BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Kasus tengkes di Bengkalis secara nasional pada 2022 lalu pernah mencapai 8,4 persen, namun pada tahun 2023 kasus tengkes di Kabupaten Bengkalis justru mengalami meningkatan drastis, yakni mencapai 17,9 persen.
“Selama ini upaya percepatan penurunan tengkes dilakukan secara optimal dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Namun ternyata hasil kerja keras tersebut tidak selaras dengan hasil survei kesehatan, yang telah dirilis oleh pemerintah pusat. Di mana prevalensi tengkes di Kabupaten Bengkalis pada 2023 mengalami peningkatan menjadi 17,9 persen dari tahun 2022 sebesar 8,4 persen,” ujar Staf Ahli Bupati Bengkalis Bustami HY usai memimpin Rembuk Stunting di Bengkalis, Selasa (21/5).
Bustami menegaskan kepada TPPS Kabupaten Bengkalis agar memperkuat sinergisitas dan kolaborasi agar angka prevalensi stunting tahun 2024 sebesar 14 persen dan ini wajib tercapai.
“Kami tegaskan, mulai saat ini semua lini harus bergerak, untuk melakukan percepatan penurunan tengkes, agar kita tetap bisa membangun generasi masa depan Kabupaten Bengkalis menjadi generasi yang unggul, berdaya saing dan berkualitas mengingat tahun 2024 hanya tinggal kurang dari 7 bulan saja,” tegasnya.
Melalui Rembuk Stunting ini, dia menyampaikan beberapa langkah yang harus ditindak lebih lanjuti dalam upaya percepatan penurunan tengkes terutama kepada TPPS Kabupaten Bengkalis, kecamatan desa dan kelurahan.
“Pertama kami minta memaksimalkan posyandu di wilayahnya masing-masing untuk melakukan penimbangan, bagi masyarakat yang tidak membawa balita ke posyandu agar melakukan penyisiran, kami mohon pastikan betul data menimbang valid dan dilaporkan,” tegasnya.(gem)
Laporan ABU KASIM, Bengkalis
BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Kasus tengkes di Bengkalis secara nasional pada 2022 lalu pernah mencapai 8,4 persen, namun pada tahun 2023 kasus tengkes di Kabupaten Bengkalis justru mengalami meningkatan drastis, yakni mencapai 17,9 persen.
“Selama ini upaya percepatan penurunan tengkes dilakukan secara optimal dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Namun ternyata hasil kerja keras tersebut tidak selaras dengan hasil survei kesehatan, yang telah dirilis oleh pemerintah pusat. Di mana prevalensi tengkes di Kabupaten Bengkalis pada 2023 mengalami peningkatan menjadi 17,9 persen dari tahun 2022 sebesar 8,4 persen,” ujar Staf Ahli Bupati Bengkalis Bustami HY usai memimpin Rembuk Stunting di Bengkalis, Selasa (21/5).
- Advertisement -
Bustami menegaskan kepada TPPS Kabupaten Bengkalis agar memperkuat sinergisitas dan kolaborasi agar angka prevalensi stunting tahun 2024 sebesar 14 persen dan ini wajib tercapai.
“Kami tegaskan, mulai saat ini semua lini harus bergerak, untuk melakukan percepatan penurunan tengkes, agar kita tetap bisa membangun generasi masa depan Kabupaten Bengkalis menjadi generasi yang unggul, berdaya saing dan berkualitas mengingat tahun 2024 hanya tinggal kurang dari 7 bulan saja,” tegasnya.
- Advertisement -
Melalui Rembuk Stunting ini, dia menyampaikan beberapa langkah yang harus ditindak lebih lanjuti dalam upaya percepatan penurunan tengkes terutama kepada TPPS Kabupaten Bengkalis, kecamatan desa dan kelurahan.
“Pertama kami minta memaksimalkan posyandu di wilayahnya masing-masing untuk melakukan penimbangan, bagi masyarakat yang tidak membawa balita ke posyandu agar melakukan penyisiran, kami mohon pastikan betul data menimbang valid dan dilaporkan,” tegasnya.(gem)
Laporan ABU KASIM, Bengkalis