PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menjadi ancaman serius di Provinsi Riau. Hingga akhir Juni 2025, tercatat lebih dari 174 hektare lahan terbakar sejak awal tahun. Data dari BPBD dan Damkar Provinsi Riau menunjukkan, Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah terdampak terparah dengan luas kebakaran mencapai 31,20 hektare, disusul Dumai 30,83 hektare, dan Rokan Hilir 25,25 hektare.
Wilayah lainnya yang juga terdampak antara lain Indragiri Hilir (13 Ha), Rokan Hulu (6,5 Ha), Pelalawan (20 Ha), Kepulauan Meranti (2,2 Ha), Siak (12,22 Ha), Pekanbaru (6,38 Ha), Kampar (10,75 Ha), Kuansing (1 Ha), dan Indragiri Hulu (14,7 Ha).
“Kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama. Apalagi musim kemarau diperkirakan segera memasuki puncaknya,” kata Edy, perwakilan dari BPBD Riau.
Guna menanggulangi karhutla, helikopter water bombing sudah dikerahkan ke Rokan Hilir, didukung oleh tim darat gabungan. Upaya ini dilakukan agar kebakaran tidak meluas dan segera bisa dikendalikan.
“Kami juga terus mengingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Pencegahan tetap jadi kunci utama,” tegas Edy.
Selain pemadaman, patroli dan edukasi masyarakat terus digencarkan, terutama di wilayah rawan kebakaran. Koordinasi antar-instansi, seperti TNI, Polri, serta relawan juga diperkuat.
Semua Daerah Kini Berstatus Siaga Darurat
Hingga saat ini, seluruh 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla. Penetapan ini memberikan dasar hukum bagi pemerintah daerah untuk bergerak cepat, termasuk dalam hal pengiriman personel dan logistik.
“Status siaga ini bukan hanya formalitas. Ini strategi penting untuk memperkuat koordinasi, mempercepat penanganan, dan mengurangi risiko dampak lebih luas,” ujar Edy.
35 Titik Panas Kembali Muncul di Akhir Pekan
Menurut BMKG Stasiun Pekanbaru, Sabtu (28/6), sebanyak 35 titik panas terpantau di tujuh wilayah di Riau. Ini menjadi yang tertinggi di Sumatera, disusul Bengkulu (31 titik), dan Jambi (27 titik).
“Sebaran titik panas di Riau meliputi Kampar (5), Pelalawan (2), Dumai (3), Bengkalis (2), Kuansing (3), Rokan Hilir dan Rokan Hulu masing-masing sekitar 10 titik,” ujar Yasir P, prakirawan BMKG.
Meski sudah masuk musim kemarau, sebagian wilayah Riau masih berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang, terutama pada sore hingga malam hari. Kondisi ini sedikit membantu upaya pemadaman, namun tak cukup untuk mengandalkan alam sepenuhnya.
Kebakaran di Desa Salo Hanguskan 5 Hektare Lahan
Sementara itu, kebakaran cukup besar juga terjadi di Desa Salo, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar pada Jumat (27/6) sore. Sekitar lima hektare semak belukar dan kebun sawit milik warga terbakar. Hingga kini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
“Karena api cukup besar dan menyebar cepat, kami minta bantuan helikopter untuk water bombing,” ujar Adi Candra, Kepala Pusdalops BPBD Kampar.
Satgas gabungan dari BPBD, Damkar, TNI, Polri, hingga perangkat desa langsung turun melakukan pemadaman dan penyekatan agar api tidak merembet lebih luas.