BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Toni, salah seorang kelurga pasien yang masih diduga terpapar Covid-19 merasa kesal dan menyangkan terhadap pelayanan di RSUD Bengkalis.
Pasalnya dia yang membawa orang tuanya bernama Makruf (67) ke RSUD pada Jumat (30/7) sekitar pukul 20.30 WIB, karena mengalami sesak napas. Namun setelah menunggu lama dan diambil sampel swab PCR, harus menunggu tiga hari lagi baru diketahui hasilnya.
‘’Ini kita tinggal di pulau Bengkalis dan akan memakan waktu lama untuk dapat mengetahui hasil swab PCR nya. Padahal sebelum keluar hasil swab PCR pasin harus diisolasi dengan pelayanan yang sangat menyedihkan,’’ ujar Toni kepada RiauPos.co Senin (2/8/2021).
Ia mengaku, malam itu orang tuanya sempat dimasukkan ke ruang isolasi dari malam sampai pagi. Namun karena orang tuanya tidak tahan berada di ruang isolasi, yang pelayananya sangat lambat, akhirnya ia dan keluarganya memutuskan untuk membawa pulang orang tuanya.
Menurutnya, dengan perundingan yang sangat susah, akhirnya pihak rumah sakit mengizinkan orang tuanya dibawa pulang untuk dirawat secara mandiri di rumah. Karena ia khawatir selama dirawat di rumah sakit, orang tuanya tidak boleh ditemani maupun dijenguk.
‘’Tentu kondisi ini membuat orang tua kami stres. Karena perawatnya masih berkosentrasi merawat pasien yang usdah terpapar Covid-19. Sedangkan ayah kami masih menunggu 3 hari lagi, apakah positif terpapar atau tidak,’’ ujarnya.
Ia memutuskan merawat ayahnya di rumah, dengan berbekal tabung oksigen dan infuse yang dibeli secara pribadi. Namun, ia juga mengaku khawatir dengan perawatan yang dilakukan di rumahnya, karena kondisi ayahnya terlihat sangat susah untuk mengeluarkan dahaknya saat batuk.
Toni meminta kepada Pemkab Bengkalis untuk menyediakan alat swab PCR untuk masyarakat yang ada di pulau Bengkalis. Apalagi anggaran APBD Bengkalis masih cukup besar yang mencapai Rp3,1 triliun, kenapa untuk pengadaan alat swab sepertinya saja tidak bisa dilakukan.
‘’Kondisi ini tidak hanya dialami orang tua saya, tapi masih banyak yang seperti ini. Kalau kami biarkan perawatan seadanya di rumah sakit tentu ini bisa menghilangkan nyawa orang tua saya,’’ kesalnya.
Terhadap persoalan itu, Plt Direktur RSUD Bengkalis, dr Ersan Saputra Th ketika dikonfirmasi terkait keluhan keluarga pasien belum berhasil dimintai tanggapannya. Karena saat wartawan mengkonfirmasi melalui pesan watshapp tidak dibalas dan dihubungi melalui telepon genggamnya juga tidak aktif.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Alwizar yang dikonfirmasi Riau Pos, melalui telepon genggamnya, Senin sore (2/8/2021) juga tidak aktif. Bahkan pesan Watshapp yang dikirim yang tidak dibalas.
Laporan: Abu Kasim (Bengkalis)
Editor: E Sulaiman