BARCELONA (RIAUPOS.CO) – Frank Rijkaard disebut-sebut masuk kandidat sebagai pelatih Barcelona musim depan. Menurut laporan Mundo Deportivo, sejumlah staf dan mantan pemain Barcelona mendorong Presiden Joan Laporta kembali mengangkat Rijkaard sebagai juru taktik mereka.
Pelatih 58 tahun ini bukanlah orang baru di tubuh Barcelona. Rijkaard sempat menangani Barcelona dalam kurun 2003-2008.
Dalam periode tersebut, Rijkaard menghadirkan lima trofi bagi Barcelona, yang mana satu di antaranya adalah gelar Liga Champions 2005-2006. Hal itu berarti Rijkaard bertugas sebagai pelatih Barcelona di periode pertama Joan Laporta menjadi Presiden Blaugrana (2003-2010).
Secara personal, Rijkaard dan Joan Laporta mempunyai hubungan yang sangat baik. Hal ini yang membuat sejumlah pihak mendorong Laporta untuk kembali memperkerjakan Rijkaard.
Namun, ada satu kendala jika Barcelona menunjuk Rijkaard sebagai pelatih. Ditakutkan feel Rijkaard sebagai pelatih memudar, mengingat sudah cukup lama pelatih berambut ikal ini tak menyandang status juru taktik.
Selepas meninggalkan Barcelona pada 2008, Rijkaard sempat menangani Galatasaray pada 2009-2010. Kemudian dari Juli 2011 hingga Januari 2013, Rijkaard membesut Timnas Arab Saudi. Sejak Januari 2013 itulah, Rijkaard tak pernah lagi menjadi pelatih.
Sebenarnya bukan hanya Rijkaard, sosok yang masuk kandidat menggantikan posisi Ronald Koeman. Ada juga Xavi Hernandez (Al-Sadd) dan Hansi Flick (Bayern Munich).
Namun, Xavi disebut-sebut akan lebih dulu dimatangkan dengan menangani Barcelona B. Ditakutkan setelah menangani Al-Sadd langsung melanjutkan karier di tim senior Barcelona, turbulensi akan terjadi.
Sementar Hansi Flick, resmi meninggalkan Bayern Muenchen akhir musim ini. Sejauh ini, Timnas Jerman disebut-sebut calon kuat mendapatkan jasa pelatih 56 tahun tersebut.
Namun, Koeman ternyata masih berpeluang menangani Barcelona musim depan. Hal itu terjadi jika Joan Laporta gagal mendapatkan pelatih jempolan untuk menggantikan posisi legenda Barcelona tersebut.
Sumber: Mundo Deportivo/News/Daily Mail
Editor: Hary B Koriun