PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Wafatnya tokoh masyarakat Riau, Dr drh H Chaidir MM, memunculkan ungkapan duka dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari tokoh agama nasional asal Riau, KH Dr Ustadz Abdul Somad MA (UAS), yang menyampaikan belasungkawa mendalam melalui akun media sosialnya.
UAS menyebut rasa kehilangan yang ia rasakan mewakili duka banyak masyarakat Riau. Ia menilai Chaidir bukan hanya sosok yang dihormati, tetapi juga sahabat dekat yang ia perlakukan layaknya seorang ayah. Karena itu, kepergian almarhum meninggalkan kesedihan yang besar baginya.
Menurut UAS, Chaidir dikenal sebagai pribadi yang matang, bijaksana, dan jauh dari sikap membenci. Penilaian itu ia sampaikan berdasarkan interaksi mereka selama almarhum masih hidup.
UAS mengaku pernah berbeda pandangan dengan Chaidir dalam beberapa hal, namun perbedaan itu tidak pernah berubah menjadi permusuhan. UAS justru selalu menempatkan almarhum sebagai figur orang tua yang ia hormati dan sahabat yang selalu memberi ruang dialog.
“Yang selalu terbayang adalah senyumnya. Setiap bertemu, selalu dengan senyum. Kami merasa kehilangan, dan ini juga merupakan kehilangan bagi seluruh masyarakat Riau,” ujar UAS pada Selasa (18/11/2025) malam.
Selain menyampaikan kenangan, UAS turut mendoakan agar almarhum diampuni segala khilaf dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah. Ia juga berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, kekuatan, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Wafatnya tokoh masyarakat Riau, Dr drh H Chaidir MM, memunculkan ungkapan duka dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari tokoh agama nasional asal Riau, KH Dr Ustadz Abdul Somad MA (UAS), yang menyampaikan belasungkawa mendalam melalui akun media sosialnya.
UAS menyebut rasa kehilangan yang ia rasakan mewakili duka banyak masyarakat Riau. Ia menilai Chaidir bukan hanya sosok yang dihormati, tetapi juga sahabat dekat yang ia perlakukan layaknya seorang ayah. Karena itu, kepergian almarhum meninggalkan kesedihan yang besar baginya.
Menurut UAS, Chaidir dikenal sebagai pribadi yang matang, bijaksana, dan jauh dari sikap membenci. Penilaian itu ia sampaikan berdasarkan interaksi mereka selama almarhum masih hidup.
UAS mengaku pernah berbeda pandangan dengan Chaidir dalam beberapa hal, namun perbedaan itu tidak pernah berubah menjadi permusuhan. UAS justru selalu menempatkan almarhum sebagai figur orang tua yang ia hormati dan sahabat yang selalu memberi ruang dialog.
“Yang selalu terbayang adalah senyumnya. Setiap bertemu, selalu dengan senyum. Kami merasa kehilangan, dan ini juga merupakan kehilangan bagi seluruh masyarakat Riau,” ujar UAS pada Selasa (18/11/2025) malam.
Selain menyampaikan kenangan, UAS turut mendoakan agar almarhum diampuni segala khilaf dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah. Ia juga berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, kekuatan, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini.