SIAK (RIAUPOS.CO) – Pesatnya perkembangan pelaku UMKM menggelar dagangannya di depan Istana Asserayah Alhasyimiah Kota Siak, berdampak pada semrawutnya jalan antara Lapangan Tugu dengan Lapangan Siak Bermadah.
Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan warga sebagai pengguna jalan dan berakhir dengan keluhan. Warga Siak bernama Zack benar-benar heran dengan situasi itu. Sebab menurutnya, pedagang diberikan tempat khusus, sehingga pengunjung yang datang ke Kota Siak tahu harus ke mana untuk menikmati jajanan.
Sementara saat ini, tak bisa lagi melihat istana dari Lapangan Siak Bermadah, terhalang oleh gerobak dan tenda pedagang.
“Ke mana ya Satpol PP, semestinya kan ketika pedagang masih satu dua sudah ditertibkan. Ini terkesan ada pembiaran,” katanya.
Saat sudah banyak seperti ini, sebagai penegak perda pasti bingung menertibkannya. Tentunya terjadi tawar menawar dan tarik ulur dengan pedagang maupun asosiasinya. Disebutkannya, Kota Siak ini sudah cantik, bersih, nyaman, semestinya hal hal yang akan berdampak pada merusak estetika, Satpol PP langsung bergerak.
Kasatpol PP Siak Winda mengatakan, terkait pedagang depan istana pada 2010 ada kesepakatan dengan Disperindag. Karena kuotanya terus bertambah, sehingga seperti ini.
“Kami selama ini hanya memastikan di sana tertib dan aman. Tim kami patroli setiap hari,” katanya.
Para pedagang yang jumlahnya semakin banyak itu, berjanji kepada Disperindag bersedia pindah mulai Senin (29/7) dan mereka terakhir menggelar dagangannya pada Ahad (28/7).
“Kita lihat sajalah seperti apa pada Senin (29/7) pagi. Kami akan turun mengikuti prosesnya,” kata Winda.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Siak Tengku Musa mengatakan, pedagang akan dipindahkan ke lapangan samping Lasdap. “Hari ini, Ahad (28/7) mereka terakhir menggelar dagangan di sana,” terangnya.
Tengku Musa juga memiliki keinginan yang sama, agar pedagang berada di satu tempat, sehingga pembeli tahu hendak ke mana jika ingin berbelanja.(mng)