Setiap orang atau kelompok memiliki cara masing-masing ikut memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 RI ini. Ada yang memilih merayakan di gunung, laut, udara dan tempat-tempat yang tak biasa lainnya.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — SEKELOMPOK orang penghobi lari dari beberapa daerah di Indonesia mengikuti Riau Ultra Merdeka Run. Yakni lomba lari dengan menempuh jarak 74 km dari Kuok, Kabupaten Kampar menuju Pekanbaru. Jarak itu diambil sesuai dengan usia kemerdekaan Indonesia tahun ini. Sedangkan disebut Ultra, karena jarak yang ditempuh lebih dari jarak kegiatan marathon yang biasa menempuh jarak maksimal 42 km.
Salah seorang peserta yang antusias mengikuti kegiatan ini adalah I Dewa Gede Astawa. Dari namanya, ia bukan lah orang Riau atau daerah sekitar Riau. Melainkan peserta yang berasal dari Pulau Dewata, Bali. Lokasi pelaksanaan event lari yang jauh dari kota asalnya, justru membuat pria berperawakan tinggi ini lebih bersemangat. Ia merasa tertantang, karena baru kali ini ia mengikuti lomba lari dengan jarak 74 km.
"Saya baru pertama kali ini mengikuti lomba lari di luar Pulau Jawa. Yang menjadi daya tarik saya ikut kegiatan di Riau ini, selain harus berlari mencapai garis finis, juga dituntut kekompakan dan kemudian menyerahkan bendera kepada Gubernur Riau. Itu sesuatu yang berbeda yang saya rasakan," katanya.
Dalam kegiatan lari tersebut, I Dewa Gede menjadi yang tercepat dengan waktu tempuh 8 jam 42 menit. Di mana waktu start di Kuok dimulai pada Sabtu (17/8) pukul 16.30 WIB, dan berhasil finis di Pekanbaru pukul 01.00 WIB.
“Medan di Riau ini sangat luar biasa. Kalau di Bali memang medannya berbukit juga, tapi cuaca mendukung. Di Riau ini sedikit berbukit namun cuacanya panas dan ada asap. Jadi memang untuk menyelesaikan lari 74 km itu cukup berat,” ujar anggota TNI dari Kodim 1626/Bangli, Korem 163/WSA.
I Dewa mengaku kondisinya sempat drop saat baru mencapai 40 km dan merasa tidak mampu lagi untuk melanjutkan sekitar pukul 21.00 WIB. Namun dengan semangatnya yang luar biasa karena jauh berasal dari Bali, ia tetap berusaha menyelesaikan. Dia pun sempat mampir ke warung untuk membeli air panas diisi dengan garam dan gula. Bahkan dia sempat makan mi rebus agar ada tambahan tenaga. Menariknya setelah saya selesai makan, yang punya warung tidak mau dibayar. "Dia mungkin terharu melihat saya jauh-jauh dari Bali untuk ikut lari memeriahkan HUT RI. Malahan saya diajak foto-foto seperti artis saja. Hal itulah yang berkesan bagi saya dan tidak bisa dilupakan," sebut pria berpangkat sersan kepala tersebut.
Ketua tim rombongan pelari, Nurhamin mengatakan, pelari yang mengikuti kegiatan ini berasal dari berbagai komunitas di Indonesia. Seperti dari Bali, Sumatera Utara, dan Riau sendiri. Ke depan, pihaknya akan berusaha menggandeng peserta lebih banyak lagi. Karena kegiatan lari 74 km saat peringatan HUT RI tersebut juga sudah menjadi perhatian nasional.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa dilaksanakan kegiatan serupa dengan peserta yang lebih banyak lagi. Selain 74 km, ada juga peserta yang berlari dengan jarak 45 Km," sebutnya.
Pada kegiatan kali ini, disebut Nurhamin, para peserta tidak diberikan hadiah. Melainkan hanya diberikan medali dan piagam sebagai bentuk penghargaan. Namun untuk ke depannya, berkemungkinan akan disediakan hadiah. "Karena kegiatan kali ini bersifat challenge, jadi tidak ada hadiah. Kalau ke depannya mungkin akan dibuat perlombaan untuk memperebutkan hadiah," katanya.
Gubri usai menerima para pelari mengungkapkan terima kasih karena mereka sudah ikut memeriahkan HUT RI di Riau. Kemudian ia juga mengucapkan selamat karena para pelari sudah bisa menyelesaikan lari dengan jarak 74 km. "Kepada panitia penyelenggara kami juga ucapkan terima kasih, karena bisa menggandeng peserta dari luar provinsi Riau juga. Tentu hal ini juga sekaligus bisa mempromosikan daerah," katanya.***
Laporan: Soleh Saputra