Fase baru Polda Riau Tangani Covid-19

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Upaya penanganan COVID-19 di Provinsi Riau untuk menekan laju pertambahan pasien positif serta jumlah orang meninggal akibat virus ini, hingga kini masih terus gencar dilakukan Satgas Penanggulangan COVID-19. 

Dengan mengedepankan konsep Golden Time dalam mengambil langkah-langkah 3T antara lain Testing, Tracing dan Treatment, serta menggalakkan vaksinasi hingga menyentuh berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, santri pondok pesantren dan kaum rentan terinfeksi COVID-19 menjadi fokus Kepolisian Daerah (Polda) Riau. 

- Advertisement -

"Polda telah mengusung konsep fase baru penanganan COVID-19 di Riau. Setelah mengikuti perkembangan penanganan, dimana terdapat pola baru penyebaran COVID-19, serta perubahan respon masyarakat dan penanganannya." ungkap Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Ahad (8/8/2021). 

Jenderal bintang 2 ini menjelaskan, fase penanganan Covid-19 diperlukan suasana lebih baru yang lebih prediktif, dan tidak terjebak pada cara berpikir linier. 

- Advertisement -

Mantan Direktur Tipideksus Bareskrim Polri ini menjelaskan, fase tersebut tetap memedomani prinsip penanganan virus yakni pencegahan penularan dan mengobati yang terinfeksi.

"Peningkatan angka terkonfirmasi ini agar disikapi dengan tenang tidak panik, kemudian mengeksekusi penambahan tempat tidur perawatan, menyiagakan tenaga kesehatan yang cukup, melakukan tracing dan testing dengan meningkatkan pemeriksaan terhadap berkontak erat dan pemberian obat-obatan diperlukan bagi siapa saja terinfeksi Covid-19," jelasnya.

Konsep memanfaatkan Golden Time, tuturnya, merupakan upaya penanganan dilakukan dalam 24 jam usai diumumkannya masyarakat terkonfirmasi positif berdasarkan hasil swab PCR hingga pengumuman selanjutnya, keesokan hari.

"Saat diumumkan berapa yang positif berdasarkan PCR,  itulah starting time mengerahkan semua potensi guna testing dan tresing penanganan COVID-19," jelas Irjen Pol Agung.

Golden Time sukses diterapkan dengan memenuhi berbagai persyaratan. Di antaranya, jelas Agung, mesti jujur melakukan tracing dan testing. Sesuai standar WHO satu orang positif, maka dilakukan tracing 30 orang sebelum bersangkutan dinyatakan terkonfirmasi.  

Syarat berikutnya kesiapan perangkat Posko PPKM melakukan testing dan pemeriksaan ke laboratorium biomolekuler dalam waktu secepatnya. 

Golden Time, tutur Agung, dilakukan Polda Riau guna mencari dan menemukan mereka terkonfirmasi untuk dilakukan konfirmasi dan observasi serta diambil langkah-langkah tepat.

"Caranya dengan pemberian paket obat kepada orang-orang tanpa gejala atau bergejala ringan. Tak hanya itu, kita juga mengevakuasi mereka memiliki gejala sedang dan berat ke rumah sakit," jelas Agung.

Lulusan Akpol 1988 ini menjelaskan langkah berikutnya. Langkah tersebut berupa penelusuran kontak erat dan dilakukan swap PCR kepada mereka yang berkontak erat dengan pasien positif.

"Mengapa kita perlu menemukan segera mereka terkonfirmasi positif COVID-19? Jawabnya, kita mencegah penularan karena adanya potensi penularan terkonfirmasi positif," jelas Agung.

Ia menjelaskan, tindakan cepat dan tepat dilakukan selama Golden Time bertujuan menemukan fenomena gunung es yang tersembunyi di bawah permukaan.

Dengan dilakukan upaya tersebut terus-menerus, kata Agung, maka mampu menekan fenomena gunung es COVID-19. Sehingga warga yang tertular dan terkonfirmasi bisa ditekan berimbas kesembuhan ditingkatkan.

"Pembagian paket obat bagi yang bergejala ringan maupun OTG merupakan inisiasi Dokkes Polda Riau. Sehingga memudahkan pengadaan dan intervensi obat kepada pasien terkonfirmasi positif," pungkas Agung.

Vaksin Center

Inovasi dan kreatifitas dituntut dalam fase baru penanganan COVID-19 di Riau. Antara lain Polda Riau membuat Vaksin Center di bekas Markas Polda lama di Jalan Sudirman, depan kantor Gubernur Riau. 

Vaksin center Tak hanya dijadikan rumah sakit, Kapolda Irjen Pol Agung Setya juga akan menjadikan RS Bhayangkara Polda Riau sebagai pusat vaksin, Vaksin Center, bagi masyarakat Riau.

"Kami siapkan (Vaksin Center) bersama Pemprov Riau dan Pemko Pekanbaru layanan pusat vaksin lebih representatif bagi warga Pekanbaru dan Riau," ungkap Irjen Pol Agung Setya.

Alumni Akpol 1988 ini menjelaskan, Vaksin Center di RS Bhayangkara dilakukan secara gratis serta diperuntukkan dengan prioritas utama bagi warga lanjut usia (lansia), tenaga pendidik, guru, dosen, serta pelayan publik.

Tak hanya itu, tutur Agung, Vaksin Center juga menerima Cold Storange untuk vaksin berkapasitas 10 ribu dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.

"Kita harus terus bersinergi, bersama lawan COVID-19 ini. Tak bisa Polda Riau sendiri, Pemko atau lainnya. Termasuk Pemprov Riau juga bisa bergabung di Vaksin Center ini," ajak Agung yang disampaikan dalam keterangan resminya.

Laporan: Afiat Ananda

Editor: Eka G Putra

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Upaya penanganan COVID-19 di Provinsi Riau untuk menekan laju pertambahan pasien positif serta jumlah orang meninggal akibat virus ini, hingga kini masih terus gencar dilakukan Satgas Penanggulangan COVID-19. 

Dengan mengedepankan konsep Golden Time dalam mengambil langkah-langkah 3T antara lain Testing, Tracing dan Treatment, serta menggalakkan vaksinasi hingga menyentuh berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, santri pondok pesantren dan kaum rentan terinfeksi COVID-19 menjadi fokus Kepolisian Daerah (Polda) Riau. 

"Polda telah mengusung konsep fase baru penanganan COVID-19 di Riau. Setelah mengikuti perkembangan penanganan, dimana terdapat pola baru penyebaran COVID-19, serta perubahan respon masyarakat dan penanganannya." ungkap Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Ahad (8/8/2021). 

Jenderal bintang 2 ini menjelaskan, fase penanganan Covid-19 diperlukan suasana lebih baru yang lebih prediktif, dan tidak terjebak pada cara berpikir linier. 

Mantan Direktur Tipideksus Bareskrim Polri ini menjelaskan, fase tersebut tetap memedomani prinsip penanganan virus yakni pencegahan penularan dan mengobati yang terinfeksi.

"Peningkatan angka terkonfirmasi ini agar disikapi dengan tenang tidak panik, kemudian mengeksekusi penambahan tempat tidur perawatan, menyiagakan tenaga kesehatan yang cukup, melakukan tracing dan testing dengan meningkatkan pemeriksaan terhadap berkontak erat dan pemberian obat-obatan diperlukan bagi siapa saja terinfeksi Covid-19," jelasnya.

Konsep memanfaatkan Golden Time, tuturnya, merupakan upaya penanganan dilakukan dalam 24 jam usai diumumkannya masyarakat terkonfirmasi positif berdasarkan hasil swab PCR hingga pengumuman selanjutnya, keesokan hari.

"Saat diumumkan berapa yang positif berdasarkan PCR,  itulah starting time mengerahkan semua potensi guna testing dan tresing penanganan COVID-19," jelas Irjen Pol Agung.

Golden Time sukses diterapkan dengan memenuhi berbagai persyaratan. Di antaranya, jelas Agung, mesti jujur melakukan tracing dan testing. Sesuai standar WHO satu orang positif, maka dilakukan tracing 30 orang sebelum bersangkutan dinyatakan terkonfirmasi.  

Syarat berikutnya kesiapan perangkat Posko PPKM melakukan testing dan pemeriksaan ke laboratorium biomolekuler dalam waktu secepatnya. 

Golden Time, tutur Agung, dilakukan Polda Riau guna mencari dan menemukan mereka terkonfirmasi untuk dilakukan konfirmasi dan observasi serta diambil langkah-langkah tepat.

"Caranya dengan pemberian paket obat kepada orang-orang tanpa gejala atau bergejala ringan. Tak hanya itu, kita juga mengevakuasi mereka memiliki gejala sedang dan berat ke rumah sakit," jelas Agung.

Lulusan Akpol 1988 ini menjelaskan langkah berikutnya. Langkah tersebut berupa penelusuran kontak erat dan dilakukan swap PCR kepada mereka yang berkontak erat dengan pasien positif.

"Mengapa kita perlu menemukan segera mereka terkonfirmasi positif COVID-19? Jawabnya, kita mencegah penularan karena adanya potensi penularan terkonfirmasi positif," jelas Agung.

Ia menjelaskan, tindakan cepat dan tepat dilakukan selama Golden Time bertujuan menemukan fenomena gunung es yang tersembunyi di bawah permukaan.

Dengan dilakukan upaya tersebut terus-menerus, kata Agung, maka mampu menekan fenomena gunung es COVID-19. Sehingga warga yang tertular dan terkonfirmasi bisa ditekan berimbas kesembuhan ditingkatkan.

"Pembagian paket obat bagi yang bergejala ringan maupun OTG merupakan inisiasi Dokkes Polda Riau. Sehingga memudahkan pengadaan dan intervensi obat kepada pasien terkonfirmasi positif," pungkas Agung.

Vaksin Center

Inovasi dan kreatifitas dituntut dalam fase baru penanganan COVID-19 di Riau. Antara lain Polda Riau membuat Vaksin Center di bekas Markas Polda lama di Jalan Sudirman, depan kantor Gubernur Riau. 

Vaksin center Tak hanya dijadikan rumah sakit, Kapolda Irjen Pol Agung Setya juga akan menjadikan RS Bhayangkara Polda Riau sebagai pusat vaksin, Vaksin Center, bagi masyarakat Riau.

"Kami siapkan (Vaksin Center) bersama Pemprov Riau dan Pemko Pekanbaru layanan pusat vaksin lebih representatif bagi warga Pekanbaru dan Riau," ungkap Irjen Pol Agung Setya.

Alumni Akpol 1988 ini menjelaskan, Vaksin Center di RS Bhayangkara dilakukan secara gratis serta diperuntukkan dengan prioritas utama bagi warga lanjut usia (lansia), tenaga pendidik, guru, dosen, serta pelayan publik.

Tak hanya itu, tutur Agung, Vaksin Center juga menerima Cold Storange untuk vaksin berkapasitas 10 ribu dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.

"Kita harus terus bersinergi, bersama lawan COVID-19 ini. Tak bisa Polda Riau sendiri, Pemko atau lainnya. Termasuk Pemprov Riau juga bisa bergabung di Vaksin Center ini," ajak Agung yang disampaikan dalam keterangan resminya.

Laporan: Afiat Ananda

Editor: Eka G Putra

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya