BENGKALIS (RIAUPOS.CO)- Akibat pasang besar alias pasang keling, membuat ruas jalan lintas di Pulau Bengkalis terendam banjir air asin dari laut. Kondisi ini membuat pengendaraan kendaraan bermotor tak bisa melintas harus menunggu sampai air pasang surut.
Ruas jalan lintas yang terendam banjir air laut terjadi di Jalan Lintas Desa Selat Baru menuju ke Desa Bantan Tengah, tempatnya sebelum jembatan Sungai Liong. Sedangkan di arah timur, jalan lintas dari Desa Penebal menuju ke arah Desa Teluk Pambang, tepatnya di Parit Bengkok Desa Suka Maju, Kecamatan Bantan.
Dari pantauan di lapangan, tepatnya di jalan lintas di Parit Bengkok yang menjadi langganan banjir air pasang keling setiap akhir bulan Kamariah, membuat kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor harus naik ke dalam gerobok yang disedikan warga setempat.
Karena kedalaman air pasang mencapai batas lutut orang dewasa. Makanya pengemudi mobil tidak berani menempuh banjir, karena akan mengakibatkan kendaraanya rusak alias berkarat.
“Sudah empat hari ini banjir air pasang. Hanya sepeda motor yang bisa diangkut pakai gerobak,” ujar Andi, salah seorang pemilik gerobak yang menyeberangkan sepeda motor warga dari arah Teluk Pambang menuju Bengkalis.
Sementara pengemudi mobil, harus terjebak banjir dan memutar arah kembali ke kota Bengkalis sampai air surut. Karena kondisi air pasang dimulai sejak pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.30 WIB. “Kalau mau lewat sebelum pukul 06.00 WIB. Tapi kalau sudah lewat pukul itu tak bisa dilintasi mobil pribadi,” ucap Andi.
Ia mengaku, satu kali menyeberangkan sepeda motor mendapat upah Rp10 ribu atau selama tiga jam berhasil mengumpulkan uang Rp200 ribu, namun uangnya dibagi dua bersama rekannya, karena untuk menggerakkan gerobaknya harus dilakukan bantuan tim tiga orang.
Sementara Yanto mengemudi mobil yang tak mengetahui jalan putus akibat banjir air pasang mengaku sangat terkejut. Karena sudah berangkat dari Bengkalis pagi hari, ternyata setelah sampai di Jalan Parit Bengkok sudah terendam banjir.
“Kecewalah. Karena kondisi jalan bagus, malah ada ruasnya yang tergenang. Itupun hanya beberapa meter saja dan mengapa tidak segera dicarikan solusi,” ucapnya sambil putar balik mobilnya ke arah Kota Bengkalis,” ujarnya.
Ia mengaku, ada saudaranya yang kemalangan meninggal dunia di Desa Pambang Pesisir, karena ingin menyaksikan pemakaman, walhasil tidak bisa dan harus menunggu dua jam sampai air surut.
“Kami mengharapkan ada solusi dari pemerintah. Karena kondisi jalan terendam banjir air pasang ini sudah cukup lama dan sudah belasan tahun lamannya. Ya, kalau tak ada gebrakan untuk meninggikan jalan atau menambah parit tentu selamanya akan terendam banjir air laut, setiap kali musin pasang besar,” ucapnya.
Ia menyebutkan, sejak Oktober, November dan Desember 2024, siklus air pasang besar alias pasang kling itu sudah jelas waktunya, di pertengahan bulan dan akhir bulan qomariyah, seperti saat ini. Bahkan bulan ini duarasinya agak panjang sekitar 10 hari.(ksm)