Rabu, 23 Juli 2025

Arus Balik Pelabuhan Buton Membeludak

(RIAUPOS.CO) — SELASA (11/6) sore, Roro yang ditunggu akhirnya berlabuh di Pelabuhan Mengkapan/Buton. Namun, sayangnya penumpang yang membeludak dan antrean kendaraan tidak bisa diangkut keseluruhan. Alhasil, banyak calon penumpang menuju Batam harus rela menginap semalam pada H+6 arus balik melalui jalur laut.

Menurut informasi yang diterima Riau Pos, sekitar ratusan penumpang harus rela bermalam di pelabuhan. Rata-rata adalah penumpang yang akan kembali ke Batam dari beberapa daerah di Riau dan provinsi tetangga Sumatera Barat (Sumbar). Mereka memilih naik kapal dan Roro dari Buton karena tiket pesawat yang masih mahal.

“Ya, terpaksa menginap dulu. Karena nampaknya lebih didulukan kendaraan seperti mobil dan lainnya. Sehingga kami penumpang biasa harus menunggu,” ujar Akmal, calon penumpang dari Pekanbaru.

Ia mengakui biasanya dari dan menuju Batam via Pekanbaru melalui Bandara SSK II. Namun karena harga tiket jauh di atas normal, dia memilih melewati jalur laut dari Siak.

“Tiket mahal, penghasilan menurun juga kan,” kata pedagang di Batam tersebut.

Baca Juga:  Achmad: Kita Tunggu Saja Kementerian Agama

Perihal ini, Kadishub Riau Taufiq Usman Hamid ketika dikonfirmasi malam tadi belum berkomentar. Dishub Riau disebut memiliki kewenangan terhadap rute pelabuhan bersama ASDP selaku pengelola pelabuhan. Sementara itu Kadishub Siak Said Arif Fadila yang turut mendukung kelancaran arus mudik di pelabuhan tersebut membantah informasi bahwa petugas memprioritaskan kendaraan roda empat.

“Di luar dugaan kami memang banyak penumpang. Bahkan sampai dari Sumbar juga. Kami sudah turun. Memang mereka memilih naik Roro karena tiket pesawat yang mahal. Jadi tidak benar (memprioritaskan kendaraan, red) itu,” kata Arif.

Lebih lanjut diungkapkan Kadishub Siak, dengan membeludaknya penumpang mengakibatkan kapal yang datang tidak sesuai. Di mana kapasitas Roro saja misalnya yang berangkat sekali sehari sekarang ini, berjumlah 250 orang dan 40 mobil. Sementara calon penumpang jauh melebihi angka tersebut.

“Sehingga KSOP tentu tidak mungkin memberangkatkan di luar kapasitas, karena ini menyangkut keselamatan penumpang,” sambungnya.

Selain memperhatikan faktor keselamatan, pihak pelabuhan menyadari minimnya kapal yang bersandar mengakibatkan penumpang harus menunggu di Buton. Dijelaskannya, dari hasil turun ke lapangan berdasarkan pengakuannya, seluruh penumpang yang belum berangkat sudah didata.

Baca Juga:  Temukan Dua Rakit PETI yang Ditinggal Pekerja

“Tadi (kemarin, red) kami baru pulang dari sana, ada 250-an penumpang, kapal besok cuma datang satu. Jadi yang sudah ada ini akan diprioritaskan,” tegasnya.

Seharusnya, ujar Said, memang ada dua Roro yang bersandar. Namun yang ke Batam hanya beroperasi satu unit. Ditambah satu unit lagi sekarang sudah ke Tanjung Uban. Said membenarkan banyak penumpang yang harus rela menginap di Pelabuhan Tanjung Buton.

Membeludaknya penumpang di Pelabuhan Mengkapan/Buton kemarin, ujar Kadishub Siak, karena arus balik pada H+6 memang banyak yang berangkat dan datang. Seperti dari dan ke Meranti, atau Karimun, termasuk ke Batam dan sebaliknya.

“Jumlah mobil juga banyak, jadi terpaksa dibuat antrean. Dalam kapasitasnya kami tetap menjaga kelancaran walaupun kewenangan penuh atas pelabuhan berada di ASDP dan Dishub Riau,” ujarnya.(ted)

 

Lapoaran EKA G PUTRA, Siak

 

 

(RIAUPOS.CO) — SELASA (11/6) sore, Roro yang ditunggu akhirnya berlabuh di Pelabuhan Mengkapan/Buton. Namun, sayangnya penumpang yang membeludak dan antrean kendaraan tidak bisa diangkut keseluruhan. Alhasil, banyak calon penumpang menuju Batam harus rela menginap semalam pada H+6 arus balik melalui jalur laut.

Menurut informasi yang diterima Riau Pos, sekitar ratusan penumpang harus rela bermalam di pelabuhan. Rata-rata adalah penumpang yang akan kembali ke Batam dari beberapa daerah di Riau dan provinsi tetangga Sumatera Barat (Sumbar). Mereka memilih naik kapal dan Roro dari Buton karena tiket pesawat yang masih mahal.

“Ya, terpaksa menginap dulu. Karena nampaknya lebih didulukan kendaraan seperti mobil dan lainnya. Sehingga kami penumpang biasa harus menunggu,” ujar Akmal, calon penumpang dari Pekanbaru.

Ia mengakui biasanya dari dan menuju Batam via Pekanbaru melalui Bandara SSK II. Namun karena harga tiket jauh di atas normal, dia memilih melewati jalur laut dari Siak.

“Tiket mahal, penghasilan menurun juga kan,” kata pedagang di Batam tersebut.

- Advertisement -
Baca Juga:  Antusias Rombongan Riau Pos Saksikan GMC di Siak

Perihal ini, Kadishub Riau Taufiq Usman Hamid ketika dikonfirmasi malam tadi belum berkomentar. Dishub Riau disebut memiliki kewenangan terhadap rute pelabuhan bersama ASDP selaku pengelola pelabuhan. Sementara itu Kadishub Siak Said Arif Fadila yang turut mendukung kelancaran arus mudik di pelabuhan tersebut membantah informasi bahwa petugas memprioritaskan kendaraan roda empat.

“Di luar dugaan kami memang banyak penumpang. Bahkan sampai dari Sumbar juga. Kami sudah turun. Memang mereka memilih naik Roro karena tiket pesawat yang mahal. Jadi tidak benar (memprioritaskan kendaraan, red) itu,” kata Arif.

- Advertisement -

Lebih lanjut diungkapkan Kadishub Siak, dengan membeludaknya penumpang mengakibatkan kapal yang datang tidak sesuai. Di mana kapasitas Roro saja misalnya yang berangkat sekali sehari sekarang ini, berjumlah 250 orang dan 40 mobil. Sementara calon penumpang jauh melebihi angka tersebut.

“Sehingga KSOP tentu tidak mungkin memberangkatkan di luar kapasitas, karena ini menyangkut keselamatan penumpang,” sambungnya.

Selain memperhatikan faktor keselamatan, pihak pelabuhan menyadari minimnya kapal yang bersandar mengakibatkan penumpang harus menunggu di Buton. Dijelaskannya, dari hasil turun ke lapangan berdasarkan pengakuannya, seluruh penumpang yang belum berangkat sudah didata.

Baca Juga:  Achmad: Kita Tunggu Saja Kementerian Agama

“Tadi (kemarin, red) kami baru pulang dari sana, ada 250-an penumpang, kapal besok cuma datang satu. Jadi yang sudah ada ini akan diprioritaskan,” tegasnya.

Seharusnya, ujar Said, memang ada dua Roro yang bersandar. Namun yang ke Batam hanya beroperasi satu unit. Ditambah satu unit lagi sekarang sudah ke Tanjung Uban. Said membenarkan banyak penumpang yang harus rela menginap di Pelabuhan Tanjung Buton.

Membeludaknya penumpang di Pelabuhan Mengkapan/Buton kemarin, ujar Kadishub Siak, karena arus balik pada H+6 memang banyak yang berangkat dan datang. Seperti dari dan ke Meranti, atau Karimun, termasuk ke Batam dan sebaliknya.

“Jumlah mobil juga banyak, jadi terpaksa dibuat antrean. Dalam kapasitasnya kami tetap menjaga kelancaran walaupun kewenangan penuh atas pelabuhan berada di ASDP dan Dishub Riau,” ujarnya.(ted)

 

Lapoaran EKA G PUTRA, Siak

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

(RIAUPOS.CO) — SELASA (11/6) sore, Roro yang ditunggu akhirnya berlabuh di Pelabuhan Mengkapan/Buton. Namun, sayangnya penumpang yang membeludak dan antrean kendaraan tidak bisa diangkut keseluruhan. Alhasil, banyak calon penumpang menuju Batam harus rela menginap semalam pada H+6 arus balik melalui jalur laut.

Menurut informasi yang diterima Riau Pos, sekitar ratusan penumpang harus rela bermalam di pelabuhan. Rata-rata adalah penumpang yang akan kembali ke Batam dari beberapa daerah di Riau dan provinsi tetangga Sumatera Barat (Sumbar). Mereka memilih naik kapal dan Roro dari Buton karena tiket pesawat yang masih mahal.

“Ya, terpaksa menginap dulu. Karena nampaknya lebih didulukan kendaraan seperti mobil dan lainnya. Sehingga kami penumpang biasa harus menunggu,” ujar Akmal, calon penumpang dari Pekanbaru.

Ia mengakui biasanya dari dan menuju Batam via Pekanbaru melalui Bandara SSK II. Namun karena harga tiket jauh di atas normal, dia memilih melewati jalur laut dari Siak.

“Tiket mahal, penghasilan menurun juga kan,” kata pedagang di Batam tersebut.

Baca Juga:  Pendaftaran Asesmen JPT Pratama Pemprov Riau Dibuka 31 Desember

Perihal ini, Kadishub Riau Taufiq Usman Hamid ketika dikonfirmasi malam tadi belum berkomentar. Dishub Riau disebut memiliki kewenangan terhadap rute pelabuhan bersama ASDP selaku pengelola pelabuhan. Sementara itu Kadishub Siak Said Arif Fadila yang turut mendukung kelancaran arus mudik di pelabuhan tersebut membantah informasi bahwa petugas memprioritaskan kendaraan roda empat.

“Di luar dugaan kami memang banyak penumpang. Bahkan sampai dari Sumbar juga. Kami sudah turun. Memang mereka memilih naik Roro karena tiket pesawat yang mahal. Jadi tidak benar (memprioritaskan kendaraan, red) itu,” kata Arif.

Lebih lanjut diungkapkan Kadishub Siak, dengan membeludaknya penumpang mengakibatkan kapal yang datang tidak sesuai. Di mana kapasitas Roro saja misalnya yang berangkat sekali sehari sekarang ini, berjumlah 250 orang dan 40 mobil. Sementara calon penumpang jauh melebihi angka tersebut.

“Sehingga KSOP tentu tidak mungkin memberangkatkan di luar kapasitas, karena ini menyangkut keselamatan penumpang,” sambungnya.

Selain memperhatikan faktor keselamatan, pihak pelabuhan menyadari minimnya kapal yang bersandar mengakibatkan penumpang harus menunggu di Buton. Dijelaskannya, dari hasil turun ke lapangan berdasarkan pengakuannya, seluruh penumpang yang belum berangkat sudah didata.

Baca Juga:  Universitas Riau Telah Lahirkan 103.657 Alumni

“Tadi (kemarin, red) kami baru pulang dari sana, ada 250-an penumpang, kapal besok cuma datang satu. Jadi yang sudah ada ini akan diprioritaskan,” tegasnya.

Seharusnya, ujar Said, memang ada dua Roro yang bersandar. Namun yang ke Batam hanya beroperasi satu unit. Ditambah satu unit lagi sekarang sudah ke Tanjung Uban. Said membenarkan banyak penumpang yang harus rela menginap di Pelabuhan Tanjung Buton.

Membeludaknya penumpang di Pelabuhan Mengkapan/Buton kemarin, ujar Kadishub Siak, karena arus balik pada H+6 memang banyak yang berangkat dan datang. Seperti dari dan ke Meranti, atau Karimun, termasuk ke Batam dan sebaliknya.

“Jumlah mobil juga banyak, jadi terpaksa dibuat antrean. Dalam kapasitasnya kami tetap menjaga kelancaran walaupun kewenangan penuh atas pelabuhan berada di ASDP dan Dishub Riau,” ujarnya.(ted)

 

Lapoaran EKA G PUTRA, Siak

 

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari