TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) – Sejumlah pedagang kaki lima di Telukkuantan mengaku kesulitan setelah direlokasi ke kawasan Pasar Lumpur. Sejak dipindahkan pada 26 Agustus 2025 lalu, omzet mereka menurun drastis. Kondisi lokasi yang masih berupa jalan tanah membuat pembeli enggan datang. Saat panas, area berdebu, dan ketika hujan, berubah menjadi becek dan berlumpur, sesuai dengan namanya: Pasar Lumpur.
Beberapa pedagang bahkan hanya membawa pulang uang Rp20 ribu hingga Rp50 ribu meski berjualan sampai malam. Untuk mengurangi becek, para pedagang bergotong royong menimbun jalan dengan sirtu hingga 20 truk.
Sekitar 20 pedagang menyampaikan keluhan ini langsung kepada Kepala Dinas Kopdagrin Kuansing, Delis Martoni, yang turun meninjau lokasi, Ahad (7/9/2025). Delis mengakui kondisi area memang tidak layak. Ia bahkan langsung menghubungi Kadis PUPR Kuansing untuk meninjau kemungkinan perbaikan jalan.
Relokasi pedagang ini berdasarkan surat edaran Bupati Kuansing Suhardiman Amby tertanggal 26 Agustus 2025. Namun karena jumlah pedagang cukup banyak, sebagian memilih pindah ke kawasan hutan kota Pulau Bungin, Desa Koto Taluk.
Delis menegaskan lokasi Pasar Lumpur hanya bersifat sementara. Pemkab, katanya, sedang menyiapkan solusi jangka panjang. Salah satu opsi adalah memindahkan pedagang ke lantai dasar Pasar Rakyat Telukkuantan, yang memiliki fasilitas listrik, MCK, serta lebih aman dari hujan dan panas.
“Pemkab ingin pedagang tertata di satu tempat sehingga warga maupun pengunjung tahu ke mana harus belanja. Usulan pedagang tetap akan kami sampaikan kepada Sekda dan Bupati untuk mencari solusi terbaik,” ujar Delis.