Jumat, 22 November 2024

Penduduk Riau Paling Panjang Umurnya

- Advertisement -
Tahun 2019 akan segera berakhir, berganti dengan tahun baru yaitu tahun 2020. Secara nominal umur seseorang mengalami pertambahan, tetapi secara riel sebenarnya terjadi pengurangan, karena kehidupan di atas dunia dibatasi oleh apa yang disebut dengan kematian atau berakhirnya kehidupan di atas dunia.
Berlama-lama hidup di atas dunia, pada umumnya sangat diinginkan oleh sebagian besar manusia. Terlebih jika kehidupannya diwarnai dengan kehidupan yang serba berkecukupan bahkan lebih. Tidak tertutup kemungkinannya berlaku juga bagi yang kehidupannya serba kekurangan tapi selalu bersemangat untuk mengatasinya dengan usaha dan kerja yang sangat keras, agar hidupnya berkecukupan dan umur panjang.
Dalam statistik ada istilah angka harapan hidup. Angka ini diperoleh dari berbagai survei yang dilakukan terhadap penduduk menyangkut peri­hal kesehatan. Berdasarkan hasil hitung Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, angka harapan hidup penduduk Riau setiap tahunnya selalu meningkat. Pada 2018, angka harapan hidup Provinsi Riau sebesar 71,19. Jika dibadingkan dengan 2010 angka harapan hidupnya sebesar 70,15, terjadi pertambahan harapan hidup penduduk Provinsi Riau sebesar 1,04 tahun.
Tahun 2010 angka harapan hidup Provinsi Riau sebesar 70,15. Meningkat pada tahun 2011 menjadi 70,32. Selanjutnya terus meningkat, pada tahun 2016 menjadi sebesar 70,97. Tahun 2017 sebesar 70,99, hingga ke tahun 2018 meningkat hingga mencapai 71,19. Berarti setiap tahun, rata-rata bertambah sebesar 0,18 tahun.
Meskipun sedikit lebih rendah dari angka harapan hidup Nasional, yaitu sebesar 71,20 pada 2018, namun jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, ternyata penduduk Riau memiliki usia harapan hidup paling panjang/terlama di Sumatera. 
Provinsi lain di Sumatera yang cukup lama harapan hidupnya adalah Provinsi Jambi, yaitu sebesar 70,89. Sebaliknya harapan hidup yang tersingkat di Sumatera adalah Provinsi Sumatera Utara sebesar 68,61, naik sedikit di atasnya adalah Provinsi Sumatera Barat, yaitu sebesar 69,01.
Terjadinya peningkatan angka harapan hidup ini, tidak terlepas dari semakin membaiknya derajat kesehatan masyarakat. Rata-rata angka kematian bayi cendrung menurun cukup signifikan, membaiknya derajat kesehatan ibu dan bayinya. Ditambah lagi ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang cukup memadai, serta yang paling penting adalah akses masyarakat untuk memperoleh penanganan kesehatan tidak terlalu sulit.
Tetapi tunggu dulu, jangan salah dalam memahami angka harapan hidup ini. Karena yang dimaksud dengan angka harapan hidup Provinsi Riau sebesar 71,19 pada tahun 2018 ini adalah bayi yang lahir di Riau tahun 2018 memiliki harapan hidup ke depannya hingga mencapai umur 71,19 tahun, atau dengan kata lain bayi yang lahir pada tahun 2018 memiliki harapan untuk bertahan hidup hingga mencapai usia sekitar 71 tahun lebih. Itupun dapat terjadi dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi.
Hal ini tentu menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi pemerintah Provinsi Riau. Untuk mencapai kondisi tersebut memerlukan usaha dan kerja keras di samping ketersediaan anggaran yang cukup memadai. Pemerintah provinsi harus terus mengupayakan sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia saat ini tidak berkurang bahkan meningkatkannya. Termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan yang semakin rapi, serta akses semua lapisan masyarakat terhadap sarana dan prasarana kesehatan semakin mudah dan nyaman. 
Terus berinovasi dan kreativitas dalam berbagai kebijakan di bidang kesehatan sangat diperlukan karena anggaran yang tersedia sangat terbatas. Termasuk bagaimana upaya pemerintah menggandeng pihak swasta, dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, dan lain sebagainya.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Riau dengan kedua belas kabupaten/kotanya. Bagaimana mensinergikan berbagai kebijakan bidang kesehatan antar kabupaten/kota. Karena angka harapan hidup penduduk Provinsi Riau adalah perpaduan angka harapan hidup seluruh kabupaten/kota yang ada di Riau, di mana kabupaten yang terendah angka harapan hidupnya adalah Kabupaten Kepulauan Meranti, yaitu sebesar 67,21, dan yang tertinggi adalah Kota Pekanbaru yaitu sebesar 71,94.
Di samping itu angka harapan hidup ini, atau biasa juga disebut indikator umur harapan hidup saat lahir, merupakan salah satu dimensi dasar dari tiga dimensi untuk menyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Yaitu dimensi umur panjang dan hidup sehat diwakili oleh indikator umur harapan hidup saat lahir; dimensi pengetahuan diwakili oleh indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah; dan dimensi standar hidup layak diwakili oleh pengeluaran per kapita.
Penyajian angka IPM secara periodik, memungkinkan setiap provinsi dan kabupaten/kota mengetahui peta pembangunan manusia di daerahnya, baik pencapaian, kecepatan, posisi, maupun disparitas atau ketimpangan antar-daerah.
Selanjutnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) itu sendiri merupakan salah satu komponen bagi Pemerintah Pusat untuk menentukan besaran Dana Alokasi Umum (DAU) pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Untuk itu tidak ada salahnya jika pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, termasuk juga seluruh masyarakat atau penduduk se Provinsi Riau memperhatikan pendapat Prof. Dr Ir Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor, tentang hal-hal yang mempengaruhi kelangsungan hidup lebih lama/penyebab panjangnya umur manusia. Menurut beliau kelangsungan hidup lebih lama tergantung dari beberapa faktor, yaitu pola makan, penyakit bawaan dari lahir/ penyakit degeneratif,  lingkungan tempat tinggal, dan stress atau tekanan.***
Baca Juga:  Pentingnya Pengembangan Human Capital
Tahun 2019 akan segera berakhir, berganti dengan tahun baru yaitu tahun 2020. Secara nominal umur seseorang mengalami pertambahan, tetapi secara riel sebenarnya terjadi pengurangan, karena kehidupan di atas dunia dibatasi oleh apa yang disebut dengan kematian atau berakhirnya kehidupan di atas dunia.
Berlama-lama hidup di atas dunia, pada umumnya sangat diinginkan oleh sebagian besar manusia. Terlebih jika kehidupannya diwarnai dengan kehidupan yang serba berkecukupan bahkan lebih. Tidak tertutup kemungkinannya berlaku juga bagi yang kehidupannya serba kekurangan tapi selalu bersemangat untuk mengatasinya dengan usaha dan kerja yang sangat keras, agar hidupnya berkecukupan dan umur panjang.
Dalam statistik ada istilah angka harapan hidup. Angka ini diperoleh dari berbagai survei yang dilakukan terhadap penduduk menyangkut peri­hal kesehatan. Berdasarkan hasil hitung Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, angka harapan hidup penduduk Riau setiap tahunnya selalu meningkat. Pada 2018, angka harapan hidup Provinsi Riau sebesar 71,19. Jika dibadingkan dengan 2010 angka harapan hidupnya sebesar 70,15, terjadi pertambahan harapan hidup penduduk Provinsi Riau sebesar 1,04 tahun.
Tahun 2010 angka harapan hidup Provinsi Riau sebesar 70,15. Meningkat pada tahun 2011 menjadi 70,32. Selanjutnya terus meningkat, pada tahun 2016 menjadi sebesar 70,97. Tahun 2017 sebesar 70,99, hingga ke tahun 2018 meningkat hingga mencapai 71,19. Berarti setiap tahun, rata-rata bertambah sebesar 0,18 tahun.
Meskipun sedikit lebih rendah dari angka harapan hidup Nasional, yaitu sebesar 71,20 pada 2018, namun jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, ternyata penduduk Riau memiliki usia harapan hidup paling panjang/terlama di Sumatera. 
Provinsi lain di Sumatera yang cukup lama harapan hidupnya adalah Provinsi Jambi, yaitu sebesar 70,89. Sebaliknya harapan hidup yang tersingkat di Sumatera adalah Provinsi Sumatera Utara sebesar 68,61, naik sedikit di atasnya adalah Provinsi Sumatera Barat, yaitu sebesar 69,01.
Terjadinya peningkatan angka harapan hidup ini, tidak terlepas dari semakin membaiknya derajat kesehatan masyarakat. Rata-rata angka kematian bayi cendrung menurun cukup signifikan, membaiknya derajat kesehatan ibu dan bayinya. Ditambah lagi ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang cukup memadai, serta yang paling penting adalah akses masyarakat untuk memperoleh penanganan kesehatan tidak terlalu sulit.
Tetapi tunggu dulu, jangan salah dalam memahami angka harapan hidup ini. Karena yang dimaksud dengan angka harapan hidup Provinsi Riau sebesar 71,19 pada tahun 2018 ini adalah bayi yang lahir di Riau tahun 2018 memiliki harapan hidup ke depannya hingga mencapai umur 71,19 tahun, atau dengan kata lain bayi yang lahir pada tahun 2018 memiliki harapan untuk bertahan hidup hingga mencapai usia sekitar 71 tahun lebih. Itupun dapat terjadi dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi.
Hal ini tentu menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi pemerintah Provinsi Riau. Untuk mencapai kondisi tersebut memerlukan usaha dan kerja keras di samping ketersediaan anggaran yang cukup memadai. Pemerintah provinsi harus terus mengupayakan sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia saat ini tidak berkurang bahkan meningkatkannya. Termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan yang semakin rapi, serta akses semua lapisan masyarakat terhadap sarana dan prasarana kesehatan semakin mudah dan nyaman. 
Terus berinovasi dan kreativitas dalam berbagai kebijakan di bidang kesehatan sangat diperlukan karena anggaran yang tersedia sangat terbatas. Termasuk bagaimana upaya pemerintah menggandeng pihak swasta, dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, dan lain sebagainya.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Riau dengan kedua belas kabupaten/kotanya. Bagaimana mensinergikan berbagai kebijakan bidang kesehatan antar kabupaten/kota. Karena angka harapan hidup penduduk Provinsi Riau adalah perpaduan angka harapan hidup seluruh kabupaten/kota yang ada di Riau, di mana kabupaten yang terendah angka harapan hidupnya adalah Kabupaten Kepulauan Meranti, yaitu sebesar 67,21, dan yang tertinggi adalah Kota Pekanbaru yaitu sebesar 71,94.
Di samping itu angka harapan hidup ini, atau biasa juga disebut indikator umur harapan hidup saat lahir, merupakan salah satu dimensi dasar dari tiga dimensi untuk menyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Yaitu dimensi umur panjang dan hidup sehat diwakili oleh indikator umur harapan hidup saat lahir; dimensi pengetahuan diwakili oleh indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah; dan dimensi standar hidup layak diwakili oleh pengeluaran per kapita.
Penyajian angka IPM secara periodik, memungkinkan setiap provinsi dan kabupaten/kota mengetahui peta pembangunan manusia di daerahnya, baik pencapaian, kecepatan, posisi, maupun disparitas atau ketimpangan antar-daerah.
Selanjutnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) itu sendiri merupakan salah satu komponen bagi Pemerintah Pusat untuk menentukan besaran Dana Alokasi Umum (DAU) pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Untuk itu tidak ada salahnya jika pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, termasuk juga seluruh masyarakat atau penduduk se Provinsi Riau memperhatikan pendapat Prof. Dr Ir Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor, tentang hal-hal yang mempengaruhi kelangsungan hidup lebih lama/penyebab panjangnya umur manusia. Menurut beliau kelangsungan hidup lebih lama tergantung dari beberapa faktor, yaitu pola makan, penyakit bawaan dari lahir/ penyakit degeneratif,  lingkungan tempat tinggal, dan stress atau tekanan.***
Baca Juga:  Konstruksi Berita Bencana Alam di Indonesia
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari