KARAWANG (RIAUPOS.CO) – Memasuki masa panen raya, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri memberikan atensi kepada para petani muda. Bersama Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Salim memborong 10 ton gabah kering di Desa Tanjung Pasir, Lemah Abang, Karawang, kemarin (28/9).
Dalam kesempatan itu, Salim menyampaikan perlunya regenerasi petani agar bisa menjaga stabilitas produksi pangan di Indonesia. Sebab, sebagian besar petani saat ini adalah masyarakat berusia 45 tahun ke atas. Jumlahnya mencapai 60,8 persen.
"PKS mendorong pemerintah untuk memberikan akses permodalan dan insentif bagi profesi petani," ujar mantan menteri sosial tersebut kemarin. Dengan cara tersebut, Salim yakin kalangan milenial akan makin tertarik menjadi petani. Imbasnya, regenerasi petani bisa ditingkatkan secara signifikan.
Peningkatan jumlah petani, lanjut Salim, juga harus dibarengi jaminan kesejahteraan bagi petani. Perlu ada tata niaga komoditas yang berpihak kepada kepentingan petani. Salim juga mengusulkan agar impor beras tidak diberlakukan lagi saat panen raya. "Negara harus melindungi petani. Ini tanggung jawab pemerintah membantu petani sesuai amanat UU 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani," tuturnya.
Ridwan Kamil sepakat bahwa keamanan pangan adalah masa depan nasional dan dunia. Berkat inovasi, Jabar saat ini surplus dalam produksi padi. "Kami sudah uji coba metode baru di Jabar. Kalau biasanya 1 hektare menghasilkan 5 sampai 6 ton, dengan metode baru bisa 10 hingga 11 ton," jelas sosok yang akrab disapa Kang Emil itu.
Terkait regenerasi, Jabar sudah menjalankan gerakan dengan slogan "Hidup di Desa, Rezeki Kota". Yakni menggabungkan sektor pangan dengan digital agar anak muda mau berkecimpung di dunia pertanian.(deb/c9/bay/jpg)
KARAWANG (RIAUPOS.CO) – Memasuki masa panen raya, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri memberikan atensi kepada para petani muda. Bersama Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Salim memborong 10 ton gabah kering di Desa Tanjung Pasir, Lemah Abang, Karawang, kemarin (28/9).
Dalam kesempatan itu, Salim menyampaikan perlunya regenerasi petani agar bisa menjaga stabilitas produksi pangan di Indonesia. Sebab, sebagian besar petani saat ini adalah masyarakat berusia 45 tahun ke atas. Jumlahnya mencapai 60,8 persen.
- Advertisement -
"PKS mendorong pemerintah untuk memberikan akses permodalan dan insentif bagi profesi petani," ujar mantan menteri sosial tersebut kemarin. Dengan cara tersebut, Salim yakin kalangan milenial akan makin tertarik menjadi petani. Imbasnya, regenerasi petani bisa ditingkatkan secara signifikan.
Peningkatan jumlah petani, lanjut Salim, juga harus dibarengi jaminan kesejahteraan bagi petani. Perlu ada tata niaga komoditas yang berpihak kepada kepentingan petani. Salim juga mengusulkan agar impor beras tidak diberlakukan lagi saat panen raya. "Negara harus melindungi petani. Ini tanggung jawab pemerintah membantu petani sesuai amanat UU 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani," tuturnya.
- Advertisement -
Ridwan Kamil sepakat bahwa keamanan pangan adalah masa depan nasional dan dunia. Berkat inovasi, Jabar saat ini surplus dalam produksi padi. "Kami sudah uji coba metode baru di Jabar. Kalau biasanya 1 hektare menghasilkan 5 sampai 6 ton, dengan metode baru bisa 10 hingga 11 ton," jelas sosok yang akrab disapa Kang Emil itu.
Terkait regenerasi, Jabar sudah menjalankan gerakan dengan slogan "Hidup di Desa, Rezeki Kota". Yakni menggabungkan sektor pangan dengan digital agar anak muda mau berkecimpung di dunia pertanian.(deb/c9/bay/jpg)