berangkutan masuk tahanan, setelah dikalkulasi selama masa hukuman yang bersangkutan masih menghitung ada keuntungan secara materiil dari hasil penyalahgunaan kekuasaan.

Keempat, penyalahgunaan kekuasaan bisa diakali dan direkayasa dalam bentuk wujud fisik pertanggungjawaban. Walaupun suatu kegiatan sebenarnya fiktif atau ada rekayasa mark up harga dan model lainnya, namun banyak penguasa yang bisa mengatur system pertanggungjawaban sehingga pada saat ada pemeriksaan tidak ada temuan karena didukung dengan tertib administrasi yang professional.

Mengutip riset Serena Chen yang dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology, tentang hubungan antara kekuasaan dan tanggung jawab, bahwa individu pemegang kuasa yang mementingkan egonya tak akan membantu rekannya meski telah ditugasi membantu. Sebaliknya, mereka yang melepaskan egonya atas kekuasaan, tetap membantu temannya. Hal tersebut berarti, kekuasaan tak selalu mendorong orang untuk menyalahgunakan kekuasaannya, bergantung pada motif dan ego setiap individunya saja.

Selanjutnya Penelitian psikolog Philip G Zimbardo tentang Stanford Prison Experiment, menunjukkan, seseorang yang diberi kekuasaan cenderung menyalahgunakan kekuasanya, sehingga, jika kamu ingin menguji karakter seseorang, berilah dia kekuasaan .”Bagaimana kondisi dan situasi kehidupannya setelah yang bersangkutan diberikan kekuasaan. Pastinya para pemegang kekuasaan perlu menyikapi dengan pemikiran yang jernih, bahwa jabatan itu sewaktu waktu harus dilepaskan. Jangan menganggap bahwa kekuasaan dan jabatan itu menjadi miliknya, sehingga ia terus berusaha dengan berbagai cara untuk tetap mempertahankan tahta kekuasaan.

Baca Juga:  Jerebu Belum Berlalu

Mencari pemimpin yang pintar dan cerdas serta berpengalaman tidak lah sulit, namun mencari pemimpin yang memahami konsep kepemimpinan sangat langka. Banyak pemimpin yang terpilih melalui proses yang panjang baik melalui pemilihan maupun penunjukan, ternyata setelah duduk tidak amanah. Siapa yang salah ? entahlah. Yang pasti rakyat memerlukan pemimpin yang mampu membela kepentingan rakyat, melindungi kepentingan rakyat, serta mengayomi rakyatnya; sehingga rakyat merasa aman, nyaman dan bebas dari rasa takut, mereka senantiasa gembira untuk berkarya. Pemimpin yang ideal tercermin dari sikapnya yang selalu menunjukkan kerendahan hati menghadapi kepentingan orang lain.

Ia selalu memberikan pencerahan, membuat hidip orang lain menjadi bersemangat, dan selalu memberikan jalan keluar. Ia bersikap santun dan bijaksana, selalu menunjukkan niat baik, serta mampu membela kepentingan orang banyak. Lebih utamanya lagi adalah membela orang miskin, membela kepentingan orang tertindas, orang terlemah, orang ter PHK dan pengangguran.

Ia selalu berada di depan dan memberi teladan kepada anggotanya. Sesekali juga dibelakang mengikuti orang lain atau mendengarkan orang lain tentang harapan mereka terhadap pemimpinnya. Ia tidak pernah memanfaatkan kekuasaan untuk mengamankan kepentingan dirinya sendiri. Ia bertindak bagaikan air, mengalir kemanapun dan berguna bagi siapapun, sehingga orang lain mengikutinya dengan sukarela.

Tidak ada lagi kata siapa mendukung siapa, Siapa membawa siapa dan siapa dibawa siapa? hidup itu sementara, berbuatlah yang baik, benar dan bermanfaat bagi banyak orang. Harapan masyaraat dan rakyat pun tidak berlebihan, yakni bisa hidup rukun, damai, dan sejahtera. Salam kompeten…

(RIAUPOS.CO) – Seorang pemimpin yang hebat harus memperhatikan hal-hal yang sekecil apapun, karena permasalahan yang dianggap kecil itu justru bisa memicu timbulnya masalah besar jika tidak ditanggapi dengan santun. Artinya seorang pemimpin jangan membiarkan permasalahan yang dianggapnya kecil diabaikan begitu saja.

Permasalahan besar justru terjadi ketika seorang pemimpin tidak mampu menangani permasalahan yang dinilainya sebagai permasalahan kecil. Karena itu, jika anda saat ini sedang memegang kendali kekuasaan sebagai seorang pemimpin apapun levelnya; berhati-hatilah terhadap hal yang kecil-kecil, dan waspadalah bahwa yang kecil bisa menjadi pemicu menjalarnya bara api yang sudah terlanjur membesar dan akhirnya sulit dipadamkan.

- Advertisement -

Perlu diingat bahwa permasalahan yang kecil itu tidak selamanya lemah, dan bisa menjadi variable pengganggu yang sangat dahsyat. karena sejatinya semua permasalahan jika dibiarkan akan berdampak besar terhadap pengembangan organisasi dimasa yang akan datang.

Mengapa banyak orang memburu kekuasaan ? karena dengan memiliki kekuasaan yang bersangkutan mempunyai kebebasan untuk melakukan sesuatu yang ia kehendaki.

- Advertisement -

Memiliki kekuasaan berarti memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku atau sikap orang lain sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dengan memegang kekuasaan secara otomatis yang bersangkutan mempunyai pengaruh, dan hal inilah yang diimpikan oleh setiap orang yang memburu kekuasaan yakni dirinya mempunyai pengaruh atas wewenang dari kekuasaan yang dimiliki.

Ia punya hak memerintah, hak untuk mengatur dan hak untuk mengambil keputusan. Jika ketiga hak tersebut sudah melekat pada diri seseorang, maka banyak diantara mereka memanfaatkan kekuasaan yang telah diperolehnya, dan banyak diantara mereka lupa bahwa kekuasaan itu ada batasnya, disatu sisi mereka memiliki hak yang melekat atas kekuasaannya, namun disisi lain yang bersangkutan mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan.

Namun jika yang bersangkutan tidak bekerja atas prinsip hukum keseimbangan, akhirnya dapat mengantarkan pemegang kekuasaan masuk dalam jurang panas penyalahgunaan wewenang dan penyalahgunaan kekuasaan. Ia memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya yang mengarah pada upaya memanfaatkan jabatan sebagai alat untuk mengelabuhi orang lain.

Baca Juga:  Welcome Home Irjen Iqbal

Mengapa mereka menyalahgunakan kekuasaan? Pertama, kemungkinan untuk mendapatkan kekuasaan memerlukan modal materi yang cukup besar, sehingga begitu kekuasaan melakat pada dirinya tentu yang bersangkutan berusaha untuk mengembalikan modal awal plus keuntungan.

Kedua, mengapa penyalahgunaan kekuasaan terus terjadi dimana-mana, karena ada anggapan aparatur pemeriksa bisa di atur dengan berbagai cara dan pendekatan. Petugas pemeriksa adalah manusia biasa, yang bisa dibujuk rayu untuk diajak kompromi terhadap temuan-temuan dari hasil pemeriksaan. Artinya, rekomendasi dari para pemeriksa bisa di perjual belikan.

Ketiga, bahwa punishment yang dirasakan dari hasil penyalahgunaan kekuasaan relative lebih ringan dibanding dengan manfaat yang dirasakannya. Mereka sudah menghitung analisa resiko dan benefitnya,.katakan yang berangkutan masuk tahanan, setelah dikalkulasi selama masa hukuman yang bersangkutan masih menghitung ada keuntungan secara materiil dari hasil penyalahgunaan kekuasaan.

Keempat, penyalahgunaan kekuasaan bisa diakali dan direkayasa dalam bentuk wujud fisik pertanggungjawaban. Walaupun suatu kegiatan sebenarnya fiktif atau ada rekayasa mark up harga dan model lainnya, namun banyak penguasa yang bisa mengatur system pertanggungjawaban sehingga pada saat ada pemeriksaan tidak ada temuan karena didukung dengan tertib administrasi yang professional.

Mengutip riset Serena Chen yang dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology, tentang hubungan antara kekuasaan dan tanggung jawab, bahwa individu pemegang kuasa yang mementingkan egonya tak akan membantu rekannya meski telah ditugasi membantu. Sebaliknya, mereka yang melepaskan egonya atas kekuasaan, tetap membantu temannya. Hal tersebut berarti, kekuasaan tak selalu mendorong orang untuk menyalahgunakan kekuasaannya, bergantung pada motif dan ego setiap individunya saja.

Selanjutnya Penelitian psikolog Philip G Zimbardo tentang Stanford Prison Experiment, menunjukkan, seseorang yang diberi kekuasaan cenderung menyalahgunakan kekuasanya, sehingga, jika kamu ingin menguji karakter seseorang, berilah dia kekuasaan .”Bagaimana kondisi dan situasi kehidupannya setelah yang bersangkutan diberikan kekuasaan. Pastinya para pemegang kekuasaan perlu menyikapi dengan pemikiran yang jernih, bahwa jabatan itu sewaktu waktu harus dilepaskan. Jangan menganggap bahwa kekuasaan dan jabatan itu menjadi miliknya, sehingga ia terus berusaha dengan berbagai cara untuk tetap mempertahankan tahta kekuasaan.

Baca Juga:  Terjebak Kaya dalam Era Platform

Mencari pemimpin yang pintar dan cerdas serta berpengalaman tidak lah sulit, namun mencari pemimpin yang memahami konsep kepemimpinan sangat langka. Banyak pemimpin yang terpilih melalui proses yang panjang baik melalui pemilihan maupun penunjukan, ternyata setelah duduk tidak amanah. Siapa yang salah ? entahlah. Yang pasti rakyat memerlukan pemimpin yang mampu membela kepentingan rakyat, melindungi kepentingan rakyat, serta mengayomi rakyatnya; sehingga rakyat merasa aman, nyaman dan bebas dari rasa takut, mereka senantiasa gembira untuk berkarya. Pemimpin yang ideal tercermin dari sikapnya yang selalu menunjukkan kerendahan hati menghadapi kepentingan orang lain.

Ia selalu memberikan pencerahan, membuat hidip orang lain menjadi bersemangat, dan selalu memberikan jalan keluar. Ia bersikap santun dan bijaksana, selalu menunjukkan niat baik, serta mampu membela kepentingan orang banyak. Lebih utamanya lagi adalah membela orang miskin, membela kepentingan orang tertindas, orang terlemah, orang ter PHK dan pengangguran.

Ia selalu berada di depan dan memberi teladan kepada anggotanya. Sesekali juga dibelakang mengikuti orang lain atau mendengarkan orang lain tentang harapan mereka terhadap pemimpinnya. Ia tidak pernah memanfaatkan kekuasaan untuk mengamankan kepentingan dirinya sendiri. Ia bertindak bagaikan air, mengalir kemanapun dan berguna bagi siapapun, sehingga orang lain mengikutinya dengan sukarela.

Tidak ada lagi kata siapa mendukung siapa, Siapa membawa siapa dan siapa dibawa siapa? hidup itu sementara, berbuatlah yang baik, benar dan bermanfaat bagi banyak orang. Harapan masyaraat dan rakyat pun tidak berlebihan, yakni bisa hidup rukun, damai, dan sejahtera. Salam kompeten…

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari