JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Mantan wakil gubernur DKI Jakarta yang juga calon wakil presiden di pilpres 2019 Sandiaga Uno, menegaskan lebih memilih untuk di luar pemerintahan. Sikap politik itu ia pilih agar pendapatnya objektif dan konstruktif bagi kebaikan bangsa dan negara.
“Untuk ke depan, saya tentunya bersedia untuk memberikan masukan dari luar pemerintahan. Jadi menyampaikan hal-hal yang seperti pil pahit,” kata Sandiaga usai menerima kunjungan Pimpinan MPR RI, di kediamannya, Jakarta.
Menurut Sandi, mitra yang kritis dan konstruktif menyampaikan pesan-pesan yang jelas demi kemajuan bangsa harus tetap ada dan dibutuhkan. Karena, kalau masukan diberikan dari dalam pemerintahan, dikhawatirkan menggunakan prinsip Asal Bapak Senang (ABS).
“Jadi sebaiknya masukan kepada pemerintah harus disampaikan dalam semangat kebersamaan. baik di dalam maupun di luar semuanya bertujuan untuk membangun bangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sandi juga enggan menegaskan apakah pernyataannya itu sebagai penegasan dirinya menolak menjadi salah satu menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf. “Kalau urusan menteri, itu hak prerogatif presiden. Lalu bagaimana koalisi, silakan para ketua umum partai melihatnya,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, dirinya merasa perlu ada kewajiban untuk menyampaikan kritikan secara konstruktif. Namun tetap bersahabat dan selalu dalam prinsip kedewasaan dan keakraban. Karena ini semua demi kemajuan bangsa Indonesia mengejar ketertinggalan, pengangguran kita ada di nomor dua terburuk di ASEAN, penciptaan lapangan kerja belum maksimal.
“Coba kita lihat, sementara itu Vietnam meraup untung dengan adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat,” tandasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editod: E Sulaiman