Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Ekonomi Indonesia Masih Level 5 Persen, Biaya Investasi Masih Tinggi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perjalanan pertumbuhan ekonomi untuk sampai ke level 7 persen masih panjang. Padahal, Bappenas pernah melakukan kalkulasi untuk mencapai target dalam visi Indonesia Emas sebagai negara maju pada 2045. Dalam skenario normal, pertumbuhan ekonomi harus mencapai 5,7 persen per tahun. Angka itu perlu dicapai secara konsisten sejak 2022 hingga 2045.

Jika target tersebut dipercepat ke 2038, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 7 persen. Memandang hal itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa salah satu penyebab ekonomi masih di level 5 persen adalah tingginya biaya berinvestasi di dalam negeri.

Airlangga menjelaskan, hal itu tecermin dari angka incremental capital output ratio (ICOR) yang cukup tinggi, bahkan di atas target pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, lanjut dia, jika ICOR bisa diturunkan ke level 4 persen, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa merangkak ke level 6–7 persen. ’’ICOR kita masih sekitar di angka 6 lebih sedikit. Dibandingkan negara lain masih tinggi,’’ ujar Airlangga dalam konferensi pers, Senin (5/2).

Baca Juga:  Tren Inflasi Tunjukkan Daya Beli Naik

Meskipun demikian, Airlangga menyebutkan bahwa kondisi itu adalah hal yang lumrah. Sebab, Indonesia tengah mendorong pembangunan infrastruktur. Dengan infrastruktur yang terbangun masif, dia yakin pertumbuhan ekonomi RI akan membaik dan diikuti perbaikan ICOR.(dee/dio/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perjalanan pertumbuhan ekonomi untuk sampai ke level 7 persen masih panjang. Padahal, Bappenas pernah melakukan kalkulasi untuk mencapai target dalam visi Indonesia Emas sebagai negara maju pada 2045. Dalam skenario normal, pertumbuhan ekonomi harus mencapai 5,7 persen per tahun. Angka itu perlu dicapai secara konsisten sejak 2022 hingga 2045.

Jika target tersebut dipercepat ke 2038, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 7 persen. Memandang hal itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa salah satu penyebab ekonomi masih di level 5 persen adalah tingginya biaya berinvestasi di dalam negeri.

- Advertisement -

Airlangga menjelaskan, hal itu tecermin dari angka incremental capital output ratio (ICOR) yang cukup tinggi, bahkan di atas target pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, lanjut dia, jika ICOR bisa diturunkan ke level 4 persen, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa merangkak ke level 6–7 persen. ’’ICOR kita masih sekitar di angka 6 lebih sedikit. Dibandingkan negara lain masih tinggi,’’ ujar Airlangga dalam konferensi pers, Senin (5/2).

Baca Juga:  Daihatsu Astec Open 2019 Segera Digelar

Meskipun demikian, Airlangga menyebutkan bahwa kondisi itu adalah hal yang lumrah. Sebab, Indonesia tengah mendorong pembangunan infrastruktur. Dengan infrastruktur yang terbangun masif, dia yakin pertumbuhan ekonomi RI akan membaik dan diikuti perbaikan ICOR.(dee/dio/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari