PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – SETELAH beberapa hari mengalami kenaikan, kasus positif harian Covid-19 di Riau kembali menurun. Per Senin (29/11), dari 2.973 sampel swab yang diperiksa, hanya ditemukan tiga kasus positif. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan dengan penambahan itu total pasien positif di Riau mencapai 128.434 orang.
"Di hari yang sama, juga terdapat penambahan dua pasien yang sembuh. Sehingga total yang sudah sembuh sebanyak 124.047 orang," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, meskipun saat jumlah pasien positif Covid-19 mulai menurun, namun pihaknya tidak menurunkan jumlah testing untuk mendeteksi Covid-19. "Sampel swab yang diperiksa tetap banyak, karena hal ini sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19," ujarnya.
Dengan jumlah penambahan pasien positif yang tidak terlalu banyak, maka hingga saat ini tren kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau mulai meningkat.
"Untuk tingkat kesembuhan pasien positif di Riau saat ini mulai meningkat, yakni 96,6 persen. Dari total pasien positif sebanyak 128.431 yang masih dirawat di rumah sakit 26 orang," sebutnya.
Tak lupa dalam kesempatan itu, Mimi juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes).
Utamanya yakni menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan.
"Karena meskipun angka kesembuhan tinggi, namun penambahan pasien positif masih ada. Dengan demikian, masyarakat harus tetap waspada terhadap penularan virus ini," ajaknya.
Lacak 25 Siswa SMP AIS
Ledakan kasus positif covid-19 di Abdurrab Islamic School (AIS) Jalan Bakti Kecamatan Marpoyan Damai masih menyisakan cerita. Ternyata, 25 orang siswa yang positif Covid-19 dibawa pulang paksa orang tua masing-masing. Keberadaan para siswa ini masih dilacak.
Ledakan kasus Covid-19 di AIS awalnya terdeteksi Kamis (25/11) lalu saat empat siswa di sana positif Covid-19. Selanjutnya, ratusan siswa di sekolah yang terdapat asrama SMP dan SMA itu di-swab. Didapati ada 113 orang yang juga positif. Ini termasuk 10 orang guru. Pada hari itu, ternyata ada siswa positif Covid-19 yang dibawa pulang paksa oleh orang tuanya. Ini berlanjut Jumat (26/11). Total ada 26 orang siswa yang dibawa pulang paksa.
Adanya siswa yang dibawa pulang paksa ini terungkap, Senin (29/11) saat Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Pria Budi bersama Asisten I Setdako Pekanbaru Syoffaizal dan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru dr Arnaldo Eka Putra tiba di AIS memantau pelaksanaan swab yang dilakukan di sana.
"Baru terungkap ini. Ada 25 orang (siswa, red) yang dibawa pulang paksa oleh orang tuanya. Sudah di-tracing. Datanya lagi dikumpulkan, " kata dia.
Dijelaskan Kapolresta, hal ini terjadi pada Kamis dan Jumat pekan lalu. Orang tua memaksa membawa pulang anaknya dan sekolah tak kuasa menahan.
"Sekolah tidak ada kuasa menahan mungkin. Sekolah sudah kami berikan penekanan tadi, " ungkapnya.
Sejak awal, beber Pria Budi, penanganan terhadap klaster Covid-19 di AIS memang mendapatkan perlawanan dari orang tua wali murid.
"Malam kami mau evakuasi itu kan dapat perlawanan dari orang tua. Dipalang (jalan, red) malam itu. Sehingga disepakati oleh Satgas Covid terpaksa isoter (isolasi terpadu, red) di situ. Dokter disiapkan. Nambah pekerjaan diskes sebenarnya itu, " imbuhnya.
Dari pelacakan sementara yang dilakukan, Kapolresta menyebutkan, ada 25 orang siswa yang dibawa pulang paksa itu ada yang berasal dari luar Pekanbaru.
"Sepertinya bukan di wilayah Pekanbaru saja. Diusahakan di wilayah masing-masing nanti misalnya di Kampar, kami minta tolong dilakukan isoter di sana. Idealnya kan memang di fasilitas pemerintah," urainya.