Minggu, 12 Mei 2024

Machasin, Dosen Prodi Doktor Ilmu Manajemen FEB-Universitas Riau

Jika Anda Ingin Jadi Pemimpin

Seorang pemimpin yang sejati adalah seorang yang memiliki kemampuan meneropong jauh kedepan, dia tidak hanya melihat masa depan yang tidak dilihat orang lain, tetapi mereka mampu melihat potensi yang belum termanfaatkan. Disamping itu nilai mulia yang mereka miliki adalah mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi dan bertransformasi.

Mereka selalu memandang orang lain dengan pikiran positif, memahami perasaan orang lain, mampu mengatur emosi pada saat yang tidak menyenangkan, selalu ingin berinteraksi secara positif terhadap lingkungannya. Ia dapat menyesuaikan diri dengan organisasi dan bukan organisasi yang menyesuaikan diri dengan pemimpinnya

Yamaha

Pemimpin dituntut untuk memiliki kejernihan hati, ketika suara hati merasakan ada hal-hal yang tidak beres dan tidak sesuai, maka manusia yang telah dikaruniai hati, akan mampu mendeteksi hal tersebut. Prinsipnya mengarahkan orang kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan, dan keberhasilan. Semua yang dilakukan terasa begitu sesuai dengan suara hati, dan cocok dengan martabat kehormatan manusia. semua begitu alami dan menjunjung tinggi harkat manusia. Untuk itu jika Anda ingin mencalonkan diri menjadi pemimpin, apapun posisi yang diinginkannya; apakah pemimpin sektor public, sektor bisnis maupun pemimpin partai politik hendaknya memperhatikan beberapa hal penting berikut.

Pertama, jangan pernah mengabaikan amanah yang mencerminkan nilai-nilai mulia yaitu melayani bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecermelangan masyarakat yang akan Anda pimpin. Kedua, Kedudukan Anda sebagai pemimpin bukanlah untuk kemapanan dan kedamaian serta kebahagiaan anda sendiri, keluarga serta kelompoknya saja. Melainkan anggota yang Anda pimpin hidup dalam kedamaian dan kemapanan.

Baca Juga:  Bahaya Filter Bubble dan Echo Chamber di Media Sosial

Ketiga, anda harus mampu memposisikan dirinya sedang menukarkan hak Anda untuk merasa nyaman bagi kenyamanan orang banyak. Keempat, Anda dituntut menomor akhirkan kenyamanan dan kenikmatan hidup anda bagi kedamaian dan kebahagiaan anggota yang dipimpinnya. Termasuk menunda istirahat demi untuk memberikan pelayanan kepada mereka.

- Advertisement -

Kelima, ia harus keluar dari comfort zones-nya, mengorbankan hak-hak pribadinya untuk menemukan keagungan dalam melayani orang lain. Kehidupan pemimpin penuh dengan pengorbanan, rela Berkorban kehilangan kenyamanan, menempatkan kepentingan mereka terlebih dahulu atas kepentingan personal. Itulah yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan pemimpin yang biasa saja.

Jika hal itu yang mengisi pikiran para pemimpin kita termasuk anda yang saat ini memegang tampuk kepemimpinan, Maka Anda akan mendapat sinar kecintaan dan menjadi pemimpin bersinar dikenang sepanjang masa. Sebaliknya jika anda hanya mengutamakan kenyamanan diri Anda beserta kaum kerabatnya, sejatinya kesantunan orang lain yang menjadi pelindung anda hanyalah sementara.

- Advertisement -

Pemimpin sejati adalah pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator dan maximizer. Mereka yang sungguh-sungguh mengenali dirinya (inner self) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management) Anda harus menyadari bahwa sebuah posisi kepemimpinan adalah posisi bagi keputusan akhir, yaitu keputusan yang harus Anda buat secara pribadi.

Baca Juga:  Indonesia Hebat Bersama Umat

Anda mesti setia kepada yang benar, dalam peliknya pertentangan berbagai prioritas dan kepentingan di organisasi yang Anda layani, Anda harus selalu ingat untuk kembali kepada yang benar. Anda mesti menyadari yang sulit itu juga berperan sebagai pemaksa agar orang kembali kepada perilaku yang benar, bagi tercapainya perbaikan dan kebaikan berikutnya. Anda diharuskan untuk melakukan yang Anda katakan, dan mengatakan yang Anda lakukan, tidak ada muslihat apa pun yang bisa Anda gunakan untuk menyembunyikan kepalsuan Anda.

Kapan lahirnya seorang pemimpin mulia? Ketika seseorang pemimpin menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, saat itulah telah lahir seorang pemimpin mulia yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Demikian gambaran kepemimpinan di negeri kita sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang mengutamakan nilai-nilai kemuliaan dari para pemimpinnya. Semoga…

Machasin, Dosen Prodi Doktor Ilmu Manajemen FEB-Universitas Riau

Seorang pemimpin yang sejati adalah seorang yang memiliki kemampuan meneropong jauh kedepan, dia tidak hanya melihat masa depan yang tidak dilihat orang lain, tetapi mereka mampu melihat potensi yang belum termanfaatkan. Disamping itu nilai mulia yang mereka miliki adalah mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi dan bertransformasi.

Mereka selalu memandang orang lain dengan pikiran positif, memahami perasaan orang lain, mampu mengatur emosi pada saat yang tidak menyenangkan, selalu ingin berinteraksi secara positif terhadap lingkungannya. Ia dapat menyesuaikan diri dengan organisasi dan bukan organisasi yang menyesuaikan diri dengan pemimpinnya

Pemimpin dituntut untuk memiliki kejernihan hati, ketika suara hati merasakan ada hal-hal yang tidak beres dan tidak sesuai, maka manusia yang telah dikaruniai hati, akan mampu mendeteksi hal tersebut. Prinsipnya mengarahkan orang kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan, dan keberhasilan. Semua yang dilakukan terasa begitu sesuai dengan suara hati, dan cocok dengan martabat kehormatan manusia. semua begitu alami dan menjunjung tinggi harkat manusia. Untuk itu jika Anda ingin mencalonkan diri menjadi pemimpin, apapun posisi yang diinginkannya; apakah pemimpin sektor public, sektor bisnis maupun pemimpin partai politik hendaknya memperhatikan beberapa hal penting berikut.

Pertama, jangan pernah mengabaikan amanah yang mencerminkan nilai-nilai mulia yaitu melayani bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecermelangan masyarakat yang akan Anda pimpin. Kedua, Kedudukan Anda sebagai pemimpin bukanlah untuk kemapanan dan kedamaian serta kebahagiaan anda sendiri, keluarga serta kelompoknya saja. Melainkan anggota yang Anda pimpin hidup dalam kedamaian dan kemapanan.

Baca Juga:  Ketika Guru Besar ‘Turun Gunung’ (Kritik pada Demokrasi Kita)

Ketiga, anda harus mampu memposisikan dirinya sedang menukarkan hak Anda untuk merasa nyaman bagi kenyamanan orang banyak. Keempat, Anda dituntut menomor akhirkan kenyamanan dan kenikmatan hidup anda bagi kedamaian dan kebahagiaan anggota yang dipimpinnya. Termasuk menunda istirahat demi untuk memberikan pelayanan kepada mereka.

Kelima, ia harus keluar dari comfort zones-nya, mengorbankan hak-hak pribadinya untuk menemukan keagungan dalam melayani orang lain. Kehidupan pemimpin penuh dengan pengorbanan, rela Berkorban kehilangan kenyamanan, menempatkan kepentingan mereka terlebih dahulu atas kepentingan personal. Itulah yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan pemimpin yang biasa saja.

Jika hal itu yang mengisi pikiran para pemimpin kita termasuk anda yang saat ini memegang tampuk kepemimpinan, Maka Anda akan mendapat sinar kecintaan dan menjadi pemimpin bersinar dikenang sepanjang masa. Sebaliknya jika anda hanya mengutamakan kenyamanan diri Anda beserta kaum kerabatnya, sejatinya kesantunan orang lain yang menjadi pelindung anda hanyalah sementara.

Pemimpin sejati adalah pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator dan maximizer. Mereka yang sungguh-sungguh mengenali dirinya (inner self) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management) Anda harus menyadari bahwa sebuah posisi kepemimpinan adalah posisi bagi keputusan akhir, yaitu keputusan yang harus Anda buat secara pribadi.

Baca Juga:  Gajah, Tungau dan Semut

Anda mesti setia kepada yang benar, dalam peliknya pertentangan berbagai prioritas dan kepentingan di organisasi yang Anda layani, Anda harus selalu ingat untuk kembali kepada yang benar. Anda mesti menyadari yang sulit itu juga berperan sebagai pemaksa agar orang kembali kepada perilaku yang benar, bagi tercapainya perbaikan dan kebaikan berikutnya. Anda diharuskan untuk melakukan yang Anda katakan, dan mengatakan yang Anda lakukan, tidak ada muslihat apa pun yang bisa Anda gunakan untuk menyembunyikan kepalsuan Anda.

Kapan lahirnya seorang pemimpin mulia? Ketika seseorang pemimpin menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, saat itulah telah lahir seorang pemimpin mulia yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Demikian gambaran kepemimpinan di negeri kita sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang mengutamakan nilai-nilai kemuliaan dari para pemimpinnya. Semoga…

Machasin, Dosen Prodi Doktor Ilmu Manajemen FEB-Universitas Riau

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari