Rabu, 9 April 2025
spot_img

Massa Tuntut Pemprov Maksimal Tangani Covid-19

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ratusan massa yang mengatasnamakan diri Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Riau, melakukan aksi demonstrasi di gerbang Kantor Gubernur Riau, Jumat (18/9/2020). Dalam aksinya, massa mempertanyakan penangangan Covid-19 dan juga dugaan jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

Sebelum melakukan aksi demonstrasi di gerbang kantor gubernur, massa melakukan aksi long marc dari samping Perpustakaan Wilayah Soeman HS. Dalam aksi long marc, massa juga menyalakan kembang api serta flare yang sebagian juga dilemparkan kehalaman Kantor Gubernur Riau.

Salah seorang koordinator aksi, Dolly mengatakan, aksi mereka saat itu untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini masih berlangsung di Riau. Karena Pemerintah Provinsi Riau dianggap tidak mampu mengelola dana yang sudah disiapkan untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga:  Pemcam Imbau Warga Tidak Membakar Lahan

"Anggaran pandemi tidak digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan maksimal," katanya.

Massa menganggap, jika menggunakan dana yang sudah tersedia saja tidak bisa, maka pemerintahan sekarang ini dianggap tidak bisa memimpin Provinsi Riau.

"Kalau menggunakan dana Covid saja tidak mampu, berarti gubernur tidak mampu memimpin Provinsi Riau," sebutnya dalam orasi.

Selain mengenai penangangan Covid-19, massa juga menyebutkan saat ini sudah terjadi aksi jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Di mana ada mantan narapidana yang kembali diangkat menjadi salah satu pejabat.

"Apakah tidak ada lagi ASN yang mampu hingga mantan narapidana diangkat menjadi pejabat," sebutnya.

Sementara itu, Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau Jenri Salmon Ginting yang menemui massa aksi mengatakan, untuk realisasi penggunaan dana Covid-19, ada mekanisme yang harus dilalui. Kemudian juga ada aturan-aturan yang harus dilengkapi.

Baca Juga:  Rohil Terbanyak Hot Spot Pagi Ini

"Terkait dugaan mark up anggaran, saya tidak bisa menjawab dengan rinci. Nanti akan saya sampaikan kepada pimpinan yakni pak gubernur. Begitu juga dengan jual beli jabatan itu, saya hanya menerima aspirasi dan akan saya sampaikan kepada gubernur," katanya.

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ratusan massa yang mengatasnamakan diri Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Riau, melakukan aksi demonstrasi di gerbang Kantor Gubernur Riau, Jumat (18/9/2020). Dalam aksinya, massa mempertanyakan penangangan Covid-19 dan juga dugaan jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

Sebelum melakukan aksi demonstrasi di gerbang kantor gubernur, massa melakukan aksi long marc dari samping Perpustakaan Wilayah Soeman HS. Dalam aksi long marc, massa juga menyalakan kembang api serta flare yang sebagian juga dilemparkan kehalaman Kantor Gubernur Riau.

Salah seorang koordinator aksi, Dolly mengatakan, aksi mereka saat itu untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini masih berlangsung di Riau. Karena Pemerintah Provinsi Riau dianggap tidak mampu mengelola dana yang sudah disiapkan untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga:  Riau Petroleum Ditunjuk Kelola PI Blok Rokan

"Anggaran pandemi tidak digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan maksimal," katanya.

Massa menganggap, jika menggunakan dana yang sudah tersedia saja tidak bisa, maka pemerintahan sekarang ini dianggap tidak bisa memimpin Provinsi Riau.

"Kalau menggunakan dana Covid saja tidak mampu, berarti gubernur tidak mampu memimpin Provinsi Riau," sebutnya dalam orasi.

Selain mengenai penangangan Covid-19, massa juga menyebutkan saat ini sudah terjadi aksi jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Di mana ada mantan narapidana yang kembali diangkat menjadi salah satu pejabat.

"Apakah tidak ada lagi ASN yang mampu hingga mantan narapidana diangkat menjadi pejabat," sebutnya.

Sementara itu, Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau Jenri Salmon Ginting yang menemui massa aksi mengatakan, untuk realisasi penggunaan dana Covid-19, ada mekanisme yang harus dilalui. Kemudian juga ada aturan-aturan yang harus dilengkapi.

Baca Juga:  Polemik Pimpinan BUMD, LAM Riau Minta Semua Pihak Menahan Diri

"Terkait dugaan mark up anggaran, saya tidak bisa menjawab dengan rinci. Nanti akan saya sampaikan kepada pimpinan yakni pak gubernur. Begitu juga dengan jual beli jabatan itu, saya hanya menerima aspirasi dan akan saya sampaikan kepada gubernur," katanya.

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Massa Tuntut Pemprov Maksimal Tangani Covid-19

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ratusan massa yang mengatasnamakan diri Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Riau, melakukan aksi demonstrasi di gerbang Kantor Gubernur Riau, Jumat (18/9/2020). Dalam aksinya, massa mempertanyakan penangangan Covid-19 dan juga dugaan jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

Sebelum melakukan aksi demonstrasi di gerbang kantor gubernur, massa melakukan aksi long marc dari samping Perpustakaan Wilayah Soeman HS. Dalam aksi long marc, massa juga menyalakan kembang api serta flare yang sebagian juga dilemparkan kehalaman Kantor Gubernur Riau.

Salah seorang koordinator aksi, Dolly mengatakan, aksi mereka saat itu untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini masih berlangsung di Riau. Karena Pemerintah Provinsi Riau dianggap tidak mampu mengelola dana yang sudah disiapkan untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga:  MUI Imbau Zona Merah Tak Salat Iduladha Berjamaah di Masjid

"Anggaran pandemi tidak digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan maksimal," katanya.

Massa menganggap, jika menggunakan dana yang sudah tersedia saja tidak bisa, maka pemerintahan sekarang ini dianggap tidak bisa memimpin Provinsi Riau.

"Kalau menggunakan dana Covid saja tidak mampu, berarti gubernur tidak mampu memimpin Provinsi Riau," sebutnya dalam orasi.

Selain mengenai penangangan Covid-19, massa juga menyebutkan saat ini sudah terjadi aksi jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Di mana ada mantan narapidana yang kembali diangkat menjadi salah satu pejabat.

"Apakah tidak ada lagi ASN yang mampu hingga mantan narapidana diangkat menjadi pejabat," sebutnya.

Sementara itu, Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau Jenri Salmon Ginting yang menemui massa aksi mengatakan, untuk realisasi penggunaan dana Covid-19, ada mekanisme yang harus dilalui. Kemudian juga ada aturan-aturan yang harus dilengkapi.

Baca Juga:  Dubes Arab Saudi Kirim Hadiah 600 Alquran dan 4 Ton Kurma untuk Pemprov Riau

"Terkait dugaan mark up anggaran, saya tidak bisa menjawab dengan rinci. Nanti akan saya sampaikan kepada pimpinan yakni pak gubernur. Begitu juga dengan jual beli jabatan itu, saya hanya menerima aspirasi dan akan saya sampaikan kepada gubernur," katanya.

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ratusan massa yang mengatasnamakan diri Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Riau, melakukan aksi demonstrasi di gerbang Kantor Gubernur Riau, Jumat (18/9/2020). Dalam aksinya, massa mempertanyakan penangangan Covid-19 dan juga dugaan jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

Sebelum melakukan aksi demonstrasi di gerbang kantor gubernur, massa melakukan aksi long marc dari samping Perpustakaan Wilayah Soeman HS. Dalam aksi long marc, massa juga menyalakan kembang api serta flare yang sebagian juga dilemparkan kehalaman Kantor Gubernur Riau.

Salah seorang koordinator aksi, Dolly mengatakan, aksi mereka saat itu untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini masih berlangsung di Riau. Karena Pemerintah Provinsi Riau dianggap tidak mampu mengelola dana yang sudah disiapkan untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga:  Dubes Arab Saudi Kirim Hadiah 600 Alquran dan 4 Ton Kurma untuk Pemprov Riau

"Anggaran pandemi tidak digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan maksimal," katanya.

Massa menganggap, jika menggunakan dana yang sudah tersedia saja tidak bisa, maka pemerintahan sekarang ini dianggap tidak bisa memimpin Provinsi Riau.

"Kalau menggunakan dana Covid saja tidak mampu, berarti gubernur tidak mampu memimpin Provinsi Riau," sebutnya dalam orasi.

Selain mengenai penangangan Covid-19, massa juga menyebutkan saat ini sudah terjadi aksi jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Di mana ada mantan narapidana yang kembali diangkat menjadi salah satu pejabat.

"Apakah tidak ada lagi ASN yang mampu hingga mantan narapidana diangkat menjadi pejabat," sebutnya.

Sementara itu, Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau Jenri Salmon Ginting yang menemui massa aksi mengatakan, untuk realisasi penggunaan dana Covid-19, ada mekanisme yang harus dilalui. Kemudian juga ada aturan-aturan yang harus dilengkapi.

Baca Juga:  Rohil Terbanyak Hot Spot Pagi Ini

"Terkait dugaan mark up anggaran, saya tidak bisa menjawab dengan rinci. Nanti akan saya sampaikan kepada pimpinan yakni pak gubernur. Begitu juga dengan jual beli jabatan itu, saya hanya menerima aspirasi dan akan saya sampaikan kepada gubernur," katanya.

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari