Delapan Besar Rasa Final

NYON (IAUPOS.CO) — Final edisi 2017–2018 dan 2019–2020 hadir dalam perempatfinal Liga Champions musim ini (2020–2021). Yaitu, Real Madrid versus Liverpool FC (LFC) dan Bayern Munchen yang kembali menantang Paris Saint-Germain (PSG). Itu berdasarkan hasil undian di Nyon, Swiss, malam tadi (19/3).

Kemenangan 3-1 atas LFC di NSC Olimpiyskiy Stadium, Kiev, pada 27 Mei 2018 menjadi gelar ke-13 Real di Liga Champions. Juga gelar ketiga secara beruntun Los Merengues bersama entrenador Zinedine Zidane. Gelar yang membuat Zidane mengundurkan diri saat itu sebagai pelatih Sergio Ramos dkk karena pelatih berjuluk Zizou itu memang sudah memenangi segalanya bersama Real.

- Advertisement -

Musim ini, Zidane mengaku kembali lapar gelar. Momen menghadapi LFC diharapkannya bisa membangkitkan spirit bahwa Real bisa memenangi Si Kuping Lebar untuk kali ke-14 musim ini.

"Itulah gunanya kami berada di sini (perempat final Liga Champions musim ini, red). Kami akan memberikan segalanya untuk itu (juara, red)," tutur pelatih 48 tahun tersebut kepada Diario AS.

- Advertisement -

Selain Zidane, kapten sekaligus bek tengah Real Sergio Ramos memiliki memori yang tak akan dilupakannya di NSC Olimpiyskiy. Yakni, insiden saat dia dianggap mematahkan lengan kanan wide attacker LFC Mohamed Salah pada menit ke-29. Salah pun harus meninggalkan lapangan dua menit berselang sekaligus melewatkan kesempatan membawa timnas Mesir di laga awal Piala Dunia 2018.

Insiden itu memang menjadikan Ramos sebagai sasaran perundungan fans LFC, bahkan tidak sedikit penggemar sepakbola secara umum. Tapi, bagi pelaku sepakbola seperti bek sekaligus kapten Juve Giorgio Chiellini, yang dilakukan Ramos justru taktik yang bagus.

"Sergio adalah (bek) yang sarat taktik. Jika Anda bermain menjadi seorang bek, Anda memiliki sembilan kali dari sepuluh kali kesempatan bisa mematahkan lengan lawan Anda," beber Chiellini.

Meski performa LFC musim ini tengah anjlok, kans Real mengulang sukses di Kiev tidak akan mudah. Sebab, seperti disebutkan Direktur Hubungan Institusi Real Emilio Butragueno, skuad Real musim ini tidak lagi memiliki sosok seperti Cristiano Ronaldo maupun Gareth Bale yang berada dalam performa terbaik mereka saat itu.

"Meski begitu, kami masih mempunyai pemain yang sudah berpengalaman menghadapi situasi pertandingan ini dan itu yang bisa jadi bekal kami," kata Butragueno kepada Real Madrid TV.

Fokus Real juga terbagi saat menghadapi LFC karena antara first leg (7/4) dan second leg (14/4), Ramos dkk menjalani El Clasico dalam jornada ke-30 La Liga di Estadio Alfredo Di Stefano (11/4).

Sementara itu, rematch final musim lalu antara Bayern dan PSG di Estadio da Luz, Lisbon, diyakini memiliki "rasa" beda. Sebab, ada Mauricio Pochettino di belakang taktik PSG. Poche menggantikan pelatih yang membawa PSG ke partai puncak di Lisbon, Thomas Tuchel, per 2 Januari lalu. Poche seolah menapaktilasi jejak der trainer Bayern Hans-Dieter Flick yang musim lalu menjabat di pertengahan kompetisi. Satu lagi, Poche punya pengalaman tampil di final Liga Champions 2018–2019. Yaitu, semasa masih menangani Tottenham Hotspur.

"Dia (Poche, red) pelatih hebat dan dia yang bisa jadi pembeda," ucap Direktur Olahraga Bayern Hasan Salihamidzic di laman resmi UEFA.(ren/c6/dns/jpg)

 

 

NYON (IAUPOS.CO) — Final edisi 2017–2018 dan 2019–2020 hadir dalam perempatfinal Liga Champions musim ini (2020–2021). Yaitu, Real Madrid versus Liverpool FC (LFC) dan Bayern Munchen yang kembali menantang Paris Saint-Germain (PSG). Itu berdasarkan hasil undian di Nyon, Swiss, malam tadi (19/3).

Kemenangan 3-1 atas LFC di NSC Olimpiyskiy Stadium, Kiev, pada 27 Mei 2018 menjadi gelar ke-13 Real di Liga Champions. Juga gelar ketiga secara beruntun Los Merengues bersama entrenador Zinedine Zidane. Gelar yang membuat Zidane mengundurkan diri saat itu sebagai pelatih Sergio Ramos dkk karena pelatih berjuluk Zizou itu memang sudah memenangi segalanya bersama Real.

Musim ini, Zidane mengaku kembali lapar gelar. Momen menghadapi LFC diharapkannya bisa membangkitkan spirit bahwa Real bisa memenangi Si Kuping Lebar untuk kali ke-14 musim ini.

"Itulah gunanya kami berada di sini (perempat final Liga Champions musim ini, red). Kami akan memberikan segalanya untuk itu (juara, red)," tutur pelatih 48 tahun tersebut kepada Diario AS.

Selain Zidane, kapten sekaligus bek tengah Real Sergio Ramos memiliki memori yang tak akan dilupakannya di NSC Olimpiyskiy. Yakni, insiden saat dia dianggap mematahkan lengan kanan wide attacker LFC Mohamed Salah pada menit ke-29. Salah pun harus meninggalkan lapangan dua menit berselang sekaligus melewatkan kesempatan membawa timnas Mesir di laga awal Piala Dunia 2018.

Insiden itu memang menjadikan Ramos sebagai sasaran perundungan fans LFC, bahkan tidak sedikit penggemar sepakbola secara umum. Tapi, bagi pelaku sepakbola seperti bek sekaligus kapten Juve Giorgio Chiellini, yang dilakukan Ramos justru taktik yang bagus.

"Sergio adalah (bek) yang sarat taktik. Jika Anda bermain menjadi seorang bek, Anda memiliki sembilan kali dari sepuluh kali kesempatan bisa mematahkan lengan lawan Anda," beber Chiellini.

Meski performa LFC musim ini tengah anjlok, kans Real mengulang sukses di Kiev tidak akan mudah. Sebab, seperti disebutkan Direktur Hubungan Institusi Real Emilio Butragueno, skuad Real musim ini tidak lagi memiliki sosok seperti Cristiano Ronaldo maupun Gareth Bale yang berada dalam performa terbaik mereka saat itu.

"Meski begitu, kami masih mempunyai pemain yang sudah berpengalaman menghadapi situasi pertandingan ini dan itu yang bisa jadi bekal kami," kata Butragueno kepada Real Madrid TV.

Fokus Real juga terbagi saat menghadapi LFC karena antara first leg (7/4) dan second leg (14/4), Ramos dkk menjalani El Clasico dalam jornada ke-30 La Liga di Estadio Alfredo Di Stefano (11/4).

Sementara itu, rematch final musim lalu antara Bayern dan PSG di Estadio da Luz, Lisbon, diyakini memiliki "rasa" beda. Sebab, ada Mauricio Pochettino di belakang taktik PSG. Poche menggantikan pelatih yang membawa PSG ke partai puncak di Lisbon, Thomas Tuchel, per 2 Januari lalu. Poche seolah menapaktilasi jejak der trainer Bayern Hans-Dieter Flick yang musim lalu menjabat di pertengahan kompetisi. Satu lagi, Poche punya pengalaman tampil di final Liga Champions 2018–2019. Yaitu, semasa masih menangani Tottenham Hotspur.

"Dia (Poche, red) pelatih hebat dan dia yang bisa jadi pembeda," ucap Direktur Olahraga Bayern Hasan Salihamidzic di laman resmi UEFA.(ren/c6/dns/jpg)

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya