Jumat, 22 November 2024

Kunyit Hitam, Peluang Usaha Menjanjikan di Kota Pekanbaru

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Enterpreuner Muda Pekanbaru, Muhammad Fauzal mengembangkan tanaman obat herbal jenis baru, yaitu kunyit hitam yang memiliki beragam khasiat, mulai dari kesehatan, hingga menjadi peluang usaha menjanjikan dan menghasilkan keuntungan.

Sebagai pemilik usaha KH Garden PKU dan pelopor Program Agropeneur Kunyit Hitam, Fauzal sudah melakukan budidaya Kunyit Hitam dari 2018 lalu. Awal masuk ke Indonesia, harga Kunyit Hitam relatif mahal karena faktor kelangkaan dan sulitnya distribusi jenis rempah ini ke Indonesia. "Untuk harga saat ini sekitar Rp500 ribuan perkilogram," katanya, Sabtu (4/6/2022).

- Advertisement -

Tanaman dengan nama latin Kaemprefia Parviflora ini termasuk salah satu jenis umbi/rempah dengan nilai ekonomis yang lumayan menjanjikan, karena peredaran harga di Thailand dan Malaysia tergolong lebih tinggi dibandingkan jenis umbi-umbian seperti jahe, kencur, temu lawak dan lainnya.

Saat ini tambahnya, kunyit hitam sudah mulai banyak dikembangkan di beberapa Wilayah di Indonesia, beberapa kelompok tani sudah ikut serta mengembangkannya di skala lahan.

Baca Juga:  Kasus Positif Covid-19 di Riau Kembali Meningkat

"Alhamdulillah hingga tahun ini saya sudah melakukan import skala tonase dan penjualan untuk pemenuhan kebutuhan pembibitan dan konsumsi di beberapa wilayah di Indonesia. Saat ini sudah dalam progres dan tahap persiapan produksi, semoga dalam waktu dekat kita sudah dapat melakukan pengenalan produk berbahan baku kunyit hitam," terangnya.

- Advertisement -

Dengan pengenalan jenis kunyit hitam ini kepada masyarakat, diharapkan terwujud sektor hulu ke hilir dan tanaman ini bisa menjadi komoditas pertanian unggulan di wilayah Riau.

Selain itu, saat ini Fauzal juga sedang mempersiapkan kemitraaan untuk beberapa kelompok tani dan petani mandiri binaan. "Teman teman dapat berkunjung guna melihat langsung dan bersama berbagi edukasi tentang kunyit hitam ini di Jalan Nurul Islam, Kelurahan Pematangkapau, Kecamatan Kulim, Pekanbaru, Riau," ajaknya.

Dijelaskannya, kunyit hitam merupakan salah satu tanaman langka yang belum banyak dikenal dan dibudidayakan beberapa kelompok di Indonesia. Kunyit hitam merupakan salah satu jenis umbi atau rempah-rempah dengan sangat banyak manfaat. Tanaman ini berasal dari India dengan penamaan krachai dum dan sedang marak dikembangkan di beberapa wilayah seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam. "Di Indonesia tahap budidaya awal masih melakukan import untuk kebutuhan bibit umbi," ungkapnya.

Baca Juga:  IKPTB Sepakati Semarakkan "Ni Hau" Riau Tv

Beberapa negara yang sudah melakukan budidaya sebelumnya sudah banyak melakukan uji lab dan produksi dari umbi emas ini. Beberapa referensi menyebutkan kunyit hitam memiliki kandungan minyak atsiri yang merupakan gabungan dari keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60 persen, zingiberen 25 persen, feladren, sabinen, borneol, dan sineil.

"Kandungan lain seperti lemak rendah, karbohidrat rendah, protein, pati, vitamin C dan mineral. Kandungan tersebut sangatlah baik untuk kesehatan terutama dalam masa penyembuhan," pungkasnya.

Laporan: Majawaroh Annafi (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Enterpreuner Muda Pekanbaru, Muhammad Fauzal mengembangkan tanaman obat herbal jenis baru, yaitu kunyit hitam yang memiliki beragam khasiat, mulai dari kesehatan, hingga menjadi peluang usaha menjanjikan dan menghasilkan keuntungan.

Sebagai pemilik usaha KH Garden PKU dan pelopor Program Agropeneur Kunyit Hitam, Fauzal sudah melakukan budidaya Kunyit Hitam dari 2018 lalu. Awal masuk ke Indonesia, harga Kunyit Hitam relatif mahal karena faktor kelangkaan dan sulitnya distribusi jenis rempah ini ke Indonesia. "Untuk harga saat ini sekitar Rp500 ribuan perkilogram," katanya, Sabtu (4/6/2022).

- Advertisement -

Tanaman dengan nama latin Kaemprefia Parviflora ini termasuk salah satu jenis umbi/rempah dengan nilai ekonomis yang lumayan menjanjikan, karena peredaran harga di Thailand dan Malaysia tergolong lebih tinggi dibandingkan jenis umbi-umbian seperti jahe, kencur, temu lawak dan lainnya.

Saat ini tambahnya, kunyit hitam sudah mulai banyak dikembangkan di beberapa Wilayah di Indonesia, beberapa kelompok tani sudah ikut serta mengembangkannya di skala lahan.

- Advertisement -
Baca Juga:  Tiga Motif Batik Riau Siap Diperkenalkan International Cultural Fashion Week

"Alhamdulillah hingga tahun ini saya sudah melakukan import skala tonase dan penjualan untuk pemenuhan kebutuhan pembibitan dan konsumsi di beberapa wilayah di Indonesia. Saat ini sudah dalam progres dan tahap persiapan produksi, semoga dalam waktu dekat kita sudah dapat melakukan pengenalan produk berbahan baku kunyit hitam," terangnya.

Dengan pengenalan jenis kunyit hitam ini kepada masyarakat, diharapkan terwujud sektor hulu ke hilir dan tanaman ini bisa menjadi komoditas pertanian unggulan di wilayah Riau.

Selain itu, saat ini Fauzal juga sedang mempersiapkan kemitraaan untuk beberapa kelompok tani dan petani mandiri binaan. "Teman teman dapat berkunjung guna melihat langsung dan bersama berbagi edukasi tentang kunyit hitam ini di Jalan Nurul Islam, Kelurahan Pematangkapau, Kecamatan Kulim, Pekanbaru, Riau," ajaknya.

Dijelaskannya, kunyit hitam merupakan salah satu tanaman langka yang belum banyak dikenal dan dibudidayakan beberapa kelompok di Indonesia. Kunyit hitam merupakan salah satu jenis umbi atau rempah-rempah dengan sangat banyak manfaat. Tanaman ini berasal dari India dengan penamaan krachai dum dan sedang marak dikembangkan di beberapa wilayah seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam. "Di Indonesia tahap budidaya awal masih melakukan import untuk kebutuhan bibit umbi," ungkapnya.

Baca Juga:  Kasus Positif Covid-19 di Riau Kembali Meningkat

Beberapa negara yang sudah melakukan budidaya sebelumnya sudah banyak melakukan uji lab dan produksi dari umbi emas ini. Beberapa referensi menyebutkan kunyit hitam memiliki kandungan minyak atsiri yang merupakan gabungan dari keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60 persen, zingiberen 25 persen, feladren, sabinen, borneol, dan sineil.

"Kandungan lain seperti lemak rendah, karbohidrat rendah, protein, pati, vitamin C dan mineral. Kandungan tersebut sangatlah baik untuk kesehatan terutama dalam masa penyembuhan," pungkasnya.

Laporan: Majawaroh Annafi (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari