JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah harus memastikan ketersediaan vaksin dalam mengatasi pandemi Covid-19 meski harus dengan cara impor. Pasalnya stok vaksin di beberapa negara di dunia juga sedang dalam kekurangan.
Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo melalui keterangan tertulisnya, Kamis (22/4/2021). Ia menegaskan agar pemerintah memprioritaskan mandiri vaksin dan tidak ketergantungan pada impor.
"Bagi parlemen sebelum kita mandiri di vaksin, kita memang mendorong agar keberadaan vaksin terutama stok harus benar-benar aman dengan mengimpor vaksin yang telah ada kesepakatan MoU dengan pemerintah serta program vaksin mandiri untuk karyawan," kata Rahmad.
Di samping itu, Rahmad mengapresiasi langkah pemerintah mendukung penelitian berbasis sel dendretik setelah adanya MoU antara Kemenkes, Kasad dan BPOM. Dia menilai, dengan terjalinnya kerja sama dalam pengembangan ini adalah sebagai tindak lanjut komitmen pemerintah terhadap penelitian berbasis sel demdritik.
"Perlu kita apresiasi negara memberikan fasilitasi terhadap penelitan berbasis sel dendretik ini," ujarnya.
Rahmad menuturkan, penelitan berbasis sel dendretik ini terus dikembangkan. Penggunaanya hanya diperbolehkan untuk pengobatan pribadi atau individu belum untuk massal. Namun demikian, kata dia, jika hasil penelitiannya ini terbukti sesuai dengan sistem imunitas, maka masyarakat lebih memilih dan mencari.
"Artinya ketika nantinya ini berhasil akan di serahkan sepenuhnya menjadi kebutuhan masing-masing individu untuk meningkatakan imunitas tubuh. Makanya konsep penelitian yang akan dilakukan adalah basenya untuk kepentingan pribadi dan bukan untuk masal," jelas anggota DPR RI, dapil Jateng V itu.
"Tapi pada akhirnya nanti akan kembali ke masyarakat bila hasilnya sangat memuaskan bila sudah selesai tentu ini akan di buru rakyat untuk membeli sendiri ketika sudah diberikan izin oleh pemerintah," ungkap pilitisi PDI Perjuangan itu.
Untuk itu, legislator asal Jawa Tengah menuturkan, dengan adanya MoU ini maka energi kebangsaan disatukan kembali untuk gotong royong menyatukan langkah melawan Covid-19. Ia berharap penelitian-penelitian model serupa bisa dicetuskan negara untuk melawan Covid-19 maupun penyakit lainnya.
"Tentu kita sambut gembira dengan adanya MoU ini tentu ini menyudahi polemik yang tidak perlu dan telah menimbulkan kontraproduktif buat mengatasi pandemi," pungkasnya.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Rinaldi