Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Mantan Mendagri Gamawan Fauzi Diperiksa Terkait Korupsi Kampus IPDN

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi terkait kasus dugaan korupsi pembangunan empat kampus IPDN di Sulawesi Selatan dan kampus IPDN di Sulawesi Utara.

“Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka DJ (Dudy Jocom),” kata Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (18/11).

Selain Gamawan, penyidik juga memanggil dua orang staf PT Hutama Karya yakni, Mohamad Anas dan Hari Prasojo. Keduanya, juga akan dimintai keterangan guna melengkapi berkas penyidikan Dudy Jocom.

Dalam perkara ini, Dudy tidak bertindak seorang diri. Kepala Divisi Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Adi Wibowo, serta Kepala Divisi Konstruksi VI PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Dono Purwoko, turut serta melakukan praktik rasuah dalam pembangunan gedung IPDN tersebut.

Baca Juga:  Beri Semangat, Kadiv Propam Menangis di Pelukan Kapolda Metro Jaya

Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dua pembangunan gedung Kampus IPDN di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara tahun anggaran 2011.

Dudy diduga kuat telah mengatur proyek pembangunan gedung IPDN di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara agar dikerjakan oleh PT Adhi Karya dan PT Waskita Karya. Sebagai imbalannya, Dudy mendapat fee sebesar 7 persen dari nilai proyek.

Guna merealisasikan uang tersebut, Dudy diduga meminta pembuatan berita acara serah terima pekerjaan 100 persen untuk proyek pembangunan kampus IPDN Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara agar dana dapat dibayarkan. Padahal, proyek pembangunan tersebut belum rampung dikerjakan.

Terkait hal ini, terjadi kerugian negara sebesar Rp 21 miliar, yang dihitung dari kekurangan volume pekerjaan pada dua proyek tersebut. Rinciannya, proyek IPDN di Sulawesi Selatan sekitar Rp 11,8 miliar dan proyek IPDN di Sulawesi Utara sekitar Rp 9,3 miliar.

Baca Juga:  WHO: Anak Muda yang Bersenang-senang Sebabkan Lonjakan Covid-19

Atas perbutannya, Dudy, Adi Wibowo dan Dono Purwoko disangkakan melanggar Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi terkait kasus dugaan korupsi pembangunan empat kampus IPDN di Sulawesi Selatan dan kampus IPDN di Sulawesi Utara.

“Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka DJ (Dudy Jocom),” kata Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (18/11).

- Advertisement -

Selain Gamawan, penyidik juga memanggil dua orang staf PT Hutama Karya yakni, Mohamad Anas dan Hari Prasojo. Keduanya, juga akan dimintai keterangan guna melengkapi berkas penyidikan Dudy Jocom.

Dalam perkara ini, Dudy tidak bertindak seorang diri. Kepala Divisi Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Adi Wibowo, serta Kepala Divisi Konstruksi VI PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Dono Purwoko, turut serta melakukan praktik rasuah dalam pembangunan gedung IPDN tersebut.

- Advertisement -
Baca Juga:  WHO: Anak Muda yang Bersenang-senang Sebabkan Lonjakan Covid-19

Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dua pembangunan gedung Kampus IPDN di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara tahun anggaran 2011.

Dudy diduga kuat telah mengatur proyek pembangunan gedung IPDN di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara agar dikerjakan oleh PT Adhi Karya dan PT Waskita Karya. Sebagai imbalannya, Dudy mendapat fee sebesar 7 persen dari nilai proyek.

Guna merealisasikan uang tersebut, Dudy diduga meminta pembuatan berita acara serah terima pekerjaan 100 persen untuk proyek pembangunan kampus IPDN Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara agar dana dapat dibayarkan. Padahal, proyek pembangunan tersebut belum rampung dikerjakan.

Terkait hal ini, terjadi kerugian negara sebesar Rp 21 miliar, yang dihitung dari kekurangan volume pekerjaan pada dua proyek tersebut. Rinciannya, proyek IPDN di Sulawesi Selatan sekitar Rp 11,8 miliar dan proyek IPDN di Sulawesi Utara sekitar Rp 9,3 miliar.

Baca Juga:  HIPMI Nilai Kebijakan Pemerintah Atasi Dampak Covid-19 Berceceran

Atas perbutannya, Dudy, Adi Wibowo dan Dono Purwoko disangkakan melanggar Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari