Alhamdulillah umat muslim kembali dipertemukan Bulan Ramadan 1445 H, bulan istimewa yang sangat dinanti dan selalu diharapkan dapat bertemu oleh setiap muslim yang beriman (mukmin).
Pertama-tama dalam kesempatan ini, saya selaku Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau ingin mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan bagi umat muslim di Bumi Lancang Kuning.
Puasa Ramadan adalah dustur ilahiyah untuk kemasalahan insaniyah yang akan membawa kepada kesejahteraan alam mayapada. Bulan ini penuh rahmat, berkat dan magfirah.
Aghi tu Andak Yau sedang belego-lego dekat paso sesoghang dighi ajo. Dio malas ngajak bininho, kalau ajak bini kang semuo toko, semuo kedai keno masuk. Tanyo ini, tanyo itu. Tawo sano, tawo situ. Namun membeli tidak. Andak Yau jugo tak endak ngajak anak dio. Kalau bawak anak kang sudahnyo semuo diendak, padahal kocik celana tengah ghebeh.
Alhamdulli-lah Bulan Suci Ramadan Tahun 1445 Hijriah sedang kita jalani bersama saat ini. Kita benar-benar merasa bersyukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada kita sehingga kita dapat menemui kembali bulan Suci Ramadan yang penuh berkah ini. Kita sangat yakin dengan sunnah Rasulullah SAW yang selalu kita dengar dari para mubaligh, bahwa “Barangsiapa yang menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan iman dan penuh perhitungan, maka ia akan diampuni oleh Allah SWT atas segala doa yang telah dlakukannya sehingga ia kembali suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya.”
“Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika nanti bertemu dengan Rab-Nya” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Covid-19 telah menyentak kesadaran dan kesiapan untuk aktif di era digital. Meski telah sirna, tapi dampak “abrasi kemanusiaan” begitu terasa. Sebab, tanpa sadar eksistensinya telah menggerus beberapa dimensi adab (moral) yang seyogyanya terjaga. Hampir semua dimensi interaksi yang sebelumnya face to digital tanpa ruh.
Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
Ramadan telah datang. Umat Islam di berbagai belahan dunia menyambut kedatangan Ramadan dengan suka cita. Seorang muslim dengan didasarkan kepada keimanan yang kuat melaksanakan puasa selama 29 atau 30hari. Tuhan telah menyediakan Ramadan sebagai bulan untuk membersihkan diri.
Ramadan yang sedang kita jalani saat ini sungguh sangat istimewa artinya bagi setiap orang yang diberi kesempatan oleh Allah SWT karena kita masih diberi umur dan kesempatan untuk melaksanakannya.
IBARAT sebuah kapal, masyarakat kita sedang berlayar di tengah badai. Lautan bergemuruh menggetarkan. Akan selamatkah kita sampai ke tujuan, atau kapal kita akan pecah berkeping-keping dihantam gelombang? Andai angin yang bertiup kencang itu adalah angin buritan, yakni angin yang bertiup dari belakang, sejalan dengan arah kapal, tak masalah, berarti kapal kita akan terdorong lebih cepat sampai ke dermaga tujuan. Tapi, ini badai. Jangankan badai, angin biasa saja, tak mungkin kita kendalikan arahnya, apalagi badai.
MOMENTUM Ramadan dapat mendekatkan diri maupun berbuat kebaikan kepada sesama manusia, termasuk di dalamnya meningkatkan kepedulian terhadap kaum duafa dan anak yatim.
Ramadan adalah bulan yang istimewa dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Keutamaan puasa ini antara lain adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an yang menjadi pedoman dan petunjuk bagi umat manusia untuk keselamatan di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat kelak.
Sebagai bulan yang penuh rahmat, Ramadan menjadi sarana kita dalam menebarkan kebaikan dengan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Bulan Ramadan menjadi momentum bagi kita untuk meningkatkan ibadah, seperti meningkatkan kualitas salat, membaca Al-Qur’an, berzikir, bersedekah, dan tentunya berpuasa. Di samping itu, ada juga aspek penting lainnya yang perlu diperhatikan yaitu, silaturahmi.